8

24.6K 429 5
                                    

Waktu berlalu begitu cepat hingga setahun berlalu, kegiatan mereka masih sama seperti sebelumnya. Hanya saja kini Keira bisa memperoleh kebebasan untuk dirinya sendiri. Stevan memperbolehkan Keira untuk melanjutkan kuliahnya dengan catatan ia harus dikawal dan di antar supir kemanapun ia pergi.

Dan bila ingin bepergian diluar dari tugas kuliahnya, ia harus melayani mereka atau salah satunya diluar dari kesepakatan. Meski awalnya menentang namun hanya itu jalan satu-satunya bila ingin mendapatkan kebebasan menginjakkan kaki di luar rumah.

Dengan berat hati Keira menerima syarat dari mereka dan Keira pun juga meminta syaratnya untuk Hardy bersaudara itu, yaitu mereka hanya boleh menyentuh dirinya seminggu tiga kali.

Jelas semua menentang, terutama Stevan dan Alex, namun Alex yang begitu menentang perjanjian itu. Ia terkenal dingin di antara semuanya namun rupanya ia lah yang begitu menggilai tubuh Keira.

Bukan hanya tubuh, sejujurnya ia diam-diam jatuh hati pada gadis kesayangan mereka. Sikapnya yang tenang meski beberapa kali harus melayani mereka semua secara bersamaan juga betapa cerianya bila mereka dalam mode normal alias membebaskan Keira dari tugas melayani ranjang panas mereka.

Terutama adalah, Alex jatuh cinta saat pertama kali melihat gadis itu tersenyum padanya. Tepat beberapa jam sebelum mereka memulai aksi bejatnya.

\\\

"Kak, Keira minta ijin." Ucapnya pada Ryan yang sedang duduk membaca disofa ruang tamu mereka.

"Ijin apa, hm?" Tanyanya tanpa menolehkan kepalanya. Keira terlihat gugup, ia memilin ujung bajunya. Ryan mengalihkan pandangannya saat tak mendapatkan jawaban.

"Kei, Sayang. Kemari." Ujarnya kembali sambil menepuk paha kokohnya. Perlahan Keira menghampiri dan duduk menghadap Ryan di atas pangkuan pria itu.

Ryan memandang wajah memerah gadisnya. Ia terkekeh, padahal sudah sering kali mereka meminta Keira untuk duduk di pangkuannya dan lebih dari sekedar duduk di pangkuan. Bahkan gadis itu juga sering menunggangi mereka di atas pangkuan.

"Mau ijin apa Sayang?" Tanya lagi Ryan membenarkan rambut Keira dan menyelipkan dibalik telinganya.

Keira duduk di pangkuan Ryan dengan posisi mengangkang dan kedua tangan berada di atas bahu kokoh pria itu. Seketika ia tersentak saat merasakan ada mengganjal di bawahnya hingga membuatnya tak nyaman.

Ya, ia memang tak pernah nyaman bila sudah berdekatan dengan keempat kakak angkatnya itu. Selalu saja ujungnya adalah melayani mereka. Terlebih bila ia memiliki permintaan yang hanya akan dikabulkan bila ia setuju untuk bercinta sebagai upeti atas permintaannya.

"I-ijin pergi bersama teman Kei. Mmh." Jawabnya sambil melenguh saat tangan Ryan mulai aktif meremas gundukan kenyalnya.

"Mau kemana, hm?" Ryan dengan aktif menstimulus tubuh bagian depan Keira dengan remasan dan juga kecupan panas disekitar telinga dan leher. Titik sensitif gadisnya.

"A-ada tugas ke-kelompok dari do-dosen Kei, aah!" Keira terbata menjawab dan mendesah saat bibir Ryan menghisap lehernya dan meninggalkan tanda merahnya.

"Harus pergi, hm? Tidak bisa kerjakan sendiri?" Masih aktif bergeriliya ditambah lagi kini kedua tangannya sibuk membuka kancing piyama gadisnya dan terpampang jelas dimatanya dua gundukkan favoritnya itu yang sudah menegang pucuknya dengan cairan yang merembes.

"Na-namanya tugas kelompok jadi ha-harus berke-kelom aah pok. Mmh!" Desah Keira saat mulut bayi besar itu menghisap payudaranya yang telah mengeluarkan cairan putihnya.

Saat ini mereka hanya berdua dirumah. Ketiga saudaranya yang lain mempunyai kesibukan yang tak bisa di tinggalkan. Ryan yang tak terlalu sibuk dengan pekerjaannya bertugas menjaga dan mengawasi tuan putri mereka. Tentu saja menjaga dalam artian yang lain.

YOU BELONGS TO US (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang