.
.
Sean menatap ke arah pepohonan tinggi dari jendela yang terbuka. Sudah hampir seperempat jam ia terdiam, membuat si pemilik kamar--Fred--waswas sendiri. Apa yang sedang dipikirkan Sean setelah membaca isi pikirannya tadi? Ah, ngomong-ngomong itulah kenapa tidak ada yang mau mengumpati Sean ketika sedang berdebat. Dia akan tahu semuanya.
“Apakah penglihatanku salah?” gumam Sean yang tampaknya sedang berbicara dengan diri sendiri.
“Aku memangsa seekor burung, Sean. Ini darahnya, dan tanganku ... aku baru saja menggali tanah untuk-”
“Aku tahu soal itu,” angguk Sean tanpa menoleh sedikit pun, ia tampak masih sibuk dengan pikirannya.
“Sean, aku menyukai hadiah pemberianmu,” ucap Fred lagi meminta perhatian.
Kali ini Sean memang menoleh, tetapi tidak memberikan reaksi yang berlebih. “Aku senang mendengarnya. Oh, ada ukiran namamu di kaca bagian atas. Frederich Philip,” jelasnya yang kembali menatap keluar.
“Apakah Mike juga-”
“Benar, benar. Michael Peter,” angguk Sean menjawabnya refleks.
“Bagaimana dengan si newborn? Apakah dia-”
“Benar! Newborn!” Sean berbalik mengejutkan seraya menjentikkan jari.
“Kau membelikannya juga?!” kesal Fred.
Sean mengernyit. “Eh? Apa?”
“Pena-nya!” Fred menunjukkan kotak di tangannya.
“Oh, tidak. Aku membelikannya pena bulu dari tuan Dominique.”
“Bukankah dia memiliki toko pena terbaik di Agorá?” tanya Fred semakin menunjukkan kekesalannya.
Sean sejenak berpikir, ia mengangguk setelahnya. “Ya. Itu karena tuan Dominique memiliki pena bulu dengan stok terbatas.”
“KAK!!”
“Kenapa kau berteriak?” Sean mengerjap. “Tunggu! Kenapa kau yang balik memarahiku, anak nakal?!”
Fred mendesah diam-diam karena merasa bodoh akan tindakannya. Baiklah, ia harus bersiap bahwa Sean akan mengomelinya. Ini tentang Damien.
“Kenapa kau-”
Ucapan Sean terpotong begitu saja kala pintu kamar dibuka paksa, menunjukkan Matt yang berdiri di ambangnya dengan wajah kesal. “FRED!!” bentaknya kemudian kembali menutup pintu dengan kasar.
“Tunggu! Apa urusanmu?” Sean menghadang lebih dulu sebelum Matt menerjang. Fred hampir ingin mengumpat di balik tubuh Sean.
“Dia harus menjawab pertanyaanku! Minggir!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Canistopia
FantasySebuah dunia yang tidak akan pernah dimengerti oleh kaum manusia namun nyata adanya. July/2020 DON'T COPY MY WORK!