.
.
Damien duduk di ranjang seraya menatap ke langit dari jendela yang terbuka. Ia mengingat-ingat bagaimana perubahan Sean yang dikenalnya baik dan ceria menjadi pemarah seperti tadi. Kenapa dia terlalu keras pada Mike dan Fred? Lalu kenapa Matt ada di sana? Setelah dia berlari dari kamarnya sendiri, juga setelah memberikan obat untuknya. Kenapa?
“Kau tidak apa-apa?”
Sebuah suara menginterupsi, membuat Damien menoleh ke arah sumbernya. “Oh, Chris?”
“Kau tahu kenapa Sean sangat marah?”
“Tidak.” Damien menggeleng jujur.
“Lalu, apakah tahu alasan kenapa tubuhmu merasa kesakitan?” Pertanyaan Chris yang selanjutnya membuat Damien terdiam tak paham. “Ah, Matt memberitahuku kalau kau menemuinya. Kau tiba-tiba merasakan sakit, lalu bertanya padanya apakah ini efek newborn atau bukan.”
“Oh, itu benar,” angguk Damien. “Matt mengatakannya?”
“Ya. Dia sudah menceritakan hal itu padaku dan Daves.”
“Tapi dia belum menjelaskan kenapa aku merasakan sakit. Matt hanya memeriksaku sekilas, memberikan obat pereda nyeri, lalu pergi keluar terburu-buru. Saat aku mencarinya, ternyata dia ada di kamar Fred. Lalu-”
“Kau melihat keributan,” sela Chris. “Ya, benar.”
“Kenapa mereka menyalahkanku atas keributan yang terjadi?” tanya Damien penasaran sekaligus ingin protes.
Chris melipat kedua tangannya. Ia berjalan ke tepi jendela kemudian beralih pada lawan bicaranya. “Rasa sakitmu itu bukan karena efek newborn. Fred-lah yang membuatmu begitu.”
“Fred?!” Damien membulatkan matanya tak percaya.
“Mm ....” Chris mengangguk. “Tampaknya Sean melihat itu dari diri Fred. Dia melihat anak itu menggunakan pain illusion-nya padamu.”
“P-pain illusion?” desis Damien seraya menunduk bingung, seolah lantai kamarnya lebih menarik daripada harus menatap wajah Chris.
“Entah sudah dijelaskan atau belum, namun Fred bisa menyerang orang lain hanya dengan tatapannya.”
“Ah ....” Damien mengangguk kecil. “Semarah itukah dia padaku?”
“Jangan menyinggung perihal orang tua Fred sebelum dia bersedia cerita padamu tanpa diminta.” Chris memperingati.
“Bagaimana dengan kalian? Kalian semua tahu tentangnya? Lalu apa arti ‘keluarga’ di kastil ini, Chris? Bukankah aku bagian dari kalian juga?” Damien mendongak dengan wajah yang terlihat kesal.
Chris menggaruk keningnya yang tidak gatal. “Tidak begitu detail terkecuali Sean. Mereka berdua berasal dari Pirenia, sama seperti keluargamu yang asli. Saat itu terjadi pertumpahan darah di sana. Kupikir itu membuatnya trauma. Kuharap kau mengerti.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Canistopia
FantasySebuah dunia yang tidak akan pernah dimengerti oleh kaum manusia namun nyata adanya. July/2020 DON'T COPY MY WORK!