Canistopia - XV

1.8K 382 97
                                    

.

.

Selain Sungai Rhein, Samudera Atlantik, dan Laut Tengah, perbatasan alami Perancis juga terdiri dari dua pegunungan yang tinggi, antara lain; Pegunungan Pirenia dan Pegunungan Alpen.

Pirenia terletak di Eropa Barat Daya yang membentuk perbatasan antara Perancis dan Spanyol. Sementara Alpen merupakan pegunungan besar yang membentang dari Austria dan Slovenia di timur, melalui Italia, Swiss, Liechtenstein, dan Jerman, sampai ke Perancis di bagian barat. Lalu Chamonix? Merupakan sebuah kota yang terletak di kaki gunung Mont Blanc yang juga bagian dari Alpen, tepatnya perbatasan antara Perancis dan Italia.

Di saat musim panas, kota Chamonix merupakan tempat yang tepat untuk para pendaki melakukan hiking, atau bahkan bagi para penggemar sepeda gunung. Kota ini juga disebut-sebut sebagai salah satu destinasi wisata yang terkenal berbahaya dan memacu adrenalin, seperti; ice climbing, rock climbing, paragliding, dan banyak lagi. Sementara di musim dingin, kota tersebut dikenal sebagai tempat ski tertua di Perancis dan surga bagi pemain ski kelas dunia di lereng ekstrim.

Berbicara soal Alpen, di sanalah mereka berada sekarang. Daves memimpin kawanannya sejak siang tadi untuk menyusuri tumpukan salju yang hampir menutupi pegunungan. Melewati keramaian para wisatawan, kemudian beralih ke jalan setapak yang sepi dan jarang dilalui oleh siapa pun.

Salju hari ini belum terlihat tebal dan suhu juga tidak terlalu ekstrim. Meski begitu, kulit pucat Chris terlihat berwarna merah muda dari biasanya, terutama di sekitar hidung. Mike yang tidak begitu senang akan salju, sesekali menggumamkan sesuatu hingga membuat Fred jengkel, sementara itu Sean terkekeh menanggapi. Di paling belakang terdapat Damien, kemudian Matt yang sibuk menenteng barang-barangnya. Tampak terlihat lebih banyak dan lebih berat daripada anggota yang lain.

Damien menghirup udara dingin seraya mengeratkan syalnya di leher. Sesekali ia berpikir tentang kehidupan di Perancis yang akan ditinggalkannya. Sekalipun anggota lain akan berkata bahwa ia bisa kembali untuk berkunjung kapan saja, namun semuanya sama sekali tidak sama. Terutama nanti, setelah ia tahu fakta tentang keluarga asli yang selama ini telah meninggalkannya hingga harus hidup bertahun-tahun bersama Nicholas.

Matt yang memperhatikan sedari tadi, membuat Damien sadar kemudian menoleh. Ia tertawa kecil saat Matt menaik-turunkan kedua alisnya beberapa kali dengan wajah konyol kemudian mendengus. Semakin mereka naik, semakin tinggi pula jarak pandang mereka dari atas tebing ke arah bawah. Sean meringis mengingat bagaimana ia pernah jatuh dulu sehingga beringsut pergi dari tepian.

Matahari sore terlihat cerah menghiasi langit dan awan yang perlahan memudar entah kemana, membuat burung-burung terlihat jelas saat mengepakkan sayapnya untuk terbang meninggi. Fred dan Mike bersamaan menatap semua itu dengan pikiran yang berbeda-beda.

Beberapa kali Daves bertanya untuk sejenak berdiam diri di satu titik dan beristirahat, namun tidak ada yang berminat soal itu. Mereka hanya berpikir bahwa tiba dengan segera di tujuan adalah pilihan yang tepat. Sean tersenyum seraya mengeratkan mantelnya seusai membaca emosi tiap-tiap anggota terkecuali Damien.

Terkadang ia khawatir sendiri karena masalah ini. Mengawasi orang baru adalah tugasnya, tetapi soal si-Newborn-Damien bukanlah perkara mudah. Pasalnya manusia memiliki emosi yang sering berganti, dan menurutnya itu sesuatu yang sulit ditebak. Terkecuali orang yang melakukan itu adalah seorang psikolog dan ahlinya, mungkin saja.

Mata Mike menyipit kemudian jalan lebih cepat ke depan. “Sebentar lagi kita sampai ‘kan, Daves?” tanyanya, membuat yang bersangkutan refleks menoleh.

“Oh, Mike,” sahut Daves. “Ya. Tidak seberapa jauh,” jawabnya seraya mengangguk.

Damien menggembungkan pipinya sementara kakinya terus berusaha menapaki tanah. Ia berpikir kenapa tidak melakukan shifting saja? Stamina seorang manusia dan wolf tentulah tidak sama.

CanistopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang