BONUS PART I

20 9 14
                                    

Bila ada luka yang lebih sakit dari pada sebuah pengkhianatan, itu pasti ketika lo ninggalin gue.

-Noel


__________

Noel terperosot ke tanah dan menangis histeris. Seketika kabut hilang digantikan langit yang begitu cerah.

"LILY!!!"

Tak hanya Noel, semua orang yang melihat peleburan Lily meraung-raung memanggil namanya.

Mereka sudah kehilangan Lily. Sosok anak yang sangat ceria, cerewet tapi tulus. Penyesalan Ardo pun semakin besar.

Bagai sihir, dalam sekejap mereka semua kembali ke rumah masing-masing. Bintang itu sudah tidak ada dan tidak akan terlihat lagi sebab Lily sudah pergi. Tinggallah mereka yang ditinggalkan bergulat dengan rasa kehilangan.

Tentu, tidak ada yang baik-baik saja dengan yang namanya kehilangan dan perpisahan. Noel saat ini dipeluk Gayu dengan sangat erat. Adiknya itu pun merasa kehilangan yang sama.

"Kak, tenang."

Noel menggeleng kuat dalam pelukan Gayu. "Aku mau Lily!"

Gayu pun semakin menangis melihat keadaan Noel. Tidak pernah dia melihat Noel selemah sekarang.

"Kak Lily gak akan suka kakak sedih kayak gini. Dia pasti mau kakak hidup dengan baik."

"Gimana caranya? Kalau hidupku berjalan baik karena dia," lirih Noel.

Gayu terus mengelus punggung Noel memberi ketenangan. Karena pemuda itu menangis seperti orang yang habis dihajar.

"Semua akan baik-baik aja, Kak."

_______

Tak ada yang bisa dilakukan setelah kepergian Lily. Baru dua hari, tetapi serasa dua tahun. Noel dan Maluka menjalani hidup bak mayat.

Pergi dan pulang sekolah tanpa ekspresi. Mengikuti pelajaran tanpa semangat. Apalagi mata Noel terus terpaku pada bangku Lily yang kosong.

Mereka sudah memohon pada pihak sekolah agar bangku Lily tetap dikosongkan. Sesekali Noel berhalusinasi Lily tersenyum padanya. Dia sangat rindu.

Sepulang sekolah dia kembali mengunjungi Disneyland. Mencoba wahana yang pernah mereka naiki sebelumnya. Tapi tetap tanpa ekspresi. Yang ada dia semakin rindu.

Besok adalah hari ritual pemurnian jantung Gayu. Dengan jantung Lily sebagai penawarnya. Noel sangat tidak siap. Dia tidak bisa menahan diri ketika melihatnya. Bayang-bayang Lily akan terus muncul dan membuatnya semakin merindukannya.

Noel kini duduk di sebelah penjual gulali. Gulali itu mengingatkannya pada Lily.

"Kenapa sendiri?" tanya sang penjual.

"Hm?"

"Kemarin aku lihat kau bersama pacarmu," lanjutnya lagi.

"Sudah tiada."

Penjual itu tersenyum. Kemudian dia memberikan satu gulali besar berbentuk hati. "Dari pacarmu, Lily."

Noel membeku saat penjual itu menyebut nama Lily. Detik berikutnya dia tertawa. "Dia sudah mati. Jangan menghiburku dengan omongan palsu."

"Sebelumnya, waktu kalian ke sini dia menitipkan pesan. Aku harus memberikan gulali ini padamu. Dan kau harus menerimanya atau dia-"

Tanpa menunggu penjual itu menyelesaikan kalimatnya, Noel langsung mengambil gulali dan memakannya. Tak peduli lagi, dia benar-benar rindu. Dan mungkin ini bisa mengobati rasa rindunya.

MikrokosmosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang