☆ MEMORY ☆

39 13 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"LO BENERAN NONJOK DIA?"

Hampir saja gendang telinganya pecah mendengar lengkingan gadis berhodie ungu itu. Kebiasaannya selalu heboh ketika Lily menceritakan kejadian yang menimpa dirinya. Bak mendengar kabar dating dari idol kesayangan saja.

"Mulut lo bisa dikontrol nggak, sih? Capek gue ke dokter THT mulu!"

Gisha hanya menyengir kuda. Mau bagaimana lagi? Memang begitulah seorang Gisha. Heboh, lebay, berisik, dramatis, dan suka melebih-lebihkan sesuatu. Meskipun begitu, entah mengapa Lily tetap berteman dengannya. Terkadang Lily heran juga.

"Terus tuh cowok gimana?"

"Remuk tangannya."

Gisha sontak memukul lengan Lily. "Lo sih! Cowok ganteng itu dipacarin, malah dihantam gila!"

"Kok lo mukul gue? Yang salah dia ya gue hantamlah enak aja!"

"Memangnya gimana sih kronologisnya? Diri ini kepo sangat."

Lily mengembuskan napas kasar. Lalu, menceritakan kejadian yang sebenarnya. Dimulai dari Arga yang menghina Noel sampai memukulnya. Namun, Gisha malah terfokus pada satu sosok.

"Tunggu ... yang lo bilang kayak anime hidup itu, temen sekelas lo?"

Lily mengangguk santai sambil memakan camilan yang disediakan oleh Gisha. "Mirip Taehyung."

"APA!" pekik Gisha dengan luar biasa kerasnya.

Kan? Heboh lagi.

Karena kesal telah berulang kali menjerit, Lily mrngambil camilannya segenggam tangannya dan memasukkan ke mulut Gisha paksa. "Nih makan! Makannn!!!!"

Gisha gelagapan karena tidak bisa bicara. Ia menyemburkan isi mulutnya ke wajah Lily. Namun, Lily segera menamparnya.

"Muka gue setan!"

Tinggal sisa sedikit baru Gisha mengunyah dan menelannya. "Seriusan mirip V? Jodoh gue?"

"Pulang aja deh gue. Males cerita sama lo. Heboh!"

Hendak turun dari ranjang, dengan sigap Gisha mencegah Lily dan merayunya untuk tetap di kamarnya, menceritakan soal Noel yang katanya mirip personel BTS itu.

"Jangan dong! Iya janji gue nggak heboh. Beneran-beneran. Please ...."

Lily mengembuskan napas pasrah. Tiba-tiba terbesit sebuah ide di kepala gadis cantik itu. Ia membenarkan posisi duduknya, lebih dekat.

"Jadi, dia itu ganteng banget. Rambut sama warna matanya abu-abu. Terus dia kayak badboy di novel-novel itu loh! Pokoknya ... euh!! Best lah!" cerita Lily dengan diikuti pergerakan seperti sedang mendongeng. Gisha pun ikut terhanyut dalam ceritanya.

MikrokosmosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang