Tubuh Lily meremang hebat melihat jembatan yang kini sudah ada di depan mereka. Benar-benar memanipulasi. Karena tampak besi sangat kokoh, tetapi saat Maluka mencoba meletakkan tangannya, jembatan itu berubah menjadi kertas dan robek di bagian yang Maluka sentuh.
Namun, setelahnya jembatan itu kembali memanipulasi lagi dengan kembali ke wujud seperti besi.
"Selain kompetisi, ada pula jembatan manipulasi." Lily tidak habis pikir.
"Panjang jembatannya kira-kira seratus meter. Kita semua harus bisa tahan napas dan lari sekencang-kencangnya. Bisa, kan? Gue mohon bisa. Di dasar sana ada buaya."
Lily ingin sekali mencakar wajah Maluka yang terus-terusan menakutinya. "Lo bisa diam gak? Gue takut!"
"Gue cuma kasih tau, Ly," balas Maluka membela diri.
Noel tiba-tiba mengambil ancang-ancang untuk berlari. "Gue duluan, jadi di sana gue bisa nangkap kalian biar gak jatuh atau nabrak batu atau nabrak pohon karena lari kencang."
Sebelum berlari, Lily memegang lengan Noel. "Ini beneran bisa?"
Noel menganggukkan kepalanya. "Jangan takut. Yakin aja kalau bisa. Pasti bisa."
Lily memejam sambil menundukkan kepala. Bohong bila tidak takut. "Oke. Lo hati-hati."
Noel bersiap untuk berlari. Dia memejam dan menarik napas dalam-dalam. Kemudian secepat yang dia bisa dia berlari sambil menahan napas.
Mungkin karena laki-laki, entahlah yang jelas Noel berhasil melewati jembatan meskipun lututnya harus menatap batu besar sampai mengeluarkan darah.
Maluka menjadi orang kedua yang mencoba dan dia juga berhasil walaupun setelahnya dia lemas sampai hampir pingsan karena terlalu lama menahan napas dibarengi kencangnya berlari.
"L-lo jangan coba-coba kasih napas buatan. G-gue masih mau hidup."
Noel mengernyit heran. Apa maksudnya? "Gue gak mau juga kali. Udah lo rebahan dulu. Nih minum."
Setelah itu, ia berfokus untuk menunggu Lily. "LILY CEPETAN!"
Sedangkan di tempatnya berdiri. Lily masih membeku di tengah ketakutannya. Takut kalau-kalau dia menarik napas secara tiba-tiba. Menyadari itu, Noel berteriak lagi.
"LY TUTUP MATA LO. LARI SEKENCANG-KENCANGNYA, TAHAN NAPAS ANGGAP LO LAGI NAPAS."
Lily menarik napas dalam-dalam. Kemudian mengikuti saran Noel. Dia melakukan semuanya dengan keberanian yang minim. Di dalam pikirannya hanya nanti dia akan ditangkap Noel, di ujung sana ada Noel, Lily jangan takut!
Lily merapalkan itu sambil berlari, dan tiba-tiba dia menabrak tubuh seseorang tanpa sadar, hingga mereka berdua tersungkur. Ternyata itu tubuh Noel, dan dia berhasil melewati jembatan itu.
"Buka mata."
Itu suara Noel. "G-gue belum ke surga, kan?"
Noel terkekeh. "Udah yakin bakal masuk surga?"
Spontan Lily membuka mata dan mencupit pipi Noel kuat-kuat. "LO NGESELIN YAAAA!!"
"AW-AW IYAA AMPUN!!"
"HEH GUE BILANG APA? JANGAN ROMANTIS-ROMANTISAN!" Maluka yang sudah pulih bangkit dan berteriak.
Lily bangkit dari atas tubuh Noel. Awalnya dia kesal, tetapi saat melihat Noel meringis Lily jadi cemas. "Eh lo kenapa?"
Setelah membantu Noel duduk, barulah terlihat memar yang ada di punggungnya karena Noel terjatuh tadi saat menangkap Lily ada batu.
"LO KOK GAK BILANG SIH? ITU PUNGGUNG LO MEMAR," teriak Lily saat membuka baju belakang Noel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mikrokosmos
FantasyAjaib adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan kisah Lily Sunrise. Dia tidak pernah menyangka bahwa dirinya bukan manusia biasa. Dia punya kekuatan super yang berasal dari sejarah rahasia keluarganya. Lily melihat dunia yang berbeda, kejam...