[Tekan bintang di pojok kiri sebelum atau sesudah membaca^^]
Ibu akan pulang dua minggu lagi. Tapi aku terus memaksanya untuk menyuruh dua bersaudara ini pulang ke habitat.
Bukan mengapa. Aku tak mau ketenanganku hancur karna mereka. Mungkin aku masih menerima Haruto. Tapi Yoshi...
Aih, aku tak mau membahas lelaki menyebalkan itu.
Hari ini minggu. Aku membuat janji dengan Jaehyuk dan Chenle untuk pergi bersama nanti. Kami akan menghabiskan hari diluar.
"Mashi! Cepatlah" teriak Chenle. Aku segera mengenakan sweater biru ku dan berlari turun ke bawah.
"Ayo!"
Sepanjang perjalanan, Chenle dan Jaehyuk terus melemparkan candaan. Bahkan beberapa pejalan kaki dan pengunjung tampak terganggu dengan suara tawa Chenle yang melengking.
"Chenle! Pelankan suaramu" peringatku. Chenle kemudian menghentikan tawanya dan mendengus.
"Sejak sebulan lalu kau berlaku aneh, Mashi. Biasanya kau akan ikut tertawa dengan kami. Tapi sekarang kau malah menyuruh kami diam" gerutunya.
Benarkah? Aku berubah sebanyak itu?
"Chenle benar. Sejak kau bilang ada anak baru di kelas yang bernama Asahi itu, kau menjadi pendiam dan sering berbicara sendiri" sahut Jaehyuk.
"Asahi? Memangnya di kelas kita ada anak Jepang selain Mashi?"
"Itulah makanya aku mengatakan Mashiho aneh"
"Tapi aku tidak aneh. Benar benar ada anak baru di kelasku. Bahkan rumahnya berada tepat disamping kamarku. Setiap berangkat sekolah, aku dan dia selalu bersama. Begitu pula ketika pulang" bantahku.
"Kau sakit, Mashi. Kau perlu ke dokter"
"Aku tidak sakit!" Teriakku kesal.
"Aku akan mengatakannya pada bibimu. Kau perlu diperiksa"
"Tapi aku tidak sakit..." lirihku.
-jodohnyafullsun