[Tekan bintang di pojok kiri sebelum atau sesudah membaca^^]
Ya, seperti yang Haruto bilang kemarin. Dia mengantarku ke sekolah. Sekarang kami sedang sarapan. Haruto bilang, setelah ia mengantarku ia akan pergi membeli cemilan sekaligus jalan jalan keliling kota bersama teman Korea nya. Maklum, ia bukan anak sini.
"Haruto!"
"Iya sebentar, celana dalamku hilang!"
"Aish, kalau begitu aku sendiri saja. Uang jajanmu sudah aku letak di meja makan. Bye!"
Tak ada sahutan. Aku pergi keluar dari rumah. Dan seperti biasa, Asahi sudah berdiri di depan rumahku. Tentu saja dengan tatapannya yang datar dan terkesan dingin.
"Mashi..." panggilnya.
"Kenapa?"
"Kau yakin tak mau berobat?" Pertanyaan yang Asahi lontarkan membuatku emosi. Sudah berapa orang yang mengatakan aku sakit?! Padahal dengan jelas mereka lihat aku baik baik saja.
"Tapi aku tidak sakit, sahi! Aku sehat!" Bentakku. Asahi tak merespon.
"Kau...kau benar benar harus berobat. Aku mohon"
Deg
Asahi memohon denganku. Tak ada lagi mimik wajahnya yang datar. Ia memelas dengan wajah khawatir. Sebenarnya ada apa sih?
"Tapi... aku.tidak.sakit!" Ujarku geram.
"Mashi..."
Aku membalikkan badan. Haruto sudah berdiri di depan pintu rumahku.
"Kau...berbicara dengan siapa?" Tanya Haruto kemudian. Menyebalkan. Padahal jelas jelas aku sedang mengobrol dengan Asahi.
"Asahi! Siapa lagi kalau bukan dia?!"
Wajah Haruto berubah kaget. Ia menatapku kasihan.
"Apa?! Mau mengatai aku sakit juga? Mau menyuruhku berobat?"
"Tapi Mashi, sepertinya kau harus berobat" ucapnya. Alisku menukik. Wajahku memerah menahan marah.
"Karna tak ada siapapun disini selain kau dan aku"
Hei?
Apa maksudnya?
Jelas jelas Asahi berada tepat disampingku.
-jodohnyafullsun
Next?