Glow Up

1.6K 131 321
                                    

Mashiho dan Haruto itu udah berteman sedari kecil. Maklum, faktor bertetangga. Mereka beda tiga tahun, tapi untuk tingkat sekolah cuma beda dua tingkat karena Haruto yang ngebet ingin segera bersekolah.

Saat itu Mashiho berusia delapan tahun, kelas 2 SD. Mashiho kecil punya banyak teman di sekolah sejak ia masuk TK dulu, semua orang pasti akan menyukainya karena ia imut.

Sedang Haruto masih berada di jenjang Taman Kanak-Kanak. Haruto anak yang pendiam, dia gak bisa bergaul dengan mudah. Jadi, Haruto nyaris gak punya teman di sekolahnya kalau seorang anak bergigi kelinci dengan kacamata bulat bernama Jeongwoo gak ada disana.

Sepulang sekolah, Haruto selalu tunggui Mashiho di depan teras rumahnya. Kan' jadwal pulang anak TK dan SD berbeda. Haruto kecil selalu menunjukkan dan menceritkan apa saja yang ia pelajari di sekolah pada Mashiho. Iya, dia cuma nyaman bersikap terbuka pada Mashiho.

"Kak, aku hebat kan? Udah bisa matematika! Aku ngerjain paling cepet tadi, tapi waktu istirahat, temen-temen di kelas malah marah, katanya aku jahat karena ngerjain lebih cepet, harusnya nungguin mereka. Memang gitu ya Kak?" siang itu, Haruto berceloteh pada Mashiho. Lengkap dengan wajah yang sudah tercoreng spidol berbagai warna.

"Kamu gak jahat. Merekanya aja yang lambat dan gak sepinter kamu. Terus wajahmu ini mereka yang corat-coret?" tanya Mashiho sambil mengelus pipi Haruto.

"Iya, katanya hukuman buat aku" Haruto mengatakannya dengan kelewat enteng.

Hari itu Mashiho berusaha beri pengertian pada Haruto bahwa dia gak boleh biarkan teman-temannya bersikap begitu. Bahwa Haruto, hebat karena bisa lebih unggul dari teman-temannya.

.
.
.
.
.

Haruto dan Mashiho gak masuk di SD yang sama. Orang tua Haruto ingin putra mereka bersekolah di sekolah internasional. Haruto cukup sedih karena harapannya buat satu sekolah dengan Mashiho harus ia kubur dalam-dalam, ia bukan pembangkang.

Mashiho yang berusia dua belas tahun, sudah duduk di kelas 6 SD. Ia semakin bersinar saja, di sekolah hampir semua orang mengenalinya. Betapa tidak? Mashiho ini social butterfly, belum lagi ia seringkali mengikuti berbagai klub.

Beda lagi dengan Haruto yang semakin menarik diri dari sekitarnya. Kala itu dia kelas 4, tapi lingkungan sekolahnya begitu keras. Semua orang lakukan berbagai cara untuk ada di posisi teratas. Maka dari itu, gak ada satupun pertemanan tulus yang terjalin disana. Haruto pun gak perduli, yang penting ia bersekolah in a proper way. Dia gak mau bikin orang tuanya kecewa.

Sore itu Haruto hendak mampir ke rumah Mashiho seperti biasa. Tapi ia lihat Mashiho bersama seseorang disana, lebih tinggi darinya juga Mashiho, dimple menghiasi pipi anak itu.

"Ruto? Sini-sini, kenalan yuk sama temenku" katanya dengan semangat. Mashiho akan senang jika kedua temannya itu saling mengenal.

Haruto melangkah mendekati Mashiho dan teman tinggi berlesung pipitnya itu.

"Nah, Soobin ini Haruto, tetangga dan temen aku dari kecil. Haruto, ini Kak Soobin, dia temen sebangku Kakak"

Soobin ulurkan tangannya, berniat untuk menjabat tangan Haruto, berkenalan. Tapi Haruto malah tatap dia sinis. Haruto gak suka ada yang ganggu waktunya dengan Mashiho. Haruto gak suka Soobin.

Dear MashihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang