The X-man

1.6K 125 142
                                    

Keduanya udah berteman sedari kecil. Biasa, faktor bertetangga. Mana lagi mereka selalu menuntut ilmu di sekolah yang sama.

Dobby dan Massy.

Begitu panggilan mereka di sekolah, dengan nama asli Doyoung dan Mashiho. Kemana-mana nempel terus kayak amplop dan perangko. Juga, keduanya sama-sama merupakan orang yang digilai warga sekolah.

Namun tentu dengan sifat yang berbeda. Sepasang sahabat itu gak selalu dua orang yang punya kepribadian relate to each other dan satu server kan? Ya kayak Doyoung sama Mashiho ini.

Doyoung yang kalem dan Mashiho yang terlampau aktif. Doyoung memang dikenal punya pesona layaknya pangeran. Setiap pergerakannya seolah sudah dilatih dan buatnya terlihat sangat indah dan elegan. Sedangkan Mashiho, anak ini ceroboh, tapi sangat menggemaskan. Bawel sekali, rasa-rasanya kalau ada di sekitar Mashiho kita gak akan mengenal apa itu 'sunyi'.

"Dobby, nanti mau makan siang bareng?"

Ah, itu Park Jeongwoo. Tetangga kelas mereka yang manis dan terkenal punya keahlian vokal yang luar biasa.

"Oh? Boleh kok. Gak masalah kan Massy?"

Ditatapnya Mashiho yang masih sibuk mencatat materi di papan tulis. Ia berhenti sebentar dari kegiatannya dan alihkan fokus pada Doyoung dan Jeongwoo. Lantas tersenyum dengan sangat lebar.

"Boleh dong! Tenang Woo, nanti Dobby yang traktir hahahah"

Jeongwoo tentunya ikut tertawa karena ucapan Mashiho. Doyoung sih cuma geleng-gelengkan kepalanya. Gak apa, mentraktir dua orang gak bikin dia jatuh miskin kok.

Siang itu mereka betul-betul makan siang bertiga. Walau disini terlihat sekali bahwa Jeongwoo berusaha menarik perhatian Doyoung. Dia terus-terusan mencari topik yang kira-kira bisa dibicarakan dengan lelaki Kim itu.

Mashiho sendiri hanya menimpali sesekali. Dia kalau udah makan memang selalu fokus dengan makanannya.

"Umm, Dobby.."

Doyoung taruh sendok dan garpunya secara terbalik di atas piring yang sudah kosong tanpa sisakan secuil makananpun itu. Lalu meletakkan kedua lengannya bersilang di atas meja, duduknya tetap tegak. Ia tatap Jeongwoo dengan senyum kecilnya.

"Iya ada apa Jeongwoo?"

Jeongwoo gak bisa untuk gak memerah begitu mendengar suara halus milik Doyoung yang melontarkan namanya.

"Itu, minggu ini kamu kosong gak? A-aku mau ajak jalan, tapi... kalau sibuk gak apa-apa kok aku gak mas-"

"Aku kosong. Ayo jalan, mau kemana?"

Jeongwoo menggigit bibir bawahnya, menahan senyuman.

"Nanti aku kasih tau di chat. Makasih ya Dobby, aku duluan. Massy, duluan ya!" ujarnya dengan ceria.

Mashiho melirik Doyoung degan tatapan menggoda, "Cieee nge-date nih ceritanya?" katanya sambil mencolek usil pipi berisi milik Doyoung.

Yang diperlakukan begitupun tersenyum.

"Jeongwoo manis juga ya Mashi? Do you think he is good enough?"

"Good enough for what nih??"

"Apa lagi? Kalau dia bisa bikin aku nyaman, aku bakal coba deketin dia"

Mashiho terlihat berpikir sejenak. Dahinya berkerut dalam seakan tengah meikirkan beban negara. Doyoung menatap malas sahabatnya itu, lalu jarinya tergerak untuk mengusap kerutan di dahi Mashiho yang kemudian menghilang.

"Kamu jawab pertanyaan kayak gini aja mikirnya keras banget?"

Yang lebih kecil merengut lucu.

"Ih Dobbyyyy, ini tuh menyangkut hati kamu! Aku gak mau ya sahabat aku dapetin orang yang salah, kamu nih gak ngerti banget deh kalau aku lagi berusaha jadi sahabat yang baik, huh!"

Dear MashihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang