Beautiful Sin (1)

1.6K 147 226
                                    

Sore ini Mashiho udah stand by di depan rumahnya dengan hoodie ungu dan jeans biru cerahnya sambil ayun-ayunkan kakinya yang memang gak sampai nyentuh lantai saat duduk di kursi itu. Matanya berbinar cerah. Ada apa gerangan sih?

Hari ini adalah hari Sabtu. Malam minggu. Mau nge-date dong Mashiho. Emang kalian? jomblo, fujoshi lagi, paling cuma mojok di kamar sambil baca fanfic bxb.

Eh tapi bisa dibilang nge-date gak ya? Soalnya yang ajak Mashiho jalan itu,

"Adinda Shiho, kakanda Haru sudah sampai untuk menjemputmu~"

Watanabe Haruto, sahabatnya dari zaman zigot. Tapi kadang orang-orang gak percaya kalau mereka sebatas sahabat. Mana ada sih sahabat yang dengan gak tahu malunya suka ndusel-ndusel depan umum, kecup sana-sini, belum lagi perlakuan mereka buat satu sama lain itu kelewat soft buat dibilang sebatas sahabat.

"Haru alay. Ayo ah, Mashi gak sabar pengen beli aromanis pasar malem!" ditariknya lengan Haruto menuju motor vespa hijau kesayangan pemuda Watanabe yang diberi nama Asep, katanya nama itu kedengeran keren.

Haruto berikan helm bogo warna putih pada Mashiho. Dia sendiri pakai yang warna hitam.

"Peluk aku ya Shi" ujarnya kala sudah siap untuk melaju.

Mashiho mendengus, kebiasaan banget emang si kerdus satu ini. Gak tahu apa kalau Mashiho suka baper sama segala afeksi remeh yang entah betulan atau main-main itu?

"Gak perlu. Pasar malemnya deket, emang Haru mau ngebut?"

"Ya enggak, aku gak akan ngebut kalo bawa kamu. Peluk aja sih, biasanya juga gitu"

Sayangnya perkataan Haruto memang benar. Kalau boncengan sama Haruto, pasti Mashiho bakal peluk dia. Dan pada akhirnya Mashiho letakkan lengannya di sekeliling pinggang hingga perut semi ber-abs milik Haruto itu.

"Ikan hiu makan tomat, berangkaaatt!"

Lantas motor klasik berwarna hijau yang meneduhkan itupun mulai melaju. Membawa kedua insan itu ke pasar malam yang tadi sudah disinggung-singgung oleh si tokoh utama.

Cuma butuh waktu 10 menit buat sampai di tempat tujuan. Kan Mashiho udah bilang, kalau pasar malamnya dekat.

Usai parkirkan motornya, mereka masuk ke area pasar malam yang udah cukup ramai. Mashiho udah tunjukkan raut gembiranya saat lihat banyak permainan ala pasar malam. Pasalnya memang baru kali ini ada pasar malam lagi di daerahnya setelah sekian lama.

"Haru main itu! Aku mau bonekanya, ya ya ya??" Mashiho keluarkan jurus memelasnya. Yang tentu aja gak akan bisa ditolak Haruto.

Semalaman itu mereka habiskan waktunya untuk main nyaris semua permainan yang ada. Atau lebih tepatnya Haruto aja sih, tujuannya apa lagi kalau bukan untuk memenangkan hadiah buat sahabat manisnya. Mashiho udah menenteng beberapa barang di tangannya, hasil perburuan Haruto.

"Capek gak nih tuan pangeran?" tanya Haruto sambil usak pelan surai hitam Mashiho.

Yang ditanyai mengangguk sambil mencebik, "Pegel Haru, duduk yuk? Tapi Mashi pengen beli aromanis dulu yaa?"

Haruto berikan senyuman tanda setuju. "Kamu duduk duluan deh. Biar aku yang beliin, sekalian beli minum. Mau minum apa?"

"Nyoklat pake boba, keju, oreo sama marshmallow!"

"Maruk banget, siapa yang bayar hah?"

"Ya Haru lah" jawab Mashiho santai.

Haruto hela nafasnya. Kalau gak sayang udah dia lempar dari puncak Everest deh, sumpah.

"Baik tuan pangeran, hamba akan segera melaksanakan titahmu" ujarnya sambil membungkuk 90 derajat.

Mashiho menatap malas. Lalu berlagak mengusirnya dengan mengibaskan kedua tangannya beberapa kali.

Gak sampai 10 menit Haruto udah kembali dengan pesanan yang tadi diminta Mashiho serta air putih untuk dirinya sendiri. Enggak-enggak, bukannya Haruto hemat, doi anaknya memang selalu pegang prinsip hidup sehat. Buat jaga badannya biar tetap bagus juga.

Mashiho melahap aromanisnya dengan semangat. Asli deh, udah kayak anak umur 5 tahun. Makannya buru-buru sampai beberapa nempel di dagunya. Haruto yang lihat itu tentu mau jadi cowok gentle dong. Diambilnya tissue yang ada di tas selempang kecil milik Mashiho-abaikan ketidaksopanan oknum haruto ini-dan bersihkan remahan gula warna pink yang melekat di dagu sang sahabat tanpa berkata apapun.

"Haahhh, seneng banget deh hari ini! Makasih ya Haru udah nemenin Mashi ke sini"

Haruto tersenyum simpul. "Iyaa. Aku juga kangen pasar malam, dan ya, orang yang bisa diajak seru-seruan di pasa malem cuma kamu. Tau sendiri temen-temenku sukanya main ke game center yang sumpek itu"

"Temen-temen Haru gak tahu aja rasanya angin seger di pasar malam sama suasana riuhnya itu asik banget!"

Haruto cubit kedua pipi Mashiho dengan gemas.
"Utututu, iya emang Shiho aja yang paling ngerti"

Lantas mereka tertawa bersama. Lanjut memperbincangkan hal random lainnya untuk mengisi waktu.

"Shiho, sebenernya aku ajak kamu kesini juga karena pengen bilang sesuatu"

Tiba-tiba aja jantung Mashiho berdetak lebih kencang. Gimana ya, Haruto tipe yang jarang banget seserius ini pakai basa-basi mau bilang sesuatu segala.

Mashiho sudah habiskan seluruh gumpalan permen kapasnya. Lalu fokuskan atensinya pada Haruto sepenuhnya.

Dilihatnya Haruto yang menunduk sambil menghela nafasnya sekilas. Gak lama kemudian cowok jangkung itu barulah berani untuk tatap Mashiho tepat di mata.

"Aku suka sama Jeongwoo Shi, aku udah deket sama dia dari satu bulan yang lalu. Menurut kamu, apa oke kalau aku ajak dia pacaran besok?"

Dan tepat saat itu juga Mashiho rasakan dunianya runtuh, jatuh, hancur berkeping bersamaan dengan hatinya.

tbc

a/n :

here for ya mates. as i said before, it'll be a mini series. and yup, karena banyak yang pilih Haruto, aku jadiin doi main chara.

hope you enjoy it and stay tune ya!

votement ♡'・ᴗ・'♡

teu-baaaaaaa

Dear MashihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang