tujuh

1 0 0
                                    

Javier dan Nana masih ada disana, walaupun matahari sudah berada diatas dan jam menunjukkan pukul sembilan, sedang menatap Kevin, Jevan, dan juga Regan yang sedang heboh mencari cara untuk membuat segelas minuman hangat.

"YAAAAH TUMPAH, KAMU SIH!!" Itu Kevin, baru saja wedang jahe instannya yang sudah terseduh didalam gelas tidak sengaja tersenggol oleh Jevan. Tangannya bergerak menabok pantat sahabatnya itu, sampai si empunya terlonjak kesakitan.

"KEPIN AH! SAKIT ASU,"

Keduanya berakhir saling tabok-tabokan. Tidak bertahan lama kok, Nana melerai keduanya setelahnya.

"Na, bagi Milo dong."

Si cantik akhirnya mengorbankan satu sachet dari satu renceng Milo kepunyaannya. Lebih baik begitu daripada Kevin dan Jevan berakhir tabok-tabokan sampai babak belur.

"Terus cara ngaduknya gimana? Sendoknya kotor gini," Keluh Kevin lagi, cowok berbeanie hitam itu mengangkat sendoknya yang sudah penuh tanah.

Nana tak menjawab, menyahut gelas dan Milo dari tangan Kevin kemudian menyeduhnya, dan mengaduknya dengan cara yang ia pakai tadi--gulung bungkus Milo untuk dijadikan sendok pengaduk.

"Hiker itu gak takut jorok, bang Kev." Nana menyerahkan satu gelas berisi Milo panas itu kepada Kevin, yang langsung diterima oleh si tampan sambil nyengir. "Hehe,"

Sementara Javier, cowok berjaket hitam itu sibuk tatap Nana yang sedang aduk Milo kepunyaan Kevin. Disampingnya ada Jevan, si surai pirang itu ikut-ikutan buat minumannya, sambil tatap Javier dan Nana bergantian.

"Gitu amat ngeliatin Nana-nya."

Javier nyengir, "Nana cantik ya, bang Van."

Lawan bicaranya angkat satu alis, kemudian tergelak sendiri.

"Dia gitu jatuhnya kayak wife material banget, minta dinikahin."

"Mabok lu?" Haris datang, langsung toyor kepala Javier yang masih tatap Nana didepan sana.

Jevan berdesis jahil, colek betis Haris yang berdiri disampingnya. Si jangkung menunduk, berkata tanpa suara. "Dia kenapa sih bang?"

Yang lebih tua letakkan telunjuknya didepan bibir, ikut berkata tanpa suara.

"Biarin aja, doi lagi kasmaran kayaknya."

Kemudian keduanya tergelak bersama.









*










Setelah selesai mengisi perut dan mengemasi carrier mereka, keduabelas orang itu kembali mendaki. Para tenda mereka tinggalkan di pos 5, sehingga mereka hanya membawa sleeping bag dan beberapa barang yang penting.

Perkiraan dari pos 5 sampai Hargo Dalem adalah 2 jam, dan sesuai perkiraan rombongan itu sampai pukul setengah 2 siang.

"Ke Mbok Iyem?" Tanya Yuta. Chan mendelik, kemudian menoyor kepala yang lebih tua. "Yaiyalah, wis ke Lawu masa nggak kesana?"

Emang tidak ada takut-takutnya sama yang lebih tua.

Yuta meringis, kemudian meletakkan tasnya didepan pintu sebelum ngacir duluan ke warung Mbok Iyem.

"Wah akhirnya kesampean juga ke Mbok Iyem." Itu tadi Hilo, yang baru saja meletakkan tas punggungnya. Ia berjalan mendekati Nana, kemudian menepuk bahunya.

"Na,"

"Hah?"

"Liat Javier gak?"

Nana gelengkan kepala, "Gak. Tadi aku dari bawah bareng Haris sama bang Jevan."

Hilo garuk belakang kepalanya, kemudian putuskan untuk jalan kedalam warung Mbok Iyem setelah dorong bahu Nana dari belakang, bawa si cantik kedalam warung juga.

Sampai didalam warung, ternyata sudah ramai. Netra Nana dapati Javier sedang berdiri didekat mbok Iyem, sambil pegang kamera. Disebelahnya ada Sam.

"Tuh, Javier." ujarnya sambil tunjuk kearah si jaket hitam. Cowok bermata tajam dibelakangnya mengangguk, "Oke."

Hilo pergi menyusul Javier, sementara Nana ambil tempat duduk disamping Prima. Ia colek lengan sepupunya yang sedang sibuk foto sana sini, "Udah pesen belum kamu?"

"Udah, nitip Felix tadi. Kamu udah?"

Nana gelengkan kepala, ikut ambil hapenya untuk foto sekitar. "Belum."

"Yah, gak bilang tadi. Felix pesennya cuma dua porsi." Prima kerucutkan bibirnya.

"Rapopo wes, aku iso pesen dhewe." (gak papa udah, aku bisa pesen sendiri)

Dengan cuek si hoodie abu abu jalan kearah mbok Iyem, rencananya mau pesan seporsi makanan. Ia berdiri dibelakang Javier dan Hilo.

"Eh, mau pesen juga, Na?"

Si cantik mengangguk, buat Javier didepannya langsung balik badan. "Kamu gak usah pesen, udah kupesenin."

"...Hah?"

"Kamu duduk anteng aja sana," Javier tunjuk tempat Nana duduk tadi dengan dagunya. "Nanti makananmu kalo udah jadi tak anterin."

"...Makasih, Jav."

"Anytime, hehe."









Bersambung...

gud siang gais...
sori ngaret ya, soalnya lagi sibuk ngegaloin twt, ig ama tiktok yang gabisa dibuka T_T
sekarang dah bisa kok, ini lagi seneng banget abis panen poto nak tbz wwkwk

trus buka twt langsung disuguhi hanjis babel apdet apa tyda heboh?

cakep banget nangis ToT

published on; april 18th 2021, 12:45 wita

Hanendra's; ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang