"Btw kita belum kenalan kan? Aku Javier Hanendra, panggil apa aja terserah."
Javier mengulurkan tangannya kedepan sepasang sepupu bermarga Xaverie itu. Felix yang terlebih dulu balas uluran tangannya, "Aku Felix Xaverie."
Nana sedari tadi hanya diam menatap tangan Javier didepannya, tatapannya linglung. Sampai Felix menyikut lengannya. "Bales itu!"
"A-ah, aku Hana Xaverie. Panggil Nana aja." Nana tersenyum tipis sambil membalas uluran tangan Javier. Cowok tupai didepannya terkekeh, "Namamu lucu ya, Nana..."
Kemudian Javier menyalakan kembali kameranya, menyorot dirinya sendiri. "Hai guys! Jadi aku udah sampe di rest area, dan ini lagi nunggu bubur ayam. Disini ada temenku, guys say hi to camera!"
*
Setelah kenyang makan dan berkenalan, keempat remaja kuliahan itu kembali melanjutkan perjalanan yang masih tersisa dua jam lagi. Kali ini mobil Javier yang memimpin didepan, sementara mobil ayla hitam yang dikendarai Nana dibelakangnya.
Sekarang sudah jam lima sore, kedua mobil itu bergulir meninggalkan rest area. Nana yang menyetir, karena Felix sudah molor di kursi belakang.
"Gak tidur Prim?"
Yang ditanya menggeleng, kembali menyambungkan hapenya ke speaker mobil. "Udah gak ngantuk. Lagian sampe sana kita nginep di basecamp kan?"
Nana tergelak, kemudian mengangguk sambil memelankan laju mobil ketika sampai didepan lampu merah.
Lagu lagu dari hape Prima mulai terputar. Karena semua lagunya terdengar familiar, dua keturunan hawa itu tak jarang ikut menyanyikan liriknya. Bahkan Felix yang tertidur bisa tiba tiba bangun dan ikut menyanyi.
"Kamu kalau mau tidur, tidur aja Prim. Masih dua jam lagi."
Kemudian cewek berambut keunguan yang dipangkas sebahu itu mengangguk mengiyakan, pasang bantal leher karakter Koya di lehernya sebelum menyandarkan kepalanya di jendela sampingnya.
Menit menit terlewati, berganti menjadi jam. Kini mobil ayla hitam yang dikendarai Nana dan mobil honda cooper yang dikendarai Javier sudah terparkir sempurna didepan gapura bertuliskan Candi Cetho.
Nana membuka kunci mobil, sebelumnya sempat menyuruh Prima agar membangunkan Felix sementara dirinya mengeluarkan barang barang mereka.
Cewek berkaus hitam itu berjalan ke bagian belakang mobil, membuka bagasi belakangnya kemudian mengeluarkan tas tas milik ketiganya.
"Mau kubantu?"
Nana menoleh, mendapati Javier menatapnya sambil tersenyum. Salah tingkah, si cantik tersenyum kikuk. "Boleh, kalau kamu gak keberatan."
Javier tergelak receh, kemudian beranjak mengeluarkan beberapa barang dari bagasi mobil Felix. Keduanya lalu menggotong tas tas itu kedepan base camp sementara Prima dan Felix yang duluan ke tempat transit untuk mendaftar.
"Argh, capek juga." Kata Nana sambil meregangkan otot ototnya. Surai hitam pendeknya diacak acak, buat Javier yang berdiri disebelahnya ikut gemas mengacak surainya.
"Ayo ke pendaftaran." Nana mengibaskan tangannya, mengajak Javier mengikutinya.
Tapi secara tak terduga, si beanie putih malah merangkul pundak Nana. Nana terkesiap, menatap Javier dengan tatapan bingung yang terkesan polos.
"Kenapa? Ayo ke pendaftaran." Javier malah tersenyum lebar, berjalan sambil merangkul yang lebih pendek.
Si kaus hitam malah ikut gemas, cubit pelan pinggang Javier. "Jav jail banget,"
"Biarin wlee--"
Sementara Prima yang nonton keduanya dari tempat transit malah tergelak sendiri, geleng geleng kepala heran. Tampaknya mereka sudah akrab..
Bersambung...
hi bebes...
gimana tiga chapter ini? hope it getting better than before ya, i'm working hard T_Tpublished on; april 13th 2021, 15:48 wita