satu

33 3 0
                                    



"Mingdep muncak yuk? Di Lawu."

Nana, cewek yang tadinya lagi nyemilin eskrim mendongak, miringkan kepala menatap sepupunya. "Hah?"

Sepupunya mendesah pelan, "Ke Lawu yuk mingdep, ajak Prima sekalian." Cowok berambut cotton candy itu menunjukkan foto gunung Lawu dari hapenya.

"Muncak? Wih boleh juga." Nana meregangkan ototnya. "Udah lama aku gak muncak Fel," katanya sambil melompat lompat kecil.

Felix mengangguk sambil terkekeh, membuka roomchatnya dengan sepupunya yang lain. "Tak kasih tau Prima dulu. Sabar."

Nana mengangguk, kembali memakan eskrim cake and cookiesnya sambil menatap hape Felix.



Prims🐱

Primss|
Sayaaaang|

|iya sayangkuuuu
|wae?

Kamu mingdep kosong gak?|
Meh tak ajak muncak|

|sebenernya kosong sih
|gas lah
|sekalian tak ajak koncoku gelem rak?

Temenmu siapa?|

|adaa
|pokoke cowok, dia vlogger
|Javier Hanendra
|kenal gak?

Sek|
Javier Hanendra?|

"Eh?"

Felix lirik sepupunya, "Kenapa?"

Nana menggeleng, nyengir lebar sambil masih tatap sepupunya. "Gak, gak papa."

"Javier Hanendra sopo yak? Kek tau krungu tapi sopo..." (kayak pernah denger tapi siapa...)

Jari kecil itu malah pencet tombol home, lantas pergi ke aplikasi merah sumber video kesukaannya. Ia ketik nama itu di search bar, muncullah satu channel dengan nama 'Hanendra's' di barisan teratas.

"Kamu tau?" Tanya si cantik, lahap es krimnya sambil tengok sepupunya. Felix lantas menggeleng, "Gak sih, tapi kek pernah tahu."

Nana manggut manggut, lanjut rebahan dan hiraukan Felix yang juga tak ambil pusing dengan nama si Youtuber. Walau dalam hati cewek bermarga Xaverie itu masih pikirkan nama teman Prima.

Javier Hanendra...




*









"Hati hati dijalan Na!"

"Iya ma!"

Nana mengikat rambut pendeknya, tidak peduli jika beberapa helai rambut jatuh menutupi leher jenjangnya. Ia berlari kedepan pagar rumahnya, Felix dan Prima disana, didalam mobil ayla hitam milik Felix.

"Halo gais," Nana menutup pintu mobil, kemudian kendaraan beroda empat itu bergulir meninggalkan halaman rumah Nana.

"Beli dimana?"

"Di Eiger aja, Citraland ada."

Singkat cerita, mobil ayla punya Felix sudah terparkir rapi di parkiran sebuah mall. Ketiga remaja kuliahan itu turun dan langsung naik ke lantai dua.

Di toko perlengkapan, ketiganya berpencar. Prima ke tempat tas gunung sementara Felix dan Nana ke tempat perlengkapan mendaki.

"Sarung tanganku rusak digigit Bobi anjir," kata Nana, ia mengambil sepasang sarung tangan dan sapu tangan lebar berwarna hitam. Ia tidak membeli perlengkapan lainnya, karena cewek 20 tahun itu sudah punya perlengkapan mendaki dirumah, tak heran karena Nana memang hobi mendaki gunung sejak kelas 12.

Omong omong, Bobi adalah anjing keluarga Nana.

Felix mengambil tongkat mendaki, "Beli ini apa gak ya? Aku punya satu tapi masih dibawa Mas Dhika ke Arjuna." Ia bergumam pelan. Nana menatap tongkat itu, "Wes beli aja."

Sudah mengambil perlengkapan yang sekiranya diperlukan, ketiga remaja itu langsung ke kasir untuk membayar.

"Langsung pulang nih?" Tanya Felix sambil mengambil kresek berisi barang yang ia beli dari atas meja kasir. Prima menggeleng, menunjuk Solaria didekat toko perlengkapan. "Makan dulu yuk, aku laper."

Nana mengangguk, kemudian ia berjalan sambil mendorong pundak Felix dari belakang. Dan ketiga remaja itu berakhir dengan makan di Solaria jam tiga sore.





Bersambung ke: 2. Ke Candi Cetho

 Ke Candi Cetho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







ehehe, hai?

published on: april, 11th 2021, 15:15 wita

Hanendra's; ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang