lima

4 0 0
                                    


Akhirnya setelah selesai mengisi perut, dua belas orang yang terdiri dari 2 cewek dan 10 cowok itu mulai mendaki.

"Sekarang udah jam setengah sepuluh, dan kita mulai pendakiannya sekarang."

Javier mengubah kameranya menjadi kamera belakang, kemudian merekam segala hal di sekitarnya. Rombongan mulai mendaki, berjalan menuju pos 2 yang diperkirakan akan sampai 2 jam sampai 2 setengah jam kemudian.

Dibelakang Javier ada Nana, cewek berambut sebahu dengan masker motor yang bertengger di lehernya itu sibuk tertawa melihat Javier. Ini pertama kalinya melihat orang vlogging secara langsung.

"Daaaaan, disini ada temenku. Na sini!" Jisung menoleh kebelakang, melambaikan tangannya menyuruh Nana mendekat.

Nana mengangguk, berjalan mendekati Javier didepannya. Cowok berambut hitam yang beanienya sudah dilepas itu langsung merangkul Nana, membuat cewek 20 tahun itu kembali terkejut.

"Say hi dong,"

"Ehm, hai yoro-- eh." Nana menutup mulutnya, membuat Javier terkekeh gemas dan mengusak surai hitam yang lebih pendek. "Hai guys, namaku Nana. Sebenernya kita gak temenan sih, dia aja yang sok sokan kenal deket."

"Ahahahaha, jadi kita bukan temen nih?"

"Bukan."

Si ganteng menatap kameranya, "Yah gaes, dia bilang aku udu koncone." Kemudian ia mengerucutkan bibir. (bukan temennya)

"Ra usah sok imut kon," Nana menoyor kepala Javier, kemudian berjalan mendahuluinya sembari menghampiri Felix yang sedang mengobrol dengan Chan didepan mereka.

"Yaudah guys, kalau aku udah sampe pos dua aku bakal balik lagi ya!" Javier melambai kecil ke kamera, kemudian mematikannya.

Lagi lagi ia terkekeh sendiri, "Gemes banget, Nana.."






*









Sesuai perkiraan, rombongan berisi dua belas orang itu sampai di pos 2 pukul 11 lewat 45 menit. Tapi mereka langsung lanjut ke pos tiga dan sampai 2 jam lebih sedikit kemudian.

"Sek sek, ngaso sek." Yuta berkata agak keras, menyuruh gerombolan didepannya untuk istirahat di pos tiga. (bentar, bentar, istirahat dulu.)

Nana terkekeh, mendudukkan dirinya didalam pos kemudian menyandarkan lehernya di tas carrier yang ia bawa.

"Minum?" Ia menoleh, Javier duduk disampingnya sambil menawarkan sebotol akua. Nana menerimanya, kemudian tersenyum membuat matanya berubah menjadi garis lengkung. "Makasih."

Kemudian sebotol tanggung akua ia tegak sampai setengahnya, menandakan bahwa tenaganya hampir terkuras habis.

"Capek cok." Keluh Nana, meletakkan botol akua itu disampingnya.

"Gak cuma kamu, Na." Yuta duduk dihadapannya, kemudian melempar sebungkus permen mint kepada Nana. "Wah, makasih bang. Tau aja aku suka permen mint."

Javier melirik Yuta, tepat disaat cowok jepang itu juga meliriknya. "Opo? Gelem?" (apa? mau?)

Cowok yang rambutnya dicat pirang itu mengangguk, "Yupi stroberi ada gak bang?" Mukanya tampak polos ketika bertanya. "Sek," Yuta mengubek ubek tasnya, mencari permen yupi stroberi yang dimaksud Javier. Sejurus kemudian ia mendongak, tersadar. Ngapain murutin permintaan si tupai itu? Kan yang punya permen dia.

Permen mint yang sama dilemparkannya kearah Javier. "Wis ra usah rikues seng aneh aneh, aku duwene iki tok." (udah gak usah request yang aneh aneh, aku punyanya ini doang.)

"Matur nuwun bang,"

Yuta terkekeh, mengusak surai yang lebih muda. Ia jadi tidak bisa ngamuk kan kalau begini. "Kawai banget sih kowe, adekku kalah."

"Dia kan jelmaan tupai bang."

"HARIS GOBLOK, COCOTMU!"

Lalu Haris berakhir mengenaskan setelah dilempari botol akua oleh Javier.





"Mbak, meh njajal banyu seko mata air ora?" (mau coba air dari mata air gak?"

Nana mendongak, Sam disana. Omong omong, cewek 20 tahun itu baru tahu kalau Sam adalah sepupunya dari pihak mama setelah keduanya ngobrol cukup lama dijalan tadi.

Keduanya belum saling kenal, karena Sam memang jarang ikut kalau ada acara kumpul keluarga.


"Hah? Mata air?"

"Hooh," Cowok berheadband itu menunjuk air yang mengalir di salah satu pipa, tampak ramai karena hampir semua pendaki bergerombol disana. "Katanya air dari sana lebih seger dari akua."

Nana mengangguk, kemudian beranjak berdiri. "Ayo." Tapi sebelum itu ia sempat melirik Javier. "Jav ikut gak?"

"Ikut, ayo."

Ketiganya berjalan kearah pipa yang dimaksud, dan Sam langsung menjulurkan botolnya kebawah pipa setelah memberikan satu lagi kepada Nana.

"Wah, beneran cuk seger." Nana tersenyum senang, "Coba?"

Javier mengambil botol berukuran besar dari tangan Nana, kemudian menegaknya. "Lah iya ya sueger, enak lagi."

Karena kamu yang ngasih, Na.






Bersambung...

Hai...
Aku tremor ngetiknya, abis nonton live Abin soalnya, doi udah lama gak ngelive jadi kangen T_T

published on; april 14th 2021, 22:40 wita




Hanendra's; ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang