Setelah puas istirahat di pos 3, rombongan itu lanjut berjalan. Tujuan mereka kali ini adalah Warung Mbok Iyem, warung yang digadang gadang menjadi warung tertinggi se-Indonesia.
Tapi, rencana tinggal rencana. Gerimis turun saat mereka tepat sampai di pos 5. Mau tak mau, keduabelas orang itu harus membangun tenda disana dan berteduh sampai hujan reda.
"Woy cepetan bikin tendanya, gerimisnya makin deres nih!"
Nana kemudian menoyor kepala Felix, membuat cowok berambut cotton candy itu meringis. "Kowe ya, jadi mandor aja sana, terus tidurnya dihutan aja."
"Hehe, Nana maafin Felix yaaaaa." Felix tersenyum lucu. "Sini aku bisa bantu apa?"
Kemudian Nana mengarahkan agar Felix melanjutkan bagiannya untuk memasang tenda, sementara dirinya pergi untuk mengusung barang barang ketiganya kedalam tenda.
"Woi bangsat bantuin kek!" Nana berteriak, tapi sayangnya Felix maupun Prima tidak ada yang mendengar. Cewek bersurai hitam itu mendesah sebal, mengangkat dua carrier sekaligus.
Sejurus kemudian badannya limbung, lantaran berat carrier yang luar biasa berat. Untungnya ada yang langsung sigap menangkapnya, dia Javier
"Kamu mbok ya hati hati Na, kalo nggak ada yang bantuin minta tolong aku aja. Aku udah bilang kan?" Cowok berhoodie hijau army itu nyerocos, mengambil alih kedua carrier dari tangan si cantik.
Nana terkesiap, menggaruk tengkuknya salah tingkah. Javier ini memang hobi membuatnya jantungan, bisa datang tiba tiba. Ingin rasanya ia toyor kepala cowok mirip tupai itu.
"Hehe, maaf Jav."
"Ck, yaudah sana, ambil carrier yang satu lagi. Aku meh ngomeli Peliks sek." Katanya sebelum berjalan kearah tenda yang akan ditempati oleh ketiga sepupu bermarga Xaverie itu.
Ditempatnya, Nana tersenyum kecil.
I think i must be a snow, because i fall for you.
Tapi sedetik kemudian ia bergidik ngeri, merasa geli sendiri dengan pick up line buatannya. Untung gak ngomong didepan Javier tadi...
*
Malam sudah berganti menjadi pagi, hujan lebat tadi malam sudah mereda menyisakan atap atap tenda yang basah.
Nana terbangun karena merasakan getaran dari hapenya, rupanya alarm. Cewek 20 tahun itu ingat kalau semalam ia memasang alarm supaya ia bisa bangun pagi untuk menyaksikan sunrise.
Cewek Xaverie itu meregangkan badannya, mengeluarkan diri dari sleeping bagnya secara hati hati agar tidak membangunkan Felix dan Prima yang tidur disampingnya. Tak lupa Nana menyambar hapenya, mengecek jam yang sudah menunjukkan pukul lima pagi.
Nana keluar dari tenda sembari menenteng sebungkus Milo dan sebuah gelas stainless yang ia bawa dari rumah tadi.
Netra hitamnya mendapati eksistensi cowok berjaket parasut tebal dan beanie yang kali ini berwarna hitam sedang duduk menghadap kearah terbitnya matahari sambil menuangkan air panas dari termos ke gelasnya.
Cewek berhoodie abu abu yang dibungkus lagi dengan jaket bahan parasut itu tersenyum kecil, berjalan pelan mendekati Javier dan duduk disampingnya.
"Morning Jav,"
Javier tersentak, menoleh dan menatap Nana horror. "M-morning juga Na..."
Si surai pendek terkekeh, menyobek bungkusan milonya dan menuangkannya di gelas. "Nggak usah takut sama suaraku." Katanya, masih dengan suara bangun tidur yang serak serak deep (kalo kata Felix kaya suara om om mesum).
"Hehe, sori. Abisnya nyeremin gitu," cicit Javier sambil mengaduk minumannya.
Si beanie hitam mengulurkan termosnya ke Nana, "Mau?" Tawarnya. Yang ditanya mengangguk, "Hm-m, makasih." Jawabnya kemudian menyambar termos dari tangan Javier.
Sedangkan cowok berbeanie disampingnya masih terus menatapnya. Dari cara Nana menuangkan air panas ke gelasnya, cara Nana melipat bungkusan milo menjadi bentukan lonjong, cara Nana mengaduk milo menggunakan bungkusannya, sampai cara Nana meminum minumannya.
Javier tak berhenti tersenyum. Semua yang Nana lakukan tampak cantik dan menarik di matanya.
"Yeu, bibit bibit bucin nih, Javier Hanendra."
Keduanya mendongak, mendapati Haris berjalan sambil mengucek mata. Dibelakangnya ada Kevin, sedang memasang kacamata bolongnya sambil memasang muka tengil.
"Ini dia, mama dan papa kitaa!!" Serunya, menunjuk kearah Nana dan Javier dengan kedua tangan yang direntangkan. Yuta yang baru datang tergelak, menepuk bahu Kevin sambil mengangguk menyetujui.
"MAMA DAN PAPAA!"
Semuanya tergelak, sambil menyetujui celetukan asal Kevin dan Yuta.
Bersambung...
hehe, double update...
published on; april 14th 2021, 22:49 wita