"Ish, alarmmu gak diganti toh, Na?"
Yang dipanggil malah baru buka kedua matanya, usak kasar mukanya yang masih puffy sehabis bangun tidur. Tiba tiba ia terkekeh, dengar suara alarm dari hapenya yang berisik sekali--
Hala Hala remix - hard ver
"Ini yang paling ampuh, Prim. Daripada pake God's Menu, mau?"
Cewek bersurai keunguan itu berdecak, lempar bantal kecilnya kearah Nana. "Keluar yuk, yang lain udah nungguin kayaknya."
Nana anggukkan kepala, cek jam di hapenya. Sepuluh menit menuju setengah lima. Buru buru cewek surai pendek itu sambar jaket parasut merahnya, pakai jaket itu untuk lapisi turtlenecknya. Tak lupa masket motor untuk tutupi sebagian mukanya yang puffy.
Sambil rapatkan jaketnya dan masukkan tangan berlapis sarung tangannya kedalam saku jaket, cewek bermarga Xavery itu jalan keluar tempat tidur mereka semalam, matanya yang masih terbuka sedikit cari keberadaan Prima.
"Primaa, atis." Dapat, Nana langsung peluk cewek surai keunguan itu dari belakang, tempelkan pipinya ke bahu sepupunya itu. "Aku yo katisan lah cantiiik." (atis= dingin, katisan= kedinginan)
"Tumben ra nggoleki Javiermu?" (gak nyariin)
Nana cubit pinggang Prima, "Javier bukan punyaku, ah."
"Tapi kowe naksir de'en toh? De'e juga naksir kowe, tau." (tapi kamu naksir dia kan? dia juga naksir kamu, tau)
"PRIMA IH ngeselin," Nana cemberut, lepaskan pelukannya pada sepupunya itu lalu jalan kearah lain, cari Felix untuk gantian dipeluk. Tapi lagi lagi cowok surai cotton candy itu menghilang, kelihatannya lagi ngobrol bareng Hilo.
Akhirnya Nana jalan kesamping Javier yang kebetulan ia lihat, sambil lesakkan tangannya kedalam saku jaket lebih dalam.
"Pagi Jav..."
Javier langsung tengok, "Eh, pagi juga Nana. Dingin ya?"
Nana anggukkan kepala, kemudian tatap Javier yang langsung jalan kebelakangnya, peluk lehernya dari belakang.
"Jav ngapain sih,"
"Diem aja, aku juga kedinginan."
Disela adegan Javier yang tiba tiba peluk Nana dari belakang, tiba tiba Chan teriak. "AYOK GAES MANGKAT!"
Semuanya langsung jalan ekori Chan dan Yuta yang jalan didepan duluan, tak terkecuali Nana dan Javier yang ikut jalan dengan Javier yang masih peluk leher Nana dari belakang.
Diperjalanan, jantung Nana tak henti degub sangat kencang. Karena apa? Karena degub jantung Javier bisa dirasakan oleh punggungnya yang menempel dengan dada si vlogger, sangat kencang dan cepat.
"Jav, gak ngevlog?" Tanya Nana agak canggung. Javier kemudian tersentak, "Eh iya, untung kamu ngingetin!"
Setelahnya Javier langsung lepaskan pelukannya, mulai nyalakan kameranya untuk buat vlog lagi. Nana hela nafas kasar, apa apaan itu tadi?
Setengah jam mendaki, akhirnya dua belas orang itu sudah sampai diatas, tepat ketika matahari mulai muncul dengan malu malu. Nana langsung pergi ke tebing, tinggalkan Javier yang masih sibuk rekam sunrise pakai kameranya, mau dimasukkan ke vlog katanya.
Yang lain berpencar, ada yang sibuk foto foto, ada yang cuma bengong tatap sunrise-- seperti Nana saat ini. Cewek surai pendek itu melamun sambil duduk ditepi tebing, tak tahu harus lakukan apa. Teringat sesuatu, akhirnya ia rogoh saku jaketnya untuk ambil kamera kepunyaannya.
Ia sudah ganti memorinya yang penuh dengan memori baru yang diberi Haris kemarin, cowok Jaksel itu punya banyak kartu memori kamera ternyata.
"Cantik ya, sunrisenya."
Nana bergumam, tidak tolehkan kepalanya karena sudah tahu siapa yang berbicara. Itu Javier, yang langsung ambil tempat duduk disamping Nana.
"Kamu lebih suka sunrise apa sunset?" Tanya si vlogger sambil usak surai hitamnya yang mulai memanjang.
"Dua duanya sih, sama aja soalnya. Tapi kayaknya sunrise deh, vibesnya lebih enak."
Javier manggut manggut saja, ambil satu potret sunrise pakai kameranya. Lalu ia geser kekiri, ambil foto Nana dari samping. Cowok berjaket merah itu senyum lebar, tatap hasil tangkapan kameranya dengan puas.
Nana kelihatan sangat cantik, berlatarkan matahari terbit.
"Na,"
"Iya?"
"Itu, aku mau ngomong sesuatu."
Dengar nada serius Javier, Nana langsung tolehkan kepalanya kearah si ganteng. "Apa?"
"...Sesuatu."
Sementara Javier tergelak, Nana hujamkan tabokan ke lengannya. "Ish, udah serius tau!"
"Ehehe, sori sori." Balas Javier dengan sisa sisa tawanya.
Keduanya diam lagi, dengan Nana yang tatap gerombolan didekat menara kecil yang heboh oper operan kamera.
"Kali ini serius, Na."
Cewek 20 tahun itu tak jawab perkataan Javier, tapi tetap simak apa yang akan vlogger itu katakan selanjutnya.
"Akusukakamu...!"
"Hah?" Nana toleh kearah Javier sambil pasang muka heran. Sebenarnya ia dengar apa yang dikatakan Javier, tapi cewek itu ingin goda cowok disebelahnya. "Ngomong apa?"
"Ish, aku tahu kamu denger ya!"
Nana kekeh pelan, "Aku juga..."
Javier langsung belalakkan matanya, tatap dalam dalam muka Nana dari samping. "Beneran...?"
"Aku serius, Javier."
Cowok bermarga Hanendra itu tak jawab untuk beberapa menit, speechless. Ia tak menyangka atas respon Nana, karena Javier sudah siapkan hatinya kalau misalnya cewek Xavery itu tak balas perasaannya.
Javier terlampau bahagia sekarang.
"...Mau gak, sama aku..?" Javier lantas bergidik sendiri, ia tiba tiba kehilangan kata kata. Ini pertama kali baginya, minta seseorang untuk jadi kepunyaannya.
Nana kekeh pelan lagi, tatap Javier. "Aku mau--tapi ini kecepetan gak sih?" Cewek turtleneck itu jeda ucapannya, tunduk sambil hela nafas kasar.
"Ini belum ada tiga hari, aku takut kita ternyata cuma kebawa arus, banyak kan yang begini? Aku takut kita nyaman karena kebiasa, nanti kalau kita tiba tiba pegat tengah jalan gimana..."
Javier langsung tersentak, ternyata Nana juga pikirkan hal ini. Karena semalaman, vlogger itu juga pikirkan hal yang sama, sampai ia baru bisa terlelap jam setengah tiga.
Keduanya diam, sampai Javier akhirnya kembali buka percakapan.
"Kamu pernah dengar gak, ada yang bilang kalau jodoh itu gak kemana, mereka bakal dipertemukan lagi sesusah apapun mereka menjauh kalau memang jodoh. Aku tahu apa maksudmu kok, jadi... mau coba?"
"Coba apa?"
"Buktiin perkataan itu."
Nana toleh kearah Javier lagi, kali ini dengan tatapan tak percaya. Cowok ini.... sesuatu banget.
"Serius?"
Javier angguk, "Iya, serius. Mau cobain gak?" Tanyanya sambil lirik Nana selepas ambil foto pemandangan didepannya lagi.
"Aneh aneh aja kamu. Boleh deh," Cewek surai pendek itu jeda ucapannya. "Semeru, sebelum setahun, gimana?"
"Deal."
Bersambung...
bau bau apa ini? iya, bau bau ending dah deket🤭
sori kalo agak cringey wkwkwkpublished on; may 9th 2021, 16:32 wita
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanendra's; ✔
Fiksi Penggemarjavier, nana, dan gunung lawu. copyright; jisquirell_