dua

18 2 0
                                    


"Dadah mama, papa!"

Nana melambaikan tangannya sambil senyum lebar, persis anak kecil. Cewek berambut seleher itu berjalan masuk ke mobil Felix setelah meletakkan barang bawaannya di bagasi.

Hari ini adalah hari-h dimana ketiga remaja Xaverie itu akan pergi muncak. Empat sih sebenarnya, kalau teman Prima dihitung, si Javier Hanendra.

Rencananya mereka akan pergi menjemput Javier, tapi si tampan menolak karena jarak rumahnya dan ketiga sepupu itu lumayan jauh.

"Setel lagu kek, perjalan jauh lho, 5 jam." Nana langsung nyerocos ketika mobil yang dikendarai Felix itu berhenti di lampu merah.

Prima mengangguk, kemudian menyambungkan hapenya ke speaker mobil. "Aku setel yang ajep ajep ya, nanti kalo yang mellow malah pada ngantuk." Kemudian cewek 20 tahun itu mulai menyetel lagu, karena kata Nana playlist lagu Prima saja yang bisa diandalkan.

Nana mengangguk anggukkan kepala seirama dengan lagu yang diputar, kemudian ia beranjak ke bagasi dibelakangnya untuk menyomot satu kaleng Pringles dan sebotol Ichitan Thai Milk Tea. Karena sekedar informasi, Nana tidak bisa naik mobil jauh jauh tanpa cemilan.

"Na, nanti sampe rest area gantian ya nyetirnya." Kata Felix. Nana hanya mengangguk, lanjut menggiling keripik kentang di mulutnya.

Lagu ajep ajep (kata Prima) mulai habis, berganti dengan lagu mellow yang bisa membuat siapapun mengantuk. Ditambah matahari yang mulai ditutupi awan hitam, kedua keturunan hawa didalam mobil perlahan mulai memejamkan mata. Felix tidak, karena diam diam ia menyetel lagu dengan beat powerful dari earphonenya. Lagipula si rambut cotton candy itu bukan tipe orang yang akan mengantuk ketika mendengar lagu mellow.

Karena posisi mereka adalah Felix yang menyetir, Prima disampingnya, dan Nana di kursi belakang sendirian, hal itu memudahkan Nana untuk tidur selonjoran dengan leluasa.

Kaki panjangnya ia selonjorkan di kaca mobil, sementara kepalanya ia tidurkan diatas bantal Chimmy yang ia comot dari tas Prima. Nana perlahan memejamkan mata, menikmati lagu Wayo milik Bang Yedam yang melantun lewat speaker mobil.






*





"Na, Na, bangun Na."

Nana membuka matanya perlahan, kemudian mengerjap. Ia mengubah posisi menjadi duduk, kemudian tersadar kalau mobil ayla hitam yang ditumpanginya sudah berhenti di rest area.

"Hng?" Nana mengucek matanya.

"Udah di rest area, gak laper kamu?" Felix bertanya. Nana hanya mengangguk, menyambar kacamata anti radiasinya dan dipakainya guna menyembunyikan mata bangun tidurnya yang kelihatan beler.

Si rambut pendek pun turun dari mobil, bahunya didorong Felix dari belakang. Keduanya menyusul Prima yang sedang menunggu didepan pintu sebuah warung makan didekat rest area.

"Nunggu siapa?" Tanya Nana. Si rambut keunguan menoleh, "Nunggu Javier Na, katanya dia udah deket sini."

Cewek berkacamata itu mengangguk, kemudian berjongkok disamping pintu sembari pejamkan matanya sejenak, nyawanya belum kembali semua. Bahkan suaranya masih seberat suara om om, kalau kata Felix. Sepupunya itu tidak sadar, suaranya lebih parah.

"Halo gaes, sori aku lama."

Cewek berkaus hitam yang sedang berjongkok itu tak membalas sapaan yang datang, bahkan menatap orang yang baru datang saja tidak. Ia masih sibuk mengembalikan nyawanya.

"Iya gak papa kok. Eh Na, bangun yaelah malah tidur lagi." Kata Prima sambil mengusak surai pendek Nana. Yang berjongkok berdecak, melepas kacamatnya kemudian mengucek matanya.

Ia mendongak, kembali memasang kacamatanya sebelum menatap siapa yang datang.

Ya Tuhan ganteng banget.

Dalam hati Nana sudah menyumpah, ingin refleks berteriak 'bro, udah punya cewek belum?'

Tapi Nana masih punya urat malu kok.

Kemudian ia tersadar kalau cowok berbeanie putih didepannya adalah Javier Hanendra yang sedang memegang kamera vlognya, si ganteng yang katanya teman Prima.

"Na?"

Nana menggelengkan kepalanya samar, menatap Prima linglung. Si rambut keunguan itu terkekeh, "Masuk sana." Katanya.

Meringis, Nana mengekori kedua manusia yang sudah berjalan masuk duluan. Sebelumnya ia melirik Javier yang bergeming dibelakangnya. Ia menyingkir dari pintu masuk, "Kamu duluan."

Si beanie putih menggeleng, kemudian tersenyum tipis. "No, lady first."

Nana mau melebur aja.








Bersambung...


published on; april, 12th 2021, 15:14 wita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

published on; april, 12th 2021, 15:14 wita


Hanendra's; ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang