Part 7 || Pernah pacaran?

419 234 351
                                    

Semoga kalian suka ヾ(^-^)ノ

"Aku semakin mengagumimu, Putri Aneska Aradila." —Fadlil Alfathurrahman.

***

Tidak terasa sudah tiga bulan berlalu Putri bersekolah di SMAN 1 JATI MAKUR. Hari-hari yang Putri lalui begitu terasa menyenangkan.

Hari ini adalah hari Senin, dan Putri sampai di sekolah lebih awal. Ia sengaja datang cepat karena hari Senin adalah hari piketnya. Putri berangkat menggunakan motor kesayangannya, dan tidak lama kemudian, kini Putri sudah sampai di gerbang sekolah.

Putri melihat seorang laki-laki tampan yang berpakaian rapi berada di luar gerbang. Siapa lagi kalau bukan siketua OSIS —Fadlil.

Lalu putri menyapa Fadlil yang sedang berdiri, "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh selamat pagi Kak, permisi," sapa Putri pada Fadlil.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, iya Dek, pagi juga," jawab Fadlil dengan senyuman manisnya.

"Kamu adeknya Farel bukan?" lanjut Fadlil.

Author,
"Ouh, apa ini? Dia bertanya kalau Putri itu adeknya Farel apa bukan? Padahal jelas-jelas dia sudah tahu kalau Putri adalah adeknya Farel."

"Iya Kak, ada apa ya Kak?" selidik Putri.

"Enggak ada apa-apa sih, cuman mau kenalan aja, kenalin ya, nama saya Fadlil Althafurrahman, kamu bisa panggil Fadlil. Kalo boleh tau, nama kamu siapa?" meskipun sudah tau namanya Putri, Fadlil tetap menanyakannya. Sebab, yang ia tau hanya nama panggilannya saja.

"Ouh, jadi, namanya Kakak tampan ini Fadlil," batin Putri.

"Iya Kak, salam kenal saya Putri Aneska Aradila," jawab Putri.

"Nama yang bagus," puji Fadlil.

"Hehehe terima kasih Kak, nama Kakak juga bagus."

"Sama-sama Dek, alhamdulillah." Fadlil menjawab dengan senyuman lebar yang membuat Putri semakin mengaguminya.

"Kalau begitu saya permisi yah, Kak," pamit Putri.

Baru saja Putri ingin melanjutkan perjalanannya tiba-tiba Fadlil menahannya.

"A-eh tunggu sebentar Dek, apa saya boleh bertanya sesuatu?" dengan gugup Fadlil bertanya pada Putri, entah apa yang merasukinya hingga dia memberanikan dirinya untuk bertanya.

"Iya Kak, silahkan, Kak mau tanya apa?" tanya Putri dengan sedikit penasaran.

"Apa Adek sudah pernah pacaran?" seketika pertanyaan itu terlontar dari mulut Fadlil.

Deg

Jantungnya Putri berdetak tak beraturan, entah kenapa setiap kata "pacaran" yang dilontarkan padanya, ia selalu merasa gugup dan takut.

"Tidak pernah, Kak."

"Masya Allah kenapa Adek tidak pacaran?"

"Karena pacaran itu dosa Kak,"

"Allah SWT berfirman :
"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk."
(QS. Al-Isra': 32)," lanjut Putri.

"Masya Allah Dek," ucap Fadlil dengan tersenyum kagum mendengarkan penjelasan yang diucapkan gadis itu padanya.

"Apa ada lagi pertanyaan lain Kak?"

"Sudah tidak ada Dek, maaf yah saya sudah bertanya seperti itu."

"Iya Kak, tidak apa-apa. Kalau begitu saya permisi dulu Kak, soalnya hari ini saya piket," jelas Putri.

"Oh, iyah Dek, maaf yah sudah ganggu. Tapi sebelumnya, terima kasih yah Put."

"I-iya Kak, sama-sama. Permisi yah Kak, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Iya Dek, wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."

"Masya Allah, aku semakin kagum padamu Dek," batin Fadlil.

***


Tidak lama kemudian, Putri sampai di kelasnya, dia mulai melakukan tugasnya untuk menyapu, membenarkan meja dan bangku, menghapus papan, dan lainya.

Lima belas menit berlalu Bella pun datang. "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Put, maaf yah, aku telat." ucap Bela sambil menghampiri Putri.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, eh Bel, iya enggak papa kok. Aku udah selesai nyapu nih, kamu yang ngepel enggak papa kan?"

"Oke Put, enggak papa kok, santai aja. Sekali lagi maaf yah Put, aku lupa kalo hari ini itu piket kita," ungkap Bella jujur.

"Heheh iya Bela, enggak masalah kok. Kan ada aku heheh," Putri menaikan jarinya membentuk huruf v sambil nyengir.

"Aku beruntung banget punya sahabat kaya kamu, Put," ucap Bella sambil tersenyum manis.

"Aku juga beruntung punya sahabat kaya kamu."

"Makasih ya Putri."

"Iya, Bella, sama-sama."

Setelah semuanya selesai, bel sekolah pun berbunyi, pertanda upacara akan dimulai. Para siswa dan siswi langsung menuju lapangan upacara.

Satu jam lebih telah berlalu, kini upacara pun sudah selesai di lakukan. Yang tentunya membuat para siswa dan siswi bahagia, karena kecapean berdiri terlalu lama.

Dan seperti biasa, para siswa dan siswi bergegas kembali menuju ruang kelas masing-masing untuk melakukan rutinitas belajar mereka. Termasuk ke-4 sejoli itu, siapa lagi kalau bukan Putri, Bela, Sari dan Mita.

SEPERTIGA MALAMKU (Revisi Sementara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang