"Aku mengaggumi lukisan bunga mawar itu." Putri Aneska Aradila.
________________
Setelah beberapa jam berlalu tibalah saatnya untuk para siswa dan siswi untuk istirahat.
"Putri, ayok kita ke kantin bareng," ajak Mita dan Sari.
"Ayo, ayo Bella kita ke kantin," ajak Putri pada Bella yang tadi menyuruhnya untuk duduk bersama, saat duduk berdua mereka pun sudah saling mengenal dan akrab.
"Ayo! Aku juga udah laper banget," ucap Bella dengan di iringi agukan kecil.
Setelah sampai di kantin mereka berempat melihat di sekeliling yang begitu sangat ramai. Lalu mereka duduk di meja tengah, karena hanya itu meja yang tersisa. Dan mereka pun memesan makanan sesuai dengan selera masing-masing, dan tidak lama kemudian makanan itu sudah di bawakan oleh pelayan kantin.
Mereka sangat menikmati makanan dengan sangat antusias, mungkin karena cacing-cacing yang ada di dalam perut, sekarang sudah berdemo.
Setelah beberapa menit kemudian, makanan mereka pun habis. Dan tidak lupa mereka mengucapkan alhamdulillah.
"Alhamdulillah, teman-teman aku udah kenyang banget sekarang," ucap Putri sambil meminum es teh.
"Sama aku juga," ucap mereka bertiga.
"Waktu istrahat masih 15 menit lagi nih. Jadi, kalian mau nggak temenin aku keliling-keliling sekolah ini?" tanya Putri dengan penuh harap kepada teman-temannya. Dan alhamdulillah mereka pun menyetujuinya. Mereka mulai berjalan menelusuri kelas-perkelas.
Sampailah mereka di kelas XI Mia¹, yang di dalam kelas tersebut terlukis sebuah bunga mawar yang sangat indah. Putri tidak berhenti memandangi bunga mawar yang terlukis di tembok kelas itu.
"Aku sangat mengagumi lukisan bunga mawar itu," batin Putri.
Beberapa menit kemudian, Mita, Sari dan Bella memanggilnya, dan tentu saja Putri kaget. Karena dia sedang serius memandangi lukisan itu.
"Putri ayo kita jalan lagi," ajak mereka yang berhasil membuyarkan lamunan Putri pada saat itu.
"Kalian lihat lukisan itu nggak? Masya Allah, cantik bangetkan gays?" tanyanya sambil mengarahkan tangan ke dinding kelas itu.
"Iya Put, kita udah lihatn itu dari tadi, sekarang ayo kita pergi," ucap Sari padaku.
"Iya Putri, ayo!" Lanjut Bella dan Mita.
"Ya udah deh ayo, tapi kalian besok harus temenin aku ke sini lagi yah. Aku suka banget sama lukisan bunga mawar itu," ungkap Putri jujur pada mereka.
"Ya udah, bawa aja tuh lukisan sekalian, eh .... Suka sama bunga mawarnya, apa sama orang yang melukisnya nih, hayoo?" tanya Sari sambil mengangkat alisnya dengan sedikit mengejek.
"Ah, kamu ini, sembarangan aja."
"Udahlah Put, jangan malu-malu," lanjut Bella yang membuatku bingung.
"Kalian ini aneh banget deh, aku cuman sukai lukisannya aja kok, bukan orangnya. Lagi pula, aku nggak tahu siapa yang ngelukisnya."
"Putri, kalau kamu suka sama lukisan mawar itu. Pasti kamu nanti juga akan lebih suka lagi sama orang yang melukisnya."
"Belum tentu, lagi pula aku nggak kenal sama dia," jawab Putri dengan ekspresi yang datar.
"Iya, mungkin sekarang belum, tapi besok-besok kalau udah ngeliat orangnya, pasti malu-malu sendiri deh. Karena orang yang udah lukis itu adalah orang yang sangat tampan, idaman semua siswi di sini, ditambah lagi dia ketua OSIS, Put. Aku yakin deh, nanti setelah ngeliat dia, kamu pasti akan suka sama orangnya juga, heheh." jelas Sari panjang kali lebar kali tinggi dengan terkekeh-kekeh menertawai Putri.
Bella dan Mita hanya bisa tertawa melihat percakapan antara mereka berdua.
"Aduh, kalian ini emangnya mana ketua OSIS itu? Sampai buat semua temen-temenku seperti ini?" tanyaku dengan antusias, karena aku sudah sangat penasaran dengan tingkah mereka bertiga.
"Jadi orang yang lukisnya itu bernama––"
Hayoo, penasaran nggak?
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPERTIGA MALAMKU (Revisi Sementara)
Novela JuvenilFollow sebelum membaca 💗 بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم ۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞ Selamat datang di cerita pertama aku. Semoga kalian suka maklumin jika banyak salah...