"Oh iya, kelasnya abang di mana?"
"Di sana, jadi kita berpisah di sini yah," ucap Farel sambil menunjukkan kelasnya.
"Okey abang," sambil mengangkat kedua jempolnya.
....
"Aku ingin menjadi baik dan ingin selalu baik kepada sesama, agar bumi ini memang benar hidup, tidak hanya sekedar bernyawa." Putri Aneska Aradila.
Lalu aku berjalan menuju kelas, aku sangat gugup saat itu.
Setelah berada di depan pintu kelas, aku memberanikan diri untuk masuk, dan melihat sudah banyak teman-teman yang sudah berada di dalam kelas.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab mereka yang ada di dalam kelas.
Banyak sorotan mata yang melihatku dan banyak pula yang meminta berkenalan. Mereka menyapaku mulai dari kata hay, hallo, salam dan ada juga yang memberikan senyuman manisnya.
Tepat di hadapanku ada kedua wanita yang menghampiriku."Hay, kita satu kelas yah ternyata," ucap salah satu dari mereka.
"Hai juga, iya, alhamdulillah kita satu kelas," jawabku dengan senyuman lembut.
"Iya, ternyata kita satu kelas, kami tadi melihatmu saat kamu berjalan dengan kak Farel tadi. Kalo boleh tau, nama kamu siapa?" lanjut salah satu temannya lagi.
"Iya alhamdulillah, perkenalkan, nama aku Putri Aneska Aradila. Dan kalian bisa panggil aku Putri."
"Salam kenal yah Putri, aku Saras Mita bisa dipanggil Mita," ungkap Mita padaku.
"Salam kenal juga yah Putri, aku Ratna Sari kamu bisa panggil aku Sari," ucap Sari yang juga tidak mau kalah dengan Mita.
Mita dan Sari memang sudah bersahabat sejak dulu dan mereka selalu bersama sama.
"Hai, kenalin nama gue Natalia, gue harap bisa berteman baik," ucap gadis yang tiba-tiba datang dengan menatap Putri dengan tatapan tidak suka.
Putri hanya membalasnya dengan sopan dan ramah. Meskipun ia tahu, wanita di depannya ini seperti tidak menyukai keberadaannya.
Setelah beberapa menit kemudian bel masuk pun berbunyi. Mereka segera mengambil posisinya untuk duduk.
"Hay kamu, ayok duduk sama aku," ajak salah seorang siswi yang duduk di bangku paling depan.
"Baiklah, terima kasih," jawabku sambil tersenyum.
"Iya sama-sama."
Setelah duduk itu pun kami berdua saling memperkenalkan diri dan kami pun terlihat sangat akrab.
Sedangkan Mita dan Sari mereka duduk di meja kedua tepat dibelakang meja ku.
Tidak lama kemudian masuklah seorang laki-laki paru baya yang berpakaian sangat rapi.
"Assalamu'alaikum anak-anak, apa benar ini kelas X Mia¹?"
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, iya Pak, betul," jawab kami semua dengan penuh semangat pertanda kami sudah siap mengikuti pelajaran.
Tidak lama kemudian...
Guru itu langsung memperkenalkan dirinya kepada siswa siswinya dan tidak lupa juga beliau menyuruh murid-muridnya itu untuk memperkenalkan dirinya masing-masing.Dua jam berlalu di gunakan hanya untuk saling mengenal antar guru dan murid.
Dan benar saja, hari ini mereka tidak belajar. Kenapa? karena mereka sibuk memperkenalkan diri di depan guru dan juga teman-temannya.
"Tersenyumlah, kenapa? karena semua yang Allah aturkan untuk kita, pasti akan berakhir dengan kebahagiaan." Putri Aneska Aradila.
Jangan lupa follow dan klik tanda bintang di pojok kiri bawa yah.
Bayar nggak? enggak dong, gratis kok.
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPERTIGA MALAMKU (Revisi Sementara)
Teen FictionFollow sebelum membaca 💗 بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم ۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞ Selamat datang di cerita pertama aku. Semoga kalian suka maklumin jika banyak salah...