12. Want To Kiss

121 54 16
                                    

"Vian siapa ? ini aku Taehyung," membuka sedikit maskernya.

*****

Ara mengedipkan mata berkali - kali, mulutnya mengangah, ia masih berusaha menerima kenyataan. Ternyata saat mereka memakai masker sangat mirip.

"Apa kau tidak dingin ? ayo ikut aku," tanpa aba - aba Taehyung menggenggam erat tangan kiri Ara yang terbalut sarung tangan.

.

.

.

.

Mereka berjalan masuk ke dalam mobil Rush berwarna biru dongker, Ara kira hanya ada Taehyung ternyata ada Jimin yang duduk dikursi pengemudi.

"Annyeong," sapanya menoleh ke Ara yang sudah duduk dikursi belakang bersama Taehyung.

"Nee Annyeonghaseyo," Ara memberi salam.

Jackpott ! rasanya Ara ingin teriak tapi ntar malu - malu'in , ia mencubit lengannya berulang kali.

"Auh sakit," ucapnya lirih.

"Mwohaeyo ?" Tae bingung melihat sikap Ara.

"Jaa...hangatkan dirimu," Taehyung memberi segelas kopi.

"Kamsahamnida," Ara menerimanya.

"V oppa begitu dekat," batinnya was-was.

Lengan mereka bahkan bersentuhan walau terhalang pakaian masing - masing, aroma Lavender entah dari tubuh atau sweaternya, sangat wangi.

Jimin melajukan mobil mengelilingi kota Seoul menghilangkan kecanggungan.

"Pfft.. kulihat kau mengenakan sarung tangan bertuliskan nama Taehyung," Jimin menutup mulutnya menahan tawa.

Memang benar sarung tangan coklat yang dikenakan Ara terdapat simbol huruf V, teman sekolah Ara yang membuatkannya.

Taehyung meliriknya menahan senyum.

"Ekhem... maaf aku membuat janji tapi malah datang terlambat."

"Gwenchana Oppa, aku sudah melupakannya sejak bertemu denganmu hihihi," jawab Ara diselingi tawa.

Lagi - lagi Taehyung tersenyum, dan Jimin melihat interaksi mereka dari kaca spion mobil.

"Rasanya aneh jika bertemu denganmu tidak membawa apapun, terimalah," Ara memberikan kado berisi sarung tangan rajut yang ia bungkus rapi.

"Wah kau tidak perlu melakukan ini, aku jadi nggak enak."

"Untukku ?" pinta Jimin.

"Kukira akan bertemu V oppa saja, jadi... maafkan aku Jimin oppa."

"Hmm," Jimin mempoutkan bibirnya sedih.

"Oke deh gak masalah sebagai gantinya aku minta nomor kamu."

Otak Ara loading.

"Jimin oppa meminta nomorku ?? untuk apa ? aku berikan atau tidak ?" ia berulang kali mengedipkan matanya bingung.

"Untuk apa ?" tanya Ara lirih.

"Ya untuk menagih hadiahku apalagi coba ? Gimana nanti aku nagihnya kalau gak punya nomor kamu ? Sudah syukur kita dipermudah dengan adanya handphone."

"Ahh ~ Nee nee."

"Ternyata karena hadiah, kukira hal lain," gumam Ara dengan polos mengetik nomornya di hp Jimin.

"Oke, gomawo. Kau gak mau nyimpen nomornya juga Tae ~ ?" goda Jimin.

I'm Not You II KTH [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang