09. Lip Balm

63.4K 4.5K 96
                                    

Author POV

Besoknya, alhamdulillah keaadan Andra sudah membaik berkat Anin yang merawatnya dengan baik.

"Besok-besok kerjanya enggak usah diforsir gitu," ucap Anin sebelum Andra berangkat kerja.

Awalnya Anin menolak Andra untuk kerja, namun bocahnya enggak mau nurut.

"Kalau sakit kan ada yang ngurusin saya," ucap Andra.

"Dihh bisa gitu."

"Bisalah kan saya punya istri."

Anin akhirnya mengalah saja dan mulai memoles mukanya sedikit dengan bedak bayi dan lip balm agar bibirnya tidak kering.

"Gak boleh pakek lipstick Anin," tegur Andra.

"Dih, ini tuh lip balm Pak." Jawab Anin membela diri.

"Mas Anin, bukan bapak," tegur Andra lagi.

"Suka suka saya," Anin menjulurkan lidahnya meledek Andra.

Anin menyampari Andra yang sedang memakai dasi, "Bapak mau pake? Bibirnya pecah-pecah tuh. Nih pake biar enggak kering," ucap Anin sambil memberi lip balmnya.

Tiba-tiba saja terpikir ide cemerlang dari otak Andra.

"Kamu udah pake kan tadi?" Tanya Andra. Anin mengangguk sebagai jawabannya.

Tanpa aba-aba Andra langsung menarik tengkuk leher Anin dengan tangannya dan menyatukan bibirnya dengan bibir Anin yang sudah memakai lip balm tadi.

Andra menyesap pelan bibir atas dan bibir bawah Anin. Kemudian menjilatnya secara bergantian juga. Anin yang shock hanya diam menerimanya.

Setelah puas Andra melepaskan ciumannya dengan posisi Anin yang masih loading terhadap otaknya.

"PAK ANNNDRAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!"

Pekikan Anin menggelegar kencang memenuhi sudut rumah.

"Besok-besok saya mau pake lip balm lagi tapi dari situ," ledek Andra yang memang sengaja memancing amarah istrinya yang ia anggap menggemaskan.

"DASAR OM-OM MESUMMMMMM!"

Andra yang mendengarnya terkekeh pelan, "Buruan nanti telat," ucap Andra.

Anin yang masih kesal berjalan melewati Andra dengan tas yang di sampirkan di punggungnya tanpa melirik Andra sedikit pun.

MAMPUS LU NDRAA

Andra langsung menyambar kunci mobilnya dan mengemudikannya keluar komplek perumahannya.

Keadaan mobil jadi hening karena Anin hanya diam sambil melirik ke arah jendela.

"Ganteng banget ya jendelanya, sampe saya enggak dilirik," ucap Andra.

Anin masih diam mempertahankannya sedangkan Andra menghela napasnya pelan, "Saya minta maaf."

Anin masih mendiamkannya. Akhirnya Andra mengalah dan memikirkan cara membujuk Anin nanti.

Begitu sampai di kampus, Anin langsung salim dan keluar tanpa mengucapkan sepatah kata.

Saat Anin sudah tak terlihat dari pandangannya, Andra langsung menancap gas ke arah kantornya untuk menyelesaikan urusan kemarin.

***

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 25 menit Andra sampai di kantor. Banyak pegawainya yang menyapa.

Mas Dosen (TAMAT) || REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang