22. Tanda

40.8K 2.9K 75
                                    

Haii...Haii...

Author kembali lagi, heheh :)

Makasih banyak yang udah dukung cerita ini, author terharu banget ㅠ ㅠ

Oke langsung aja~

Let's Go!

Selamat Membaca :)

***

Pagi harinya saat bangun tidur seluruh badan Anin pegel bukan main karena tidur di sofa yang terbilang cukup pas untuk satu orang, namun semalam Andra juga tidur disana bersamanya semalam.

"Gimana masih pegel?" Tanya Andra sambil memijat pundak Anin.

"Udah lumayan Mas, Makasih ya. Mas mau Anin pijitin?" Gantian gitu maksud Anin.

Andra berpikir sejenak, "euummm."

"Boleh deh," sambung Andra.

Anin dan Andra saling bertukar posisi untuk memudahkan Anin memijat pundak Andra.

"Temen Mas nanti jadi dateng abis zuhur."

Anin menganggukan kepalanya, "Terus mau masak apa buat makan siangnya?"

"Terserah kamu, apapun yang kamu masak Mas suka."

"Dih, pagi-pagi udah gombal aja," ujar Anin sambil mendorong pelan bahu Andra.

Andra memutar balikan badannya,"Morning kiss dulu."

Cupp

"Lagiii..." pinta Andra.

Cupp

"Lagiii..." rengek Andra.

Cupp

"Udah Mas?" Tanya Anin sambil menggesekan hidungnya dengan hidung Andra.

"Lagiii..."

Cupp

Kali ini Andra menahannya, mencium Anin sedikit lebih lama, perlahan ciuman Andra turun ke rahang dan berakhir di leher jenjang Anin.

Andra membuat beberapa tanda tanpa ia sadari, sebelum bertindak lebih jauh Andra mengakhirinya dengan mengecup bibir Anin. Nafas keduanya beradu satu sama lain.

Andra mengatur nafasnya sebelum bicara, "Maaf, Mas lepas kontrol, kamu enggak takut kan sama Mas?"

Karena ini pertama kalinya Andra bertindak sampai sejauh itu, Andra tak mau Anin jadi takut dengan dirinya karena perbuatannya sendiri.

"Enggak, Anin enggak takut kok. Itukan hal yang wajar untuk suami istri. Seharusnya Anin yang minta maaf."

"Mas yang minta maaf," ucap Andra sambil mengelus singkat rambut Anin.

"Mas mau kan tunggu Anin sebentar lagi sampai Anin selesai sidang? Setelah dinyatakan lulus Anin janji akan jadi istri Mas yang seutuhnya," Anin tak melepas pandangannya dari Andra selama bicara.

Andra tersenyum mendengar ucapan Anin kemudian mengangguk, "Berarti tiap hari boleh?"

"Ihh Mas... gak usah dibahas, Anin malu..." ucapan Anin mengundang tawa Andra.

Mas Dosen (TAMAT) || REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang