👑first met👑

94 18 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Yok tengkyu ya"

Sahut Hendery begitu kakinya menyentuh daratan ketika turun dari motor besar milik Lucas. Seperti biasa, mereka baru saja pulang dari rumah Ten.

Bermain PS hingga larut, dan melupakan kewajiban sebagai pelajar untuk mengerjakan tugasnya. Bagi Hendery, tak apa. Toh hari minggu pun belum lalu setengah hari. Dan ia bukan siswa rajin yang mengerjakan tugas tepat setelah tugas itu diberi.

Ada satu prinsipnya. 'Semua akan selesai pada waktunya'.

Terlebih saat kepepet, inspirasi akan terus mengalir dan otaknya tiba-tiba saja mengencer. Itulah kenapa, Hendery pilih menjalankan hidup santai selagi bisa.

"Dek! Martabak"

Sang adik yang mendengar sapaan kakaknya menyembulkan kepala dari dalam kamar, kemudian tersenyum berseri-seri ketika hidungnya mengendus aroma favorit.

"Kok tumben ko pulang bawa oleh-oleh? Biasanya pulang bawa masalah doang?"

Setelah melemparkan tatapan 'marah', Hendery berjalan ke dalam kamarnya. Terserah, toh martabak memang bukan darinya. Si bocah Jerman itu sedang berbaik hati tiba-tiba saja memberinya sekotak martabak sembari mengucap 'buat orang rumah'.

Ck, apa maksudnya?!

Sampai rumah, sampai kamar, bagi Hendery kaus sudah tidak ada artinya lagi. Alhasil, ia melepas kausnya masuk ke dalam keranjang baju di ujung kamar. Kemudian merebahkan tubuh sebentar karena tulang punggungnya pegal setelah terduduk tujuh jam lebih bermain PS.

"Loh? Minum gue habis"

Seiring dengan itu, Hendery membawa gelas miliknya dari atas nakas menuju ke arah dapur. Menenggak dua gelas air karena tenggorokannya juga terasa kering.

Begitu tubuhnya berbalik, air dari dalam gelasnya itu terdorong masuk ke dalam lubang hidung ketika mendapati wajah seorang gadis asing yang menganga terkejut menatapnya.

"Setannn!! L–lo siapa??"

Dengan rambut panjang ditambah gaun selutut berwarna putih dengan corak bunga, semuanya terlihat menyeramkan di mata Hendery. Sangat tidak lucu kalau ia dihantui hantu perawan di siang bolong seperti ini.

"Ver? Ver? Ih Koko apaan sih?! Udah gak pake baju, ngagetin orang pula. Vero kan jadi ketakutan"

"D–dia yang ngagetin gue!!"

Vero namanya. Sepertinya, Hendery juga pernah mendengar nama itu sebelumnya. Tapi ia sendiri lupa dimana.

Setelah adiknya membawa gadis asing tadi kembali ke kamarnya dengan sepiring martabak, Hendery pun berjalan mengendap ke arah kamarnya sendiri. Tak lupa menutupi tubuhnya dengan kedua tangan, meskipun itu percuma.

Vision! • WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang