Chapter 3 : Bedebah Kurang Ajar

119 26 18
                                    

Jimin terbangun dari tidurnya sebab getaran ponsel dalam saku. Matanya terbuka dan menemukan kelas telah kosong. Oh, ya. Jam istirahat, semua orang pasti pergi ke kafetaria. Kecuali satu orang seperti biasa, si Wortel.

Menegakkan badan, Jimin mengambil ponsel dalam saku. Itu pesan dari Bibi Mi Kyung.

Bisa bawa Yoongi kemari lagi? Bibi ingin mengajaknya membuat resep baru.

Bukan suatu hal yang bagus. Seperti nya Bibi sudah mulau tertarik dengan Wortel satu ini dan jika perkiraan Jimin benar, dirinya akan mendapat tugas sebagai kusir untuk mengantar Wortel menjengkelkan yang kini tengah duduk disebelahnya sambil memakan nasi kepal dari kotak bekal gambar wortel nya.

Jimin menoleh menatapnya.

"Mau?" Yoongi tahu Jimin menoleh padanya, maka Gadis itu tengokkan kepalanya sejenak dari buku ditangan, menawarkan nasi kepal dengan potongan wortel mendominasi campuran sayur.

"Tidak" Jimin menggeleng, menunjukkan layar ponsel nya pada Yoongi, "Bibi ingin kau datang. Beritahu dia kapan kau luang dan aku akan mengantarmu" Jimin menyerahkan ponsel nya setelah berkata dengan berat hati.

"Benarkah kau mau mengantarku?" Wajah Yoongi berbinar cerah, segera meletakkan sumpit ditangan dan menyambut ponsel Jimin. Tangannya disegerakan mengetik kapan dia bisa mengunjungi Bibi Mi Kyung. Ini menyenangkan.

Melihat binar wajah Yoongi begitu, Jimin sama sekali tak tertarik. Hanya memutar bola matanya untuk kemudian kembali ambil posisi, siap untuk tidur.

Yoongi sudah melupakan nasi kepal miliknya. Asyik bercanda bersama Bibi lewat pesan ponsel Jimin. Sesekali terkikik pelan membaca balasan Bibi yang rasanya menggelitik jiwa humornya. Ah... jadi rindu Bibi dan memasak bersama. Tahu baru sekali bertemu dan memasak bersamanya, tapi rasanya rindu, entah bagaimana.

Kini satu persatu teman sudah memasuki kelas, sebagian membawa makanan mereka dari kafetaria, sebagian lagi sudah ludes dimakan. Yoongi tak terlalu peduli, toh berbalas pesan dengan sang Bibi lebih mengasyikkan.

Tapi asyik nya berbalas pesan membuat Yoongi tak sadar seorang siswi yang berjalan mendekat kearah meja miliknya dan Jimin. Mata siswi itu terus fokus pada ponsel di tangan Yoongi yang kini masih asyik ditatapi sembari jemari nya bergerak mengetik pesan.

Hap.

Ponsel Jimin raib dari tangan Yoongi. Entah bagaimana tapi saat ini sudah pindah tangan pada siswi dihadapan Yoongi.

"Oh, jadi sekarang kau berani mencuri ponsel Jimin?"

Tak heran jika siswi itu mengira demikian. Semua orang juga tahu jika hubungan Jimin dan Yoongi hanyalah sebatas teman sebangku yang tak pernah berkomunikasi barang sedikitpun. Komunikasi pertama antar kedua nya didalam kelas ini adalah tadi saat Yoongi menawari nasi kepal kepada Jimin. Selebihnya, tak ada.

Pun tidak ada yang tahu kejadian kemarin yang berdampak pada kemajuan hubungan Jimin dan Yoongi. Dari teman sebangku yang tak pernah berkomunikasi, kini mereka berkomunikasi. Maka tidak akan ada yang menyangka jika Jimin meminjamkan ponsel nya pada Yoongi agar Gadis pecinta wortel itu dapat leluasa berbincang dengan Bibi Mi Kyung.

"Mencuri? Kau pikir aku berniat mencuri ponsel itu dari Jimin? untuk apa aku melakukannya?" Yoongi mengumpat kasar dalam hati.

"Bukankah banyak alasan bagimu untuk melakukannya?" Siswi itu memainkan rambut Yoongi, "Semua orang tahu semiskin apa dirimu. Kau memakan bekal murahan itu karna kau tak mampu beli makanan di kafetaria, jangan kan untuk membeli ponsel, sepatu mu saja butut begitu"

Siswi itu memberikan seringai nya, "Lalu kau masih bertanya untuk apa kau melakukannya?"

Yoongi mencoba menahan emosi dalam dirinya. Tak ingin membuat masalah hingga berakhir masuk ruang kedisiplinan dan membuat malu Dokter Lee sebagai orang yang telah membiayai sekolahnya.

PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang