{Bagian 9}

7 2 0
                                    

"Baik yang mulia, akan saya buatkan pedang yang terbaik untuk anda."

"Tidak usah, aku akan pilih yang sudah jadi saja. Jadi tolong bawakan ke sini sesuai permintaanku ya."

"Baik yang mulia, saya akan segera kembali." Kata Baronet Macarios menunduk dan pergi untuk mengambil beberapa pedang.

Tak lama kemudian Baronet Macarios memasuki ruangan bersama dua orang pekerjanya.

"Yang mulia, ini adalah tiga pedang terbaik yang ada di toko kami. Anda boleh melihat-lihat dan mencobanya." Kata Baronet Macarios sambil menaruh tiga kotak panjang berisi pedang.

Aku membuka kotak pertama. Terlihat pedang yang sangat kokoh dengan pucuk gagangnya berbentuk sepasang sayap burung berwarna emas, di tengah pedang itu juga terdapat berlian berwarna merah yang seperti melambangkan matahari. Aku mengambil pedang itu dan mengangkatnya.

'Pedang nya bagus... Tapi terlalu berat untukku.'

Aku pun menaruh pedang itu kembali ke dalam kotaknya. Kubuka kotak ke dua, di dalam kotak itu berisi pedang yang ramping dengan pucuk gagang berbentuk spiral. Aku mengangkat pedang itu.

'Terlalu ringan...'

Aku menaruh pedang itu kembali ke kotaknya. Tinggal tersisa pedang di kotak ketiga. Aku membuka kotak ketiga dan melihat pedang dengan ukiran berbentuk naga emas di mata pedangnya, pucuk gagang pedang itu juga berbentuk seperti sepasang sayap naga yang seperti menjaga kristal berwarna ungu yang berada di tengah pucuk gagang itu.

"Apa kamu membuat pedang ini sendiri?"

"Sebenarnya yang mulia, kedua kotak yang anda buka sebelumnya adalah buatan saya, dan kotak terakhir yang anda buka adalah buatan kakek saya, karena belum ada yang membelinya sampai sekarang jadi pedang itu masih ada di toko saya sampai sekarang ini."

"Oh... Begitu..."

Aku mengambil pedang yang ada di kotak terakhir dan mengangkatnya. Saat aku mengangkat pedang itu aku melihat sekilas cahaya yang bersinar dari kristal yang berada di pedang itu.

'Pedang nya bagus... Beratnya juga seimbang...'

"Baiklah, aku akan beli yang ini." Kataku sambil menaruh pedang terakhir ke kotaknya kembali.

"Pilihan bagus yang mulia, terimakasih sudah membeli pedang di toko kami."

"Fiolita, tolong bayar lebih ya." Kataku sambil berbisik kepada Fiolita.

"Baik yang mulia." Kata Fiolita sambil tersenyum.

Baronet Macarios melihat ke arahku dengan wajah bingung saat Fiolita memberikan uang kepadanya.

Aku tersenyum dan berkata. "Itu imbalan karena kamu sudah selalu mengabdi kepada mendiang ayahku."

Baronet Macarios tersentak dan tersenyum.

"Terimakasih yang mulia, saya yakin anda pasti akan menjadi ratu yang baik untuk Kerajaan Chrysa." Kata Baronet Macarios sambil menunduk hormat kepadaku.

"Baiklah, aku pergi dulu karena harus berkunjung ke toko yang lainnya." Kataku sambil berbalik pergi meninggalkan ruang VIP toko pedang Baronet Macarios.

"Baik yang mulia, semoga kerajaan dan yang mulia selalu bersinar."

Aku pergi dari toko itu dan berjalan kembali menyusuri pertokoan di ibukota.

°°°

"Kamu menjual 'pedang itu' kepada yang mulia baginda ratu?" Tanya Baroness Ivy Macarios istri Baronet Macarios.

Queen 15 Years [Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang