{Bagian 3}

16 3 0
                                    

"Astrella!" Panggil seseorang dari kejauhan.

"Astrel- Yang mulia ratu, semoga anda dan Kerajaan Chrysa selalu bersinar." Kata Duke Filadelfo membungkuk kepadaku.

"Ada apa tuan duke memanggil saya?" Tanya Astrella kepada Duke Filadelfo.

'Tunggu, tuan?! Bukannya dia anaknya?! Kenapa dia memanggilnya tuan?! Apakah dia disiksa dan harus disuruh memanggil tuan?! Eh, tapi itu tidak mungkin Duke Filadelfo yang baik hati itu tak mungkin menyiksa orang... Apalagi anak secantik dia...' pikirku.

"Jadi yang mulia kami permisi dulu sebentar." Kata Duke Filadelfo tiba-tiba.

"Oh! Baik, semoga kalian suka dengan pestanya." Jawabku dengan ramah.

Mereka pun membungkuk hormat dan pergi meninggalkanku.

'Sial, aku terlalu banyak berpikir, jadi tidak fokus mereka berbicara apa. Yasudah-lah, aku kembali saja ke tempatku.' akhirnya aku berjalan kembali menuju ke singgasanaku.

°°°

Dan begitulah 2 malam terlewati olehku tanpa ada kejadian menarik lainnya. Namun pada malam ke-tiga pesta penobatan-ku, datang seorang perempuan yang umurnya tidak berbeda jauh denganku.

Dia berlutut di hadapanku dan berkata, "Kakak saya adalah Cerelia Vincentius, saya adalah adik kakak yang sudah lama diasingkan oleh mendiang ayah dan ibu. Saya harap kakak bisa menerima saya sekarang." Kata perempuan berambut merah marun dengan gaun berwarna merah sederhananya.

'Apa? Siapa? Aku? Kakak? Kakak perempuan ini? Aku bahkan tak tahu siapa dia... Tapi, rambut merahnya persis seperti Sharik dan ayah... Apa mungkin dia benar... Tidak, aku harus mencari asal-usul dia dulu.'

"Tunjukkan wajahmu." Kataku kepada perempuan itu. Dia pun mengangkat wajahnya dan menatapku dengan ragu.

'Mata berwarna ungu... Sama dengan mataku... Apa mungkin...' aku menoleh sejenak ke arah Fidelio yang berdiri di sampingku. Mulai terdengar bisikan orang-orang sambil menatap perempuan itu.

"Baiklah, aku menerimamu tapi selama aku belum tahu benar siapa kamu, dan kenapa orang tuaku mengasingkan anaknya. Kamu diperbolehkan tinggal di istana, tepatnya di istana selir, dan jika aku tahu kamu bukanlah sama sekali anggota keluarga kerajaan, aku terpaksa menjatuhkan hukuman mati untukmu karena sudah menipu ratu dan rakyat kerajaan ini." Kataku kepada Cerelia.

"Terimakasih atas kemurahan hati kakak, saya akan menerimanya dengan senang hati." Katanya menundukkan kepalanya lagi.

'Aku tahu ini keputusan yang bodoh, tapi... Kalau benar dia ini adikku tidak masalahkan? Lagipula... Aku... Tak punya siapa-siapa lagi...'

"Baiklah Amelia tolong antar-kan dia ke kamarnya di istana selir." Perintahku kepada Amelia kepala pelayan istana.

"Baik yang mulia." Amelia dan Cerelia pun membungkuk lalu pergi meninggalkan ruang utama.

Orang-orang yang tadinya berbisik dan berdiam diri akhirnya kembali mengurusi urusannya masing-masing.

"Yang mulia maaf atas ke-lancangan saya, tapi sudah tugas saya sebagai penasihat untuk memberi nasihat kepada anda." Kata Fidelio.

"Tak apa, bicaralah."

"Yang mulia saya bertanya-tanya mengapa anda menerima perempuan itu tanpa asal-usul yang jelas? Bagaimana kalau dia sebenarnya adalah mata-mata kerajaan lain?"

"Karena dia memang mirip dengan keluargaku, aku tahu aku tidak bisa menerima sembarang orang masuk ke istana hanya karena dia mirip dengan keluargaku, maka dari itu aku harus mengawasinya terus."

Queen 15 Years [Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang