OSIS

45 7 4
                                    

“HEH, NGAPAIN KALIAN?!” guru berkepala botak itupun menampakkan dirinya.

Badan keduanya memisah, seketika pipi Gaby-pun merah .

“Tadi saya cuma ngambil kotoran di rambutnya Gaby kok pak.” Lelaki itu menyangkal.

“Oh ya sudah, sekarang kembali ke kelas, tapi kalian nggak terlambat kan?” tanya Mr. Thomas.

“Jelas nggak dong pak, kita-kan anak teladan.” Gaby tertawa sembari berbalik badan meninggalkan mr. Thomas.
(si Gaby emang laknat bocahnya. -Author)

Keduanya perlahan berjalan melewati koridor kelas. Dengan cepat, Gaby menarik kerudung hoodie lelaki yang ada di sebelahnya. Persis seperti penglihatannya, lelaki misterius itu adalah Tian.

Ketegangan diantara mereka langsung runtuh, ketika sepasang mata mereka serentak tertuju kepada anak-anak yang berkerumun di papan pengumuman sekolah. Rasa penasaran-pun kembali hadir, mereka berdua-pun berlari menemui kerumunan orang itu.

“Heh ngapain pada ngumpul di sini, nggak dimarahin pak botak?” tanya Tian kepada kedua sahabatnya.

“Lah lu nggak tau? Habis mbersihin eek kuda ya? Itu-kan pengumuman anak-anak yang dipilih buat jadi calon-calon OSIS angkatan sekarang.” Alex mengangkat tasnya.

“Lu sembarangan kalo ngomong.” Tian melemparkan bukunya ke muka Alex.

Dengan cepat Tian mencari sela-sela diantara kerumunan itu, untuk melihat alasan yang membuat mereka berkerumun.

“RA MINGGIR TABRAK!” Tian menabrak semua orang yang ada disana untuk menerobos ke bagian depan.

“Lu main terobos aja. Tapi nggak papa lah, yang penting ganteng.” Ucap salah satu gadis.

“Bisa aja sih lu, bekantan bentina.” Adriel menyaut.

Kini Tian sampai di depan papan pengumuman. Dirinya dengan fokus membaca nama-nama itu satu persatu dari bawah.

No | Nama                         | lolos
18. Giannes Christian Carlen | Lolos
19. Gaby Aldora Bernice | Lolos
20. Adriana Callie Claretta| lolos

“Wah sialan, ngapain harus keterima sih ah. Gara-gara si dua babi gila, gue jadi kaya gini kan.” Tian mengobrak-abrik rambutnya.

Sedari awal Tian tak ingin jika dirinya masuk OSIS, tapi sialnya dua pasukan babinya dengan sengaja memasukkan namanya secara diam-diam tanpa sepengetahuannya. Dan anehnya lagi, kenapa manusia seperti Tian bisa masuk OSIS? Ini lebih nggak masuk akal daripada si author jadian sama crushnya.

Tian ngomong sama author, be like=

Di sisi lain Ara dan Gaby bertatap-tatapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sisi lain Ara dan Gaby bertatap-tatapan. Rasa-rasanya mereka berdua tak pernah mendaftar sebagai OSIS, tapi mengapa nama mereka tercantum disana? Berbagai pertanyaan muncul di benak Ara, mengapa nama panjangnya menjadi (Nama panjang Ara)? Padahal … ah sudahlah, percuma pertanyaan-pertanyaan itu muncul, toh nggak semua pertanyaan harus ada jawabannya.

Mata Gaby berbinar, tangannya terangkat.
“YEEE!” Gaby berteriak kegirangan.

Seketika semua mata tertuju padanya. Tangannya langsung ia turunkan, mukanya seketika memerah karena malu, bisa-bisanya ia mengacaukan harga dirinya di hari kedua ia bersekolah.

Lu ngapain teriak sih Gaby?!, Gaby mengomel dalam hati, sembari menutupi wajah merahnya.

Kegaduhan itu berhenti, pengumuman itu tersiar lewat pengeras suara sekolah.

“Kepada anak-anak yang namanya terpampang di death note, eh maksud saya di papan pengumuman, diharapkan untuk segera berkumpul di ruang OSIS, dikarenakan ada program pencarian jodoh, eh bukan, dikarenakan ada sesuatu yang harus segera di sampaikan. Sekian pengumuman dari ketua OSIS, sekian dan terima pacar.”

'Wah gila, Alex sama Adriel harus tanggung jawab,' Tian berlari mencari kedua sahabatnya.

Tian berlari dari kelas ke kelas, tapi ia sama sekali tak menemukan yang ia cari.

'Haish, pengen berak,' Tian berlari ke kamar mandi.

Ia sampai tepat di depan kamar mandi, perutnya semakin bergejolak. Tangannya langsung membuka pintu kamar mandi.

“LAH LU NGAPAIN BERDUA DI KAMAR MANDI?”

Turn Back Time!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang