Gadis kecil itu terus menangis. Pikirannya memberontak, memohon pada semesta untuk membalikkan kehidupannya yang jauh dari kata sempurna. Waktu demi waktu dia terjang, masa depannya terpampang di depan matanya sendiri. Dan ia kini sedang menyaksikan...
Ia sampai tepat di depan kamar mandi, perutnya semakin bergejolak. Tangannya langsung membuka pintu kamar mandi.
“LAH LU NGAPAIN BERDUA DI KAMAR MANDI?” Tian menggedor pintu.
Adriel dan Alex berdiri. Satu kakinya di depan, dan tangannya mengepal ke atas.
“PIKIRAN LO JANGAN NGACO YA BAMBANK! INI GUE SAMA ADRIEL DIHUKUM PAK BOTAK!” Alex menunjuk Tian.
“fiks kalian gay,” ejek Tian.
“Ga ada akhlak memang buaya satu ini.” Adriel melempar sikat WC ke arah Tian.
“Bau anjir,” 2 jari Tian mengangkat sikat itu dengan jijik.
“heh, ini gue keterima OSIS, tanggung jawab lu berdua!’ Tian menudingkan tangannya.
“ya terima aja,” Alex menjawab dengan santai.
Dengan kejam Tian melempar sikat wc itu ke arah muka Alex, alhasil muka Alex dipenuhi dengan kotoran yang bertebaran.
“WAH SIALAN LO!” Alex melempar ember ke arah Tian.
Tian berbalik arah, rasanya puas setelah ia mengerjai sahabat-sahabatnya. Seperti yang kalian lihat, persahabatan mereka berempat tergolong rusuh. Geng yang beranggotakan 4 orang ini terbilang cukup famous dikalangan sekolahnya, apalagi alasannya kalau bukan visual mereka berempat. Tian, Adriel, Alex dan Bara, hampir semua ciwi-ciwi di sekolahnya mendadak caper jika didepan mereka, entah pura-pura jatuh, atau pura-pura sombong, ada juga yang niatnya mau pura-pura pingsan, eh ternyata malah jadi pingsan beneran-_-
Diantara keempatnya, Tian adalah tipe lelaki yang tak sembarangan menunjukkan sikap aslinya ke sembarangan orang. Tian adalah murid terpintar di kelasnya. Lelaki yang tatapannya dingin ini ternyata paling banyak disukai ciwi-ciwi karena kepribadiannya yang misterius. Tapi diantara keempatnya, Tianlah yg paling playboy.
Tian menengok ke belakang, tertawa puas, melihat penderitaan kedua sahabatnya. GUBRAAK! Tian menabrak sekelompok ciwi-ciwi.
“KALO LIAT YANG BENER DONG, NAHKAN, JADI BELEPOTAN MUKA GUE!!!” gadis itu mengeluarkan kaca dari kantongnya, dan segera membenarkan lipstiknya.
Gadis itu mendongak, “eh Tian ganteng … Maaf, gue kira siapa, hehe,” gadis itu menyadari bahwa dia berhadapan dengan Tian.
“GENGSS LIAT NNIH, TIAN YANG PALING FAMOUS DI SEKOLAHAN NGGODAIN GUEE!!” gadis itu berteriak sembari mengibaskan kipasnya.
“Minggir lu, nggak usah cari perhatian ke gue, gue udah muak sama muka genit lo,” Tian menyingkirkan gadis itu dari jalannya.
Gadis itu bergerak cepat, lantas langsung berdiri di depan Tian, tangannya terentang, menghalangi Tian dari jalannya.
“Mau apa sih lo hah? Gue buru-buru!”
“Dinner yuk ntar malem,” gadis itu menaikkan kedua alisnya.
Tian menaikkan satu alisnya, “Ogah, jijik sama lo!”
“Sama gue aja Lov!” Bara menampakkan dirinya.
Gadis itu menengok ke arah tempat Tian berpijak, “Gak, gue sama Tian aja, iyakan Ti … eh?” Tian sudah terlebih dulu menghilang.
“Gara-gara lu sih Bar!!” Lova memukul bahu Bara.
Lova adalah sepupu jauhnya, ia adalah perempuan ter-genit yang pernah Tian temui. Lova sering memamerkan kedekatannya dengan Tian dan selalu mengarang cerita romantis tentang Tian dan dirinya. Ia memanfaatkan kedekatannya dengan Tian untuk membuat dirinya famous. Bagaimanapun sepupunya lumayan terkenal di sekolahnya, dan siapapun yang dekat dengan Tian, otomatis dia juga terkenal di kalangan sekolahnya, dan pada akhirnya Lova memanfaatkan jabatan itu.
Di tatapnyalah ruang OSIS yang ada di depannya. Ia membuka pintunya perlahan. Semua mata kini tertuju pada Tian.
“Kak, saya mau mengundurkan diri dari calon OSIS.” ucap Tian.
“Maaf, tidak bisa.”
Ketua OSIS itu berbalik badan, dan tak menghiraukan Tian. Ia mengambil spidol dan memilih untuk melanjutkan menulis pengumuman di papan tulis. Tian menahan emosi, tangannya mengepal kencang.
“Baik, sampai sini saja pertemuan kita, sampai jumpa besok senin!” ketua OSIS itu-pun membubarkan rapat.
“Loh, saya bagaimana kak?” Tian menghaluskan suaranya, menahan agar emosinya tak meledak.
“Ya gitu.” Ketua OSIS itu keluar dari ruangannya.
Tian memukul pintu, rambutnya berantakan, “APA INI, TINGGAL CORET NAMA SAYA SAJA, APA SUSAHNYA?”
***
Hai gaaaiiss, Mon maap yaa lama update nya 😭🙌
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
