Senandika 14

3 1 0
                                    

******

Waktu Menembus Retisalya

Di balik heningnya jam di dinding yang semakin hari termakan usia, terkadang ia hidup hanya untuk bernafas lalu tak bergerak lagi agar ingin dibilang mati.

Mulut-mulut mereka yang sok peduli itu membuat telingaku semakin hari semakin congkak dan enggan mendengar. Apa salahku? Apakah mereka tahu jika jam itu adalah temanku? Tidakkan? Tidak mungkin aku rela membuang temanku sendiri.

Detiknya saja sudah membuat banyak kenangan dan siang atau malamnya membuatku sadar bahwa waktuku tak lagi sangat berharga.

Dia temanku, kami akan menua bersama. Bodoh jika harus mendengarkan mereka, aku dan dirimu itu sudah cukup menjadi waras di dalam dunia ini.


Sekar Senja ✨

Senandika karya: Aksara dari Meja MemoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang