Senandika 17

5 1 0
                                    

*******

Rintik yang Dulu

Petang ini hujan turun dengan derasnya, menyapu segala lelah yang sudah mendaging. Rintiknya jatuh bersama kenangan, tentang mereka yang datang dan juga pergi.

Rintik jatuh di antara jalan sepi yang menusuk. Mengingatkan daku tentang cerita yang tak lagi utuh. Derunya yang membelah hening, membuat memori berputar kembali. Tentang secangkir kopi yang mulai menjadi dingin, tentang gemericik atap rumah yang dijatuhi banyak rintik.

Saban petang bersama sarayu, rintik hujan tak kunjung berlalu. Jingganya tak lagi terlihat, perginya tak dapat dicegah. Hawa berpadu dengan nyaman, memeluk tubuh yang termakan usia. Memeluk rasa yang semakin jenuh, menggali kembali luka masa lalu.

Datangnya yang memberi suka, perginya meninggalkan luka. Dan hujan menjadi saksi derita yang tercipta oleh rasa.


Sekar Senja ✨

Senandika karya: Aksara dari Meja MemoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang