******Ambang Batas
Cukuplah untuk tidak terlalu jauh, cukuplah untuk tidak melangkah lagi, cukuplah untuk membuat jarak ini semakin pedih. Kau tak tahu bagaimana diri ini bertahan, bagaimana deru ini masih bernafas di saat jiwaku ikut pergi bersamamu.Egoiskah aku? Yang tak menginginkannya menghilang. Berpura-pura ikhlas hanya demi sebuah martabat, membiarkannya pergi agar tak disebut gadis pecicilan. Yang nyatanya, aku semakin hancur, peluk dan belainya tak pernah lekang dari akal.
Yang nyatanya hanya demi sebuah pangkat aku berpura-pura kuat. Cukuplah, semua ada batasnya. Hari ini semua jelas, kisahnya tak akan pernah salah. Ya, aku rindu, aku lemah, aku resah, aku hanya ingin dia. Aku hanya ingin dia berhenti melangkah dan kembali lagi ke sisiku.
Berhenti membuat sandiwara, berhenti tersenyum ramah. Caraku mencintainya tak akan pernah berubah, walau masa tak lagi bergerak, walau detik berubah menjadi abad. Walau kisahku hanya sebatas cuplikan hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika karya: Aksara dari Meja Memori
PoésieKenangan yang menjadi penanda sebuah kisah, yang terekam di ingatan ataupun di hati manusia. Sebagian mereka merekamnya dengan kamera, sebagian lagi merekamnya dengan tulisan. Start: 06 Desember 2020 Finish: 01 Januari 2020