3 • lupa

434 75 3
                                    

"Hyunjin?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hyunjin?"

"Hmm."

"Hyunjin!"

"Ya."

"Hyunjinnnn!"

"Iyaaaaa?"

"Ih! Mau ngomong tatap orangnya lah..."

"Orang? Kamu kan peri, Jeong."

Jeongin merengus. "Kesel ah sama kamu."

"Ya."

Setelah beberapa hari ia menghabiskan waktu dengan Hyunjin, ia mulai mengetahui kelakuan dan hobi manusia itu yang sangat menyebalkan. Pertama, Hyunjin itu orang yang kadang cuek kadang clingy, kayak orang PMS (Jeongin masih tak mengerti kata itu, ia hanya mendengar Hyunjin mengatakannya dan si pemuda pirang itu menjelaskan bahwa kata itu digunakan untuk mendeskripsikan orang yang sering ganti mood). Kalau tidak dikasih makan atau memang tidak mood, ya dia seperti ini.

Kedua, Hyunjin sangat menyukai fotografi. Jeongin tidak terlalu familiar dengan subjek tersebut, ia tidak pernah menjelajahi dunia luar seperti temannya yang bernama Felix. Namun, Felix pernah suatu hari membawa sesuatu bernama kamera setelah keluar dan ia sering memotret Jeongin dengan kameranya itu.

Sayangnya, Felix suatu hari tidak hati hati dan menjatuhkan kameranya itu dalam sebuah danau. Alhasil, kameranya rusak.

Ketiga, Hyunjin benar benar suka mengodainya. Jeongin tidak kesal dengan itu sama sekali, ia malah menyukainya sedikit. Tapi, ia orang yang sangat gampang tersipu dan ya, hal itu pun suka membuatnya tersipu.

"Hyun-"

"Diam."

Keempat, Hyunjin itu... aneh, emang. Suka datang ke hutan untuk menemuinya, tapi kadang-kadang malah melamun kayak gini. Jeongin suka heran dengannya.

"Pfft, canda."

Jeongin yang tadi menunundukkan kepalanya langsung mengangkatnya lagi ketika mendengar perkataannya itu. Masih dengan wajah yang cemberut, ia berdecak. "Dasar!"

Hyunjin tertawa sedikit. "Maaf," ia berkata, mengusap pelan surai biru sang peri. "mengodaimu seru, kau tahu? Mau ngomong apa, manis?"

Yang diusap hanya terus cemberut. "Hm! Aku kesal denganmu." Ia bermulai, mengambil sebuah ceri dari dalam tas kecil yang ia buat dengan rantai dan bunga. "Pertama, kamu jangan godain aku kayak gitu. Kedua, jangan panggil aku manis! Namaku Jeongin! Ketiga, jangan abaikan aku! Ih, kemarin udah janji bawa makanan juga biar Jeongin bisa cicipin makanan manusia...."

Hyunjin tertawa. Jeongin memang makin lucu di matanya, apalagi kalau seperti ini. Apalagi kalau ia sedang mencoba lari darinya menggunakan sayap rapuhnya itu, atau ketika ia mencari ceri untuk dipetik, atau ketika dia cemberut saat digodai, atau ketika-

-tunggu, ia janji bawain Jeongin apa...?

"Oh iya." Hyunjin menepuk jidatnya. "Aku lupa beliin McDons untuk kamu tadi pagi...."

Jeongin mengedipkan matanya, setengah tidak percaya. Ada banyak emosi yang bisa dilihat dalam matanya dan untuk satu detik Hyunjin berpikir ia akan mengumpat, tapi pada akhirnya Jeongin hanya terkekeh dan melahap sebuah ceri dari tas rantai dan bunganya.

"Dasar pelupa."

Jeongin perlu menambah poin kelima, Hyunjin terkadang emang punya memori buruk.

Yang dikatakan malah tersenyum. "Aku mungkin lupa makanan, manis." Ia berkata, mecubit pipi sang peri. "Tapi jangan berpikir aku akan pernah lupain kamu."

Ah, poin keenam.

Hyunjin pandai sekali membuatnya tersipu.

//

a/n : je sabar ya je kalau mau sama hyunjin :'

signed, estelle <3

fairy • hyunin / hyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang