15 • advice

212 37 2
                                    

"Gimana nih? Ceritain dong, sama kaka tercinta kamu tentang cowokmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana nih? Ceritain dong, sama kaka tercinta kamu tentang cowokmu."

Hyunjin mendesah. Ia datang ke tempat Yeji untuk relaksasi dan menjaga anak kakaknya, bukan untuk dikerumuni dengan pertanyaan yang berisi tentang Jeongin.

Yeji mengetahui tentang Jeongin. Ia mengetahui bahwa Hyunjin menyukai seseorang bernama Jeongin, hanya saja ia tak tahu bahwa seseorang itu adalah sebuah peri.

"Ka, udah dibilangin juga." Hyunjin mengomel sambil memberikan Nakko (nickname anak Yeji, Nagyung) sebuah mainan. "Susah, ka. Hyunjin capek."

"Napa, sayang? Cowokmu mau mati, emang?"

"Iya, dia di tengah-tengah mati hidup, ka."

Yeji yang tadinya berisik di dapur langsung diam. Hyunjin dapat mendengarnya melangkah kepadanya di sofa, menepuk pelan kepala anaknya sambil menyalakan televisi untuknya. Nakko pun langsung gembira, perhatiannya pada alat tersebut.

"Mau cerita sama kaka? Kalau gak mau gak usah kok. Tangan kaka akan selalu terbuka untukmu, Hyun."

Yeji memeluknya pada waktu itu. Memang, mereka seperti kucing dan tikus. Tapi, kalau satunya membutuhkan bantuan, yang lain pasti akan datang kepada yang satu dengan pelukan yang hangat.

"Kaka... jangan pikir aku gila ya."

Yeji mengangguk penuh perhatian. "Katakanlah, ada apa?"

"Kakak percaya gak, kalau aku bilang Jeongin itu peri- ka, beneran. Hyunjin belum gila. Jeongin itu peri."

Yeji yang tadinya tertawa langsung diam kembali. Hyunjin emang orang prankster, tapi kalau masalah serius ia tak pernah akan bohong. Memang terdengar gila, tapi Yeji mau tak mau mengangguk, percaya dengan adiknya itu.

Hyunjin mengeluarkan sebuah buku dari ranselnya dan lalu menunjukkannya halaman penuh berbagai polaroid yang ia simpan menunjukkan peri manisnya itu. Selalu disimpan dengannya, foto peri kesayangannya, serta mawar yang diberinya pada buku itu dalam sebuah tabung plastik bening.

"Jeongin itu peri bunga, dia kasih aku mawar ini, bilang gak bakal mati karena dibuat peri bunga." Ia terus menjelaskan, menunjukkannya foto-foto yang ia diam diam ambil. Semuanya menunjukkan Jeongin senang, sayap ditunjukkan, sebuah senyum pada mukanya. "Aku sayang dia ka, suka banget sama Jeongin. Dia lembut, gampang ajak bicara, perhatian dengan Hyunjin, selalu mau Hyunjin baik-baik aja juga."

Yeji kembali mengangguk, menyuruhnya lanjut. "Nah, kemarin aku ada ke tempatnya kan. Dia tertidur, sama diary-nya kebuka. Hyunjin tadinya mau tutupin, tapi terlanjur kebaca. Dia bilang, dia bentar lagi akan mati, ka.."

Matanya mulai merah. Yeji yang melihatnya menepuk punggungnya pelan. "Gak usah lanjut kalau sakit ngomongnya, udah ngerti aku, Hyun."

Hyunjin menggelengkan kepalanya. "Hyunjin takut. Jadinya gak ngomong sama dia sekarang. Ngomong juga takut, nanya keadaan aja. Jeongin sering nanya kapan aku datang, tapi aku terus bilang nanti. Aku gak pikir jelas ka, sungguh. Mau balik ke dia sekarang juga takut, Hyunjin gak mau dia marah. Hyunjin gak bisa pikir lagi ka, nanti kalau dia bilang dia benci Hyunjin gimana? Hyunjin gak mau lihat benci di matanya, gak bisa ka..."

fairy • hyunin / hyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang