11 • leak

206 39 3
                                    

gk tahu jawabnya gimana tapi baca comment kalian seru semua >< anyways, triple update todayy, ya meskipun dua update ini agak telat- hehe :D have funnn !______________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

gk tahu jawabnya gimana tapi baca comment kalian seru semua ><
anyways, triple update todayy, ya meskipun dua update ini agak telat- hehe :D have funnn !
______________________

Tenang, Hwang. Ya ampun, menghadap orangnya saja belum, tapi udah merah seperti ini. Coba hadap beneran, bisa pingsan, kali.

Sekarang, Hyunjin berada di depan cottage nyaman milik Jeongin. Ia masih ingat ketika ia menenangkan peri kesayangannya seperti baru saja terjadi kemarin.

Inilah kediaman Jeongin, dan dia memercayainya sampai ia menyuruhnya datang langsung ke tempatnya dan tidak ke tempat biasanya mereka ketemu.

Senang? Pastinya. Orang yang ia sukai memercayainya, pastinya ia senang.

"Oke, fokus, Hyunjin." Ia bergumam pada dirinya sendiri, menggigit bibirnya saking gugupnya ia saat ini. "Jangan mempermalukan dirimu, oke? Kamu bisa."

Menghirup udara, ia memberanikan dirinya dan masuk rumah itu dengan senyum gembira seperti ia tidak baru saja hampir jatuh karena takut.

"Manis! Aku- eh?"

Bukannya bangun, ia melihat Jeongin tertidur lelap, duduk di sebuah bangku terbuat dari kayu dan benang.

Cottage Jeongin sebenarnya sangat nyaman. Bersegi empat, di sudut kanan atas ada ranjang. Sampingnya ada meja dengan berbagai buku dan bunga diatasnya, juga tempat dimana ia sedang tertidur.

Samping kiri bawah ada sofa yang panjang terbuat dari kapas dan kulit kayu, kiri atas ada semacan dapur dan di kanan bawah ada sebuah meja makan. Tengah-tengahnya ada karpet bunga terbuat dari mawar.

Bunga favorit Jeongin.

Hyunjin tersenyum melihat peri manis itu mendengkur dalam tidurnya. Menurutnya, Jeongin sangat amat cantik. Sungguh, ia tak bisa memalingkan matanya darinya, apalagi kalau sedang tidur begini. Ia dapat mengagumi keelokannya, tanpa dia tertawa atau apapun itu. Ya, ia juga senang melihatnya tertawa.

Point is, Jeongin sungguh indah. Di luar dan di dalam, peri manisnya sangat indah.

Ia tak tega membangunkan peri kesayangannya itu. Jeongin kelihatan capek, ia akan membiarkannya tidur. Bangun nanti bangun sendiri, agar mendapat istirahat yang cukup.

Samping kepalanya ada beberapa bunga dan ceri. Sudah diduganya, anak itu emang sangat menyukai dua hal itu. Hyunjin sudah tidak menanyakanya lagi. Ceri yang buah kesukaannya dan bunga, karena ia peri bunga. Cintanya untuk bunga sudah tertanam sejak ia lahir.

Alangkah baiknya jika ia dapat memberikannya mawar merah juga suatu hari, ia sudah tersenyum seperti orang gila memikirnya.

Namun, ada barang lain yang ia lihat yang ia tak pernah mengetahui keberadaannya. Sebuah buku coklat tebal, sepertinya ia pernah lihat dari toko buku dekat rumahnya.

Ini sebuah diary, Jeongin pernah berkata ia suka menulis dalam diary.

Dan sungguh, Hyunjin tidak bermaksud melihatnya. Ia bukanlah orang yang suka mengendap sekitar barang orang. Matanya hanya tidak sengaja melihat kata-kata yang ditulis peri kesayangannya itu.

'diary, jeongin sepertinya sebentar lagi akan dipanggil dewi hutan. sayap jeongin mulai benar benar rusak. ramuannya mungkin tak akan berkerja bentar lagi.'

Namun, ia tidak dapat membaca semua dari diary tersebut. Karena setelah ia memproses kata-kata tersebut, peri kesayangannya telah bangun.

"Hyunjin....?"

Jeongin mengedipkan matanya sekali, lalu dua kali.

Ada seseorang di sampingnya. Cologne yang dipakai orang itu familiar. Wangi, Jeongin suka aroma ini, karena wangi ini mengingatkannya dengan bunga mawar.

Ini aroma yang dipakai Hyunjin.

"Hyunjin...?"

Menguap, ia langsung memeluk laki-laki itu. Hanya beberapa hari sejak mereka bertemu, tapi ia sudah sangat rindu dengan manusia itu.

"Maaf, Jeongin kecapekan." Ia berkata, menunggu usapan jari Hyunjin pada surai birunya. "Hyunjin kenapa? Ada yang salah ya, sama Jeongin?"

"G-gak, gak ada, manis."

Jeongin berdengung.

Ada yang tidak tepat dengan Hyunjin.

"M-manis," Ia mendengar Hyunjin mulai berkata. Ada ketakutan dalam suaranya. Mengapa ada ketakutan dalam suaranya? "A-aku harus pergi ya? A-ada masalah di kampus."

Kecewa? Ya, pastinya Jeongin kecewa.

"A-ah, oke." Jeongin melepaskan pelukannya, melihat ke atas untuk menemukan Hyunjin dengan wajah shock. Pastinya ada masalah besar sampai ia seperti itu. "Hyunjin nanti balik lagi ya? Jeongin sayang sama Hyunjin, rindu."

Hyunjin tak menjawabnya. Hanya memberinya sebuah kecupan pada surai birunya dan langsung bergegas pergi.

Jeongin yang mendapatkan kecupan itu hanya berdiam di sana, memegang tempat dimana bibir Hyunjin sentuh.

'Ia mengecupmu, Jeongin.' Sang peri mulai berpikir dalam kepalanya. 'Disini, disini bibirnya menyentuh kulitmu. Ya ampun....'

Jantungnya berdegup keras. Jika bibir Hyunjin tadi mengecup bibirnya, bagaimana ya, rasanya?

Secara reflex, tangannya langsung menyentuh bagian tubuh tersebut. Bibir Hyunjin padanya... hanya berpikir tentang itu sudah membuat wajahnya panas dan merah.

Ah, Jeongin sadar. Jadi ini yang namanya perasaan menyukai seseorang.

Sepertinya Jeongin akan kecanduan dengan perasaan ini.

//

a/n ; ea yg dicium eaaaaa

signed, estelle <3

fairy • hyunin / hyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang