6 • metal

291 53 2
                                    

"Jeong, pertanyaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jeong, pertanyaan."

Kepala Hyunjin yang berada di atas paha mulus sang peri merasakan sebuah ketukan pada jidatnya. "Ya, katakanlah." Jeongin berkata.

Di kampung lama milik Hyunjin sering beredar rumor, bahwa hutan hutan adalah tempat tinggal sebuah mahluk hidup berparas cantik dan memiliki kekuatan alam. Sebuah kreasi sang dewi hutan.

Ya, maksudnya peri, seperti Jeongin. Itulah salah satu alasan tersembunyi mengapa ia datang kepada hutan, bukan hanya untuk memotret foto, tapi juga untuk melihat jika peri-peri bukan hanya sebuah mitos.

Hyunjin juga tidak mengira ia akan benar-benar menemui seorang peri. Tapi, orang yang sedang mengusap rambut pirangnya memiliki sayap layaknya seorang peri, bahkan ia menghidupkan mawar yang Hyunjin bawa ke setiap tempat ia pergi. Jadi sudah pasti Jeongin seorang peri.

"Kau... kau tak pernah berpikir untuk hidup seperti manusia?"

Jeongin berhenti mengusap rambutnya untuk beberapa detik. Namun, setelah beberapa detik itu lewat, ia langsung melanjutkan kegiatan usapannya itu. "Hm, pernah..." ia berkata. "Sebenarnya, kami peri juga dapat menjadi manusia, namun...."

"Namun...?"

"Salah satunya kelemahan kami selain umur ialah metal." Ia lanjutkan. "Entah kenapa, tapi begitulah. Jika kamu menginjeksi metal ke dalam tubuhku, aku bisa mati sekarang."

"Jeong." Sekarang Hyunjinlah yang cemberut. "Aku nanyanya itu, kalau kamu mau jadi manusia. Bukan kalau kau mau aku bunuh kamu dengan metal atau apa gitu."

Jeongin memutar bola matanya. "Sabar, drama king. Belum selesai ceritanya." Menepuk jidat sang pemuda Hwang itu lagi, ia berkekeh ketika Hyunjin meringis. "Namun, jika kamu menginjeksi metal kepada seorang peri pasca kematian, bisa saja ia menjanlankan sebuah hidup kedua sebagai manusia. Namun, keterikatannya dengan alam dan hutan akan pecah dari tubuhnya. Peri yang menjadi manusia akan kehilangan kekuatan alam dan memorinya selama ia hidup sebagai seorang peri. Bukan sepenuhnya hilang, misalnya peri bunga masih bisa membuat bunga tumbuh ketika dekat, tapi ia tidak dapat membuatnya tumbuh sesuai kehendaknya."

"Oh... kamu tahu ini semua dari apa sih?"

Jeongin mengambil sebuah ceri dari tas rantainya dan memberikan itu kepada Hyunjin sambil bersenandung. "Dulu, ada seorang ilmuwan yang jatuh cinta dengan seorang peri yang ia temukan ketika melakukan riset di hutan." Ia menjelaskan sambil menopang dagunya, seperti sedang berpikir.

"Namun, si peri tidak dapat hidup lama. Jadi, setelah ia meninggal, si ilmuwan mencoba lakukan semua yang ia dapat lakukan untuk membawanya kembali. Alhasil, ia mencoba menggunakan metal, berpikir metal itu dapat membawanya kembali. Dan iya, sang peri kembali hidup."

"Tapi...."

Jeongin mengangguk. "Iya, dia hilang ingatan. Jika bukan untuk sang ilmuwan yang sudah jatuh hati terlalu dalam, bisa saja ia terdampar tanpa siapapun untuk membantunya. Dari kejadian itu, pejabat pemerintah jadi mengetahui tentang keadaan kami peri. Namun, mereka tak pernah menggangu kita, lagian kita tidak melakukan apapun selain menjaga hutan. Kan jadinya kita sedang membantu kalian juga, jadi kami diperbolehkan hidup. Bahkan sering sekali peri yang ditemukan mati mereka jadikan manusia untuk hidup di tengah masyarakat."

Hyunjin mengangguk mengerti setelah mendengar penjelasannya itu. "Ngerti!" Ia berseru, mencubit pip Jeongin saking gemasnya dia dengan sang peri. "Kamu umur berapa sih? Kamu bisa mati karena umur panjang gak?"

"Eh? Bisa sih, ah...." Jeongin membasahkan kedua bibirnya ketika mendengar pertanyaan itu. Sudah bisa dilihat ia gugup dari cara matanya melirik apapun yang bukan Hyunjin. "...dalam tahun kalian, aku berumur delapan belas sekarang."

Mata Hyunjin membesar. "Eh? Bagus kalau gitu. Kau satu tahun dibawahku." Ia tersenyum, kembali mencubit pipi yang lebih muda. "Relax, ya? Aku gak akan menggigit mu, manis."

Lagi lagi wajah sang peri memerah. "Bisa gak sih..." Ia bergumam sambil menutupi matanya. "...satu hari aja kamu jangan godain aku...."

Hyunjin berkekeh.

Ya, sebenarnya ia tahu Jeongin sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Peri itu emang tak bisa bohong. Tapi, ia tak akan mendorongnya untuk mengakui apa hal itu.

Lagipula, delapan belas tahun hanya sebuah porsi kecil dari kehidupan manusia. Jeongin pastinya masih memiliki waktu yang panjang dalam bumi ini.

Dan Hyunjin berjanji, ia tak akan meninggalkannya sampai jantungnya berhenti berdetak.

//

a/n : ok! info dump :D

peri mitologi dan sini tidak sama ya. aku gk bisa buat semuanya akurat untuk storyline dan plot yang aku envisi ><

jadi, part dimana peri dapat hidup balik aku karang sendiri. untuk apa? ya gitulah-

terkait umur, peri dalam cerita ini juga gak hidup sampai beribuan tahun. menurutmu jeongin lagi bohong tentang umurnya atau apa? hehe, share your thoughts if u'd like !

peri itu gak ada yang tahu keberadaannya kecuali berbagai atasan pemerintah dan ilmuwan. jadi, makanya hyun gak percaya di awal kalau jeongin peri beneran.

oh ya! kemarin aku cek katanya ini masuk peringkat 51 buat tag hyunjeong-? waktu cek gak kebawah listnya gk ada sih, tapi muncul di peringkat peringkat tagnya, jelas gak penjelasan ini? aku emang gak pandai jelasin sesuatu ;'

wkwk, makasih ya semuanya >< !!

signed, estelle <3

fairy • hyunin / hyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang