8

1K 53 3
                                    

Ningsih terbangun dari tidurnya dengan tubuh menggigil dan badan yang semakin hangat. Semalaman ia hampir tidak bisa tidur.

Sejak baru pulang dari warung makan sore kemarin, Ningsih hanya merendam pakaiannya yang hendak ia cuci. Ia menyapu sebentar dan mencuci piring-piring kotor di saat badannya kurang sehat.

Ketika malam harinya ia terpaksa mengenakan jaket tebal untuk mengusir hawa dingin. Ningsih merasa badannya semakin tidak enak saja, sampai akhirnya ia masuk ke kamar, dan memeriksa dompetnya.

Persediaan uang menipis. Ia bahkan tidak mampu untuk pergi ke dokter. Terlebih, jika pun harus ke dokter, ia harus antri. Atau seharusnya ia datang ke klinik dokter untuk mendaftar dulu dan mendapat nomor antrian.

Tubuhnya merasa lemas, hingga akhirnya Ningsih memaksakan untuk mandi. Dan ia lebih dulu mempersiapkan air hangat.

Setelah mandi, dia lantas meminum obat yang diberikan oleh Bu Narti di bungkusan yang ia bawa. Dan, obat itu sama sekali tidak bekerja.

Di pagi hari, setelah semalaman ia hampir tidak bisa tidur, ia masih merasa kepalanya berputar-putar.

Ningsih lalu hendak ke kamar mandi, ketika ponselnya berbunyi.

Nomor tak dikenal, yang membuat Ningsih ragu untuk mengangkat handphone miliknya. Sampai akhirnya dia meraih benda itu dari meja nakas.

"Y...ya,"

"Ning, ini aku..."

Alam pikiran Ningsih langsung menerawang. Dan mendengar nama itu dia langsung teringat dengan satu nama. Lalu, darimana pula laki-laki itu tahu nomor handphone Ningsih yang baru.

"Y...ya mas. Kenapa?"

"Nggak, nggak papa, hanya ingin memberitahukan, ini...nomorku."

Ningsih terdiam. Sampai akhirnya."Uhuk...Uhuk..."

Untuk beberapa saat Ningsih menjauhkan hp nya dari bibirnya. Ningsih ke belakang dan mengambil air putih lalu meneguknya.

"Ning, kamu sakit?" terdengar kecemasan dari suara Haris di seberang.

"Ning..."

"Udah dulu ya mas," kata Ningsih dengan suara serak.

"Ning, tunggu dulu Ning..."

Ningsih sudah tidak mampu melakukan apa-apa lagi. Sampai akhirnya dia kembali berbaring.

Ningsih menatap langit-langit kamar dengan pikiran tak menentu. Dengan kepalanya yang masih terasa pusing. Lalu, terdengar lagi hp nya berdering. Ningsih membiarkan saja semua itu. Karena ia tahu itu pasti Haris yang menelponnya kembali.

Handphone berhenti berdering hingga akhirnya beberapa menit kemudian berbunyi lagi. Ningsih memaksakan tubuhnya berdiri. Dan dia pun mengangkat telpon.

"Ya mas,"

"Ningsih..."

Ningsih sampai harus melihat-lihat display hpnya, karena mendengar suara itu.

"Ya mas Faiz,"

"Ning, nggak kerja hari ini? Gimana keadaanmu."

"Nggak tahu mas, badanku meriang. Kepalaku pusing."

"Obat yang semalam udah diminum. Terus pagi ini..."

"Belum makan apa-apa mas."

"Sekarang keadaannya gimana? Masih nggak enak badan?"

"Masih mas,"

"Ya sudah, kalau begitu aku mau kesana ya. Mau bawain kamu obat."

"Mas, jika di warung makan masih repot. Nggak usah kesini. Mas cukup tahu akunya nggak kerja, Ningsih udah makasih,"

Dikejar Mantan Suami(Ada Di KBM App) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang