To : everyone
Semuanya menilai, tak terkecuali. Bahkan melupakan seperti apa ia sekarang.
Ditanya balik pun hanya menghindar seakan suasa berubah canggung.
Kadang, bahasa tidak dimengerti, malah perlakuan yang membuat seseorang mengeluarkan nalurinya.
Menurutku, dewasa tidak terhalang dari umur, tapi dari emosi, pengalaman, dan pemikiran.
Emosi diciptakan untuk dirasakan, bagaimana cara mengontrolnya atau apapun itu.
Rasanya, emosi sangat misterius, tetapi sangat menarik jika dipikirkan lagi.
Terdengar bodoh memang, tetapi seperti itulah gambaranku.
Pengalaman,,, yahh tidak bisa dijelaskan karena menurutku itu sangat pribadi dan belum siap jika harus menceritakan.
Aku mungkin masih labil, tetapi disini aku berusaha membuat emosiku stabil dan membuatnya sesuai dengan keadaan.
Tentang semuanya, aku mungkin pengecut.
Terlalu lelah ingin berhenti saja, tetapi enggan untuk berhenti begitu saja.
Ingin rasanya membagi apa yang kurasakan ini agar perasaan dan pikiranku melayang sebentar saja.
Dahulu, dunia seperti menunjuk bahwa aku harus menuruti dan melupakan akal sehat, dan menutup mata bahwa tak usah pikirkan orang lain.
Tapi sekarang, dunia seakan mengajak untuk menjadi kepribadian yang lebih baik dari sebelumnya, gunakan emosi dan logika dengan seimbang, 'bukalah matamu' bahwa kau tak sendiri.
Tentang keputus-asaan, jangan berkata ini sangat buruk, tetapi berpikirlah yang benar di saat itu dan segera keluar buat semangat baru.
"Tentang itu semua, berusahalah. Percaya atau tidak kedepannya akan baik-baik saja. Berpikirlah positif dan berdoa kepada Tuhan, bahwa semua skenario-Nya adalah untuk membuat kedepannya membaik."
******
Semoga seiring berjalannya waktu, kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dan jangan terlalu memikir dan mendengarkan orang lain, love yourself and being yourself.