8. BALAS DENDAM

1.8K 184 11
                                    

Hari ini menjadi hari kepulangan Areya dan Nasif, setelah tiga hari lamanya mereka berada di apartement dan tidak keluar sama sekali.

Entahlah Nasif malah mengurung Areya dan tidak membiarkannya keluar setelah kejadian gadis itu yang dengan nakalnya mempermainkan.

Areya cukup kesal karena merasa bosan dengan hanya berdiam diri, hanya televisi yang membuatnya merasa terhibur. Itupun jika ada acara yang seru dan bermutu.

Hanya Spongebob dan Upin Ipin yang menjadi tontonannya selama ini.

Nasif berdecak kesal, kenapa gadis kelas 12 itu masih saja menonton kartun. Seharusnya ia sadar bahwa ia sudah lagi tidak cocok menonton acara seperti itu.

Dalam perjalanan pulangnya Areya tidak henti-hentinya mengunyah makanan yang ia beli tadi di super market sebelum melakukan perjalanan jauh.

Tidak main-main, ia membeli dua kantung kresek besar sekaligus cemilan serta makanan dan minuman lainnya untuk menemani dua jam perjalanannya.

Tentu memakai uang Nasif, ia sengaja memeras laki-laki itu karena membiarkan nya terkurung di apartement, sementara Nasif tidak masalah sama sekali dengan uang yang ia keluarkan untuk membeli makanan dua kresek besar seperti itu. Sebagai bentuk permintaan maafnya untuk Areya karena ia kurung.

Uangnya tidak akan habis hanya karena membeli dua kresek makanan penuh, jika saja Areya mau ia membeli super market tersebut maka ia akan kabulkan.

"Saya lapar, mampir dulu ya ke tempat makan" kata Nasif ditengah menyetirnya.

Areya menggeleng keras dengan makanan yang penuh dengan makanan. "Gak ada mampir-mampiran. Saya mau cepet sampe rumah" tolak Areya dengan tegas.

"Kamu kejam sekali"

"Bodo" ceplos Areya. "Lagian kan dibelakang banyak makanan. Makan aja".

"Itu makanan ringan semua, tidak akan membuat perut saya kenyang"

"Lumayan buat ganjel. Bentar lagi nyampe" kekeh Areya.

"Yasudah, aaaa" Nasif membuka mulutnya.

Areya mengernyit tidak mengerti. Apa maksudnya Nasif membuka mulutnya.

"Saya tidak bisa makan sendiri kalo saya lagi nyetir. Jadi kamu suapin saya" ujar Nasif karena Areya hanya menampilkan wajah bingungnya.

"Dih kesempetan banget" decih Areya.

Walaupun begitu Areya tetap menyuapi Nasif yang tengah fokus menyetir. Mana tega ia membiarkan Nasif kelaparan saat menyetir.

Masalahnya nyawanya yang jadi taruhan jika sang supir tidak baik-baik saja.

Tetap saja Areya masih gengsi bukan untuk mengakui bahwa dirinya sudah mulai peduli pada calon tunangannya itu?.

"Minum" ucap Nasif.

Areya membalikkan badannya ke kursi belakang dimana kantung kresek berisi makanannya berada.

Memilih air manis atau air mineral yang akan Nasif minum. "Air mineral, teh, soda, atau susu" tanya Areya sebelum mengambil.

"Susu"

"Rasa apa?" Lagi-lagi ia diribetkan dengan pilihan rasa. Setelah pilihan minuman.

"Kamu" ceplos Nasif.

Areya terdiam. Apa maksudnya?.

"Apasi pak, buruan mau minum susu rasa apa?" Kesal Areya menatap jengah pada Nasif.

"Susu kamu" jawab Nasif santai tanpa dosa.

"HEH" Areya langsung memeluk dirinya.

"HEH pak tua, jangan macem-macem ya".

ARENASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang