4. PERJODOHAN?

2.1K 199 6
                                    

"Jadi bapak udah tau dari awal?" Tanya Areya sedikit mendongak karena tingginya hanya sebatas dada Nasif.

"Hmm"

"Terus bapak tau kalo orangnya itu saya?"

"Hmm"

"Terus bapak kenapa gak nolak aja sih?" Geram Areya.

"Saya tidak mau melawan kehendak orangtua saya" balasnya.

Namun bukan itu alasan utamanya, dari awal Nasif sudah menerima ya bukan? Dan tidak ada kesan paksaan.

Nasif sudah jatuh cinta pada gadis dihadapannya yang sekarang sedang banyak protes padanya ini sejak pertama kali melihatnya.

"Ya tapi kalo itu bikin bapak tertekan kenapa harus diterima?"

"Siapa bilang saya tertekan?" Tanyanya dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Pokoknya saya gak mau--" Areya mengedarkan pandangannya sebelum berkata. "Dijodohin sama bapak" bisiknya menjinjitkan kakinya berbisik ke telinga Nasif.

Nasif terkekeh geli mendengar bisikan gadisnya itu, bahkan saking kerdilnya gadis itu harus sampai menjinjitkan kakinya untuk berbisik di kupingnya.

"Saya mau dijodohin sama kamu" ucap Nasif tanpa beban dengan suara yang kontras dengan Areya yang berbisik.

"Isshh pak, pelan-pelan dong. Kalo ada yang denger gimana?" Kesal Areya sambil memukul lengan kekar Nasif. Biar saja kali ini ia dibilang tidak sopan karena memukul gurunya sendiri.

"Biar aja semua orang tau" acuh Nasif.

"Denger ya pak, pokoknya saya gak mau" Areya pun beranjak pergi dari hadapan Nasif dengan menghentakkan kakinya kesal.

Nasif hanya geleng geleng kepala melihat tingkah calon tunangannya. Ya calon tunangan.

Kejadian semalam

"Re cepet ganti baju" kata Sarah sambil melepas earphone yang sedang Areya pakai untuk mendengarkan musik.

"Apaansi mah" kesal Areya kepada Sarah yang seenak jidat menhhanggu waktu santainya.

Mamanya ini memang sangat hobby mengganggu waktu santainya.

"Ada tamu" ucap Sarah.

"Terus?"

"CK udah ah cepetan ganti baju. Pake itu" tunjuk Sarah pada sebuah dress berwarna peach yang sudah ia siapkan.

"Gak mau ah, kenapa ribet sih mah"

Sarah memangku kucing kesayangannya yang diam-diam ia bawa untuk berjaga-jaga jika Areya akan menolak seperti sekarang.

"Kaiochan mau bobo sama kakak?" Tanya Sarah dengan logat menirukan anak kecil berbicara dengan kucing lucu yang ia pangku.

"Meowww" racau kucing tersebut  seolah menginginkan tawaran Sarah.

"Hachim"

Sementara itu Areya sudah bersin-bersin dengan hidung yang mulai memerah.

"Kakak kakak mbahmu. Sana ah mah per---hachim"

"Ha-hachim"

"Pake atau mama suruh kaiochan tidur disini sama kamu?" Ancam Sarah.

"HACHIM"

"IYAA"

"Good girl" Sarah menepuk kepala anaknya itu dengan sayang.

ARENASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang