Areya telah selesai mengambil barang apa yang mamanya perintahkan, sekarang waktunya ia ke kasir dan membayar belanjaannya.
Mini market dan rumahnya hanya berjarak sekitar lima ratus meter, jadi cukup berjalan kaki saja. Sekalian olahraga juga.
"Totalnya jadi Rp.112.000 mba" ucap mbak-mbak kasir.
Bukan hanya gula yang Areya ambil, tapi juga berbagai macam cemilan untuknya ia ambil. Lagipula mumpung dikasih uang banyak jadi sayang jika tidak dimanfaatkan. Pikir Areya.
Saat Areya hendak memberikan uang kepada Mbak kasirnya, tiba-tiba seseorang menyerahkan kartu kepada Mbak kasir sambil berucap. "Pake ini aja mbak" ujarnya.
Areya menoleh dan mendapati sosok guru olahraga sekolahnya. Areya yang terpaku langsung tersadar. "E-eh gak usah pak, saya punya uang kok" sanggah Areya.
"Saya tahu" sahut Nasif sambil mengambil belanjaan Areya dan memberikannya kepada Areya.
Areya dan Nasif keluar dari mini market tersebut. Areya memberikan uang ganti kepada Nasif yang ditatap dengan raut wajah bingung oleh Nasif.
"Makasih banyak ya pak, saya jadi enak" ucap Areya yang langsung membuat Nasif menoleh kearahnya. "Eh maksud saya gak enak, hehe" Areya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu menyengir dengan wajah khas tidak berdosanya.
"Lain kali jika disuruh beli gula ya beli gula saja, jangan kamu pakai untuk membeli yang lain"
"Bapak peramal?" Kaget Areya karena Nasif mengetahui jika Sarah menyuruhnya untuk membeli gula dan malah ia belikan untuk hal lainnya pula.
"Bukan" jawab Nasif.
"Kok bapak tau saya beli gula?" Tanya Areya yang masih penasaran.
"Saya tahu apapun tentang kamu" jawab Nasif lagi yang jengah karena gadis didepannya ini banyak bertanya.
Areya memicingkan matanya menatap Nasif.
Nasif menatap Areya dengan aneh. "Apa?" Tanya Nasif.
"Bapak...nguntit saya ya?" Selidik Areya.
"Memang" jawab Nasif acuh.
Areya mendengus sambil menatap tajam pada guru olahraga nya itu. Ingin sekali berteriak dikuping gurunya itu, tapi ia masih sayang pada dirinya sendiri dan masih mempunyai sopan santun untuk tidak melakukan hal itu kepada gurunya sendiri.
"Cepat pulang mama kamu sedang menunggu, dia membutuhkan gula itu untuk membuat kue bukan?" setelah mengatakan itu Nasif berjalan menuju mobilnya tanpa menunggu tanggapan dari Areya.
"Pak Nasif beneran nguntit gue kali ya? Bisa tau gitu tentang gue" ucap Areya. "Hiihh serem ah" setelah itu Areya bergegas pulang karena benar apa kata Nasif bahwa mamanya sedang menunggu dirinya pulang, gula lebih tepatnya.
*****
Disepanjang menuju pulang Nasif tidak pernah melunturkan senyum tipisnya. Gadis bernama Areya itu benar-benar menjadi mood booster nya.
Wajah terkejut serta dengusan kesalnya sangat menggemaskan baginya.
Dan dirinya sekarang sangat yakin untuk mau dijodohkan dengan gadis itu.
Jika ditanya bagaimana dengan perasaannya, Nasif sudah memilikinya sejak pertama kali melihat gadis itu.
Nasif memang tipikal orang yang susah jatuh cinta, tapi beda lagi ceritanya jika itu menyangkut Areya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARENAS
Teen Fiction"Jadi dia gadisnya" gumam Nasif sambil tersenyum sangat tipis. Langsung baca aja ya! Lebih bagus baca "My Young Girl" dulu.