15. BUAT BAYI?

3.1K 175 35
                                    

Hari ini matahari cukup terik dikota tempat tinggal pasutri baru itu. Hari ini adalah hari libur Nasif. Jadi ia bisa santai dan punya banyak waktu dengan istri kecilnya.

Sudah jam 1 siang, namun istrinya belum juga ada tanda mau membuka matanya. Mereka melewatkan sarapan dan makan siang.

Nasif tahu istrinya itu pasti kelelahan akibat dirinya yang benar-benar menambah ronde semalam.

Mengingat itu pipi Nasif bersemu merah. Namun ada rasa kasihan juga, Areya nampak jelas kelelahan akibat ulahnya.

Dielusnya pipi mulus Areya. Istrinya itu terlihat cantik meski tidur dalam keadaan dengan mulut terbuka.

Gaun merah yang semalem dipakainya masih berserakan dilantai. Nasif benar-benar brutal malam tadi.

"Sayang bangun. Kamu gak laper?" Nasif berbisik lembut ditelinga Areya.

Areya sedikit melenguh terusik akan bisikan lembut Nasif.

Bukannya bangun, Areya malah memeluk lengan Nasif erat seolah itu adalah guling empuk.

Nasif terkekeh miris melihat istrinya itu yang nampak seperti singa rambutnya. Acak-acakan.

Dikecupnya kening istri mungilnya itu. Lalu turun mencium kedua mata tertutupnya, hidungnya, lalu berakhir melumat lembut bibir yang nampak bengkak itu. Dan sialnya itu malah memberi kesan seksi sehingga mampu membuat Nasif lagi-lagi tergoda.

"Eunghh" lenguh Areya saat dirasa pasokan oksigennya berkurang.

Nasif melepaskan lumatannya. Dilihatnya istrinya yang sedang menggeliat mulai membuka matanya.

Ternyata caranya lumayan berhasil. Ah sepertinya ini akan menjadi kebiasaannya untuk membangunkan Areya dari tidurnya.

"Udah kenyang tidurnya, hm?" Tanya Nasif saat Areya membuka matanya dan menatap kearahnya dengan sayu.

"Ngantuk mas. Capek"

Areya rasanya benar-benar hanya ingin tidur hari ini. Tubuhnya terasa remuk dan tidak berdaya.

Bagaimana tidak, Nasif baru membiarkannya tidur jam 6 pagi. Nasif benar-benar tidak memiliki rasa kasihan padanya.

"Maaf sayang" sesal Nasif melihat istrinya yang nampak lemas.

"Mas jahat" Areya mengerucutkan bibirnya lucu. "Ish aku ngambek pokoknya" Areya melipat kedua tangannya di dada.

"Makan dulu, habis itu kamu boleh ngambek"

"Ish gak ma---"

Sebelum sempat melanjutkan protesannya, Nasif sudah mengangkat tubuh Areya. Areya langsung mengambil selimut tebalnya yang dipakai untuk menutupi tubuh polosnya.

Dibawanya tubuh istrinya itu ke kamar mandi. Dan didudukkan di bathtub yang berisi air hangat.

"Mas ish" kesal Areya masih dengan menutupi tubuh polosnya dengan selimut yang sudah basah.

"Hm? Mau dimandiin?" Tanya Nasif menggoda.

"Gak. Sana keluar" usir Areya sambil mengibaskan tangannya agar suami menyebalkannya itu keluar.

"Mau disini liat kamu mandi"

Mata Areya melotot tajam. Yang benar saja suaminya itu mau menontonnya mandi.

"Mas gila?"

"Dosa ngatain suami"

Areya memutar bola matanya jengah.

"Lagian kan aku udah liat seluruh tubuh kamu" ucap Nasif enteng.

"Udah nyobain juga" bisik Nasif sensual ditelinga Areya. Membuat bulu kuduknya meremang seketika.

ARENASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang