Chapter 7 Pertemuan Resmi Ayah dan Anak

1.4K 167 1
                                    

Chapter 7 Pertemuan Resmi Ayah Anak

Akasia Valeri Vorte menatap dengan dingin kearah kepergian Cloud dan Dan Vorte , Akasia Valeri Vorte hari ini hampir kehilangan nyawa nya lagi . Saat ia menyelinap tanpa sadar menembus masuk ke ruang kerja Dan Vorte , Ia tercekik di ruangan itu dan tidak berani bergerak dengan gegabah . Namum ia tetap ditemukan oleh Dan Vorte , betapa sial nya diri nya malah masuk ke sarang harimau .

Untung nya ia dapat melarikan diri dari sana , namun ia malah dikejar habis-habisan oleh ksatria bodoh itu . Dan untung nya juga ia tidak membiarkan nya menggunakan aura milik nya , jika tidak entah apa yang akan menimpanya dia sebagai ganti nya . Dan yang paling mengerikan Ayah nya sendiri hampir membunuh nya , saat Dan Vorte melempar pena itu kearah nya . Ada seberkas aura milik nya yang tertinggal di pena Tersebut , dan ada luka samar di pundak nya .

Saat Akasia Valeri Vorte kembali ke kamar nya , pundak sebelah kanan nya terluka . Tetapi ajaib nya luka itu menghilang tanpa bekas dan tidak pernah terluka sama sekali .

" Benar-benar aneh , Lupakan ! "

Akasia Valeri merasa-kan ada seseorang yang menatap nya , namun saat ia berbalik hanya hembusan angin malam yang dingin saja , Akasia Valeri Vorte menatap jendela kamar yang terbuka . Akasia Valeri Vorte menutup jendela itu lalu berbalik pergi .

Di luar ruangan sesosok kegelapan yang menyerupai malam , dan dengan tenang menatap Akasia Valeri Vorte . Dengan senyum memikat , setitik cahaya merah gelap terpapar dibawah sinar rembulan .

" Sampai bertemu lagi gadis manis "

Sosok itu menghilang dan seakan di telan oleh gelap nya malam , Akasia Valeri Vorte dengan tenang tertidur lelap . Tanpa sepengetahuan Akasia Dan Vorte telah berada di luar kamar nya , Saat Dan Vorte masuk pemandangan menenangkan langsung memasuki penglihatan nya ,

" Putri ku benar-benar mirip dengan mu "

Setelah mengusap rambut Akasia Valeri Vorte , Dan Vorte pergi meninggalkan ruangan Akasia Valeri Vorte .

Sinar mentari pagi telah bersinar terang , Mary dengan cekatan membuka gorden kamar Akasia Valeri Vorte . Mary tersenyum melihat wajah imut Akasia Valeri Vorte , Akasia Valeri Vorte mengerjap-kan mata nya pelan , sinar menyilaukan menerpa wajah cantik nya .

'' Sudah pagi ? ''

Mary dengan senyuman manis nya , mengelap wajah Akasia Valeri Vorte dengan penuh perhatian .

'' Nona waktu nya anda bangun ! ''

Akasia Turun dari ranjang nya dan mencuci muka nya , Selanjutnya Mary membawa nya untuk membersihkan diri . Setelah selesai dengan ritual mandi nya , waktu nya ia di dandani oleh Mary . Di depan meja rias tersusun banyak perhiasan baik itu kalung , gelang , cincin , jepit rambut , Pita dan berbagai macam hal lain nya . Akasia menatap tampilan di cermin , Akasia menyentuh wajah nya sendiri dan memastikan bahwa ia tidak bermimpi lagi .

'' Ternyata bukan mimpi '' Gumam pelan Akasia .

Mary dengan bahagia menata rambut milik Akasia , namun sebelum itu Mary meminta Akasia memilih gaun nya.

''Nona hari ini anda akan mengenakan gaun yang mana , bagaimana dengan warna pink nona akan terlihat imut memakai nya ''

Akasia menatap Gaun berwarna pink itu dengan tatapan jijik , gaun itu terlalu kekanak-kanakan oke . Ia orang dewasa bukan anak kecil , Akasia dengan tegas menolak mentah-mentah . Mary menjadi bingung dan mencari gaun yang lain , dan akhir nya Setelah menerima penolakan panjang Akasia , Akasia mengiyakan Mary . Akasia mengenakan Gaun biru laut dengan rangkaian bunga mawar putih di gaun nya , dan sebuah pita menjuntai yang melingkari pinggangnya . Mary dengan senyum indah langsung menata rambut pirang Akasia .

'' Nona saya saran kan anda menggunakan pita berwarna biru ini agar sesuai dengan gaun yang nona pakai ''

Akasia hanya mengangguk sebagai ganti nya , ia terlalu malas dengan urusan berdandan ini . Akasia berjalan keluar bersama Mary , banyak para pelayan sendiri menatap aneh Akasia . Akasia tidak perduli dan melanjutkan perjalanan nya , saat ia sampai di ruang makan di kastil timur . Ternyata terdapat tamu tak terduga di sana , Akasia dengan smirik khas nya menatap tamu itu dengan perhatian .

'' Tuan Marquess apa yang anda lakukan di ruangan makan rendah milik saya ? ''

Dan Vorte menatap Akasia dengan tatapan menyelidik dan penuh kecurigaan . Lambat lain wajah datar nya berubah sendu , dan mencoba berkata dengan baik pada Putri nya .

'' Duduk dulu Akasia , apa salah nya seorang ayah ingin makan bersama Putri nya ''

Akasia duduk agak jauh dari Dan Vorte , sudut mulut melengkung . Dan Vorte o tidak ayah nya benar-benar mengajak nya makan bersama , sungguh pemandangan yang langka untuk di saksikan .

'' Jadi buat apa anda datang ke sini Tuan Marquess terhormat ''

Akasia dengan senyum cerah menatap Dan Vorte , Dan Vorte masih diam dan tidak menjawab pertanyaan Akasia Valeri Vorte . Akasia melihat sejumlah makanan yang tersusun rapi di depan nya , Akasia mengambil salah satu stik itu dan memotong nya perlahan , Akasia dengan tangan terampil di meja makan . '' Ingin menguji etiket nya huh... butuh 100 tahun lagi untuk mengajar nya '' .

Dan Vorte tetap terdiam dan juga memakan makanan nya sendiri , Dan Vorte memerhatikan Akasia Valeri Vorte yang elegan . Entah ada debu yang masuk ke mata nya atau tidak , melihat Putri nya yang begitu elegan layak nya seorang Putri Istana . Tentu saja hal itu tidak dapat di sangkal , karena Akasia di depan nya bukan lah Akasia yang asli . Tapi pewaris sejati keluarga kerajaan Victoria , dan satu-satunya pewaris dari Kerajaan Selenia Victoria .

'' Akasia kali ini Ayah akan mengangkat hukuman mu , kamu bisa tinggal di Mansion Utama mulai hari ini ! ''

Senyum Akasia Valeri Vorte semakin nampak , di bawah mata nya yang redup terdapat jejak kelicikan yang terlintas . Ayah nya ingin ia kembali ke neraka itu , mana mungkin bukan ia baru saja menggantikan Akasi Valeri Vorte dia Selenia Victoria mana mungkin pergi sebelum membalas dendam , Dan juga Kastil Timur itu menurut nya cukup sepi . Dapat memudahkan nya untuk keluar kapan saja yang ia ingin kan .

'' Terima kasih atas perhatiannya Tuan Marquess , Tetapi saya lebih suka berada di kastil yang gelap ini . Dan juga terima kasih atas waktu berharga anda , karena telah meluangkan waktu anda untuk sarapan bersama . Saya mohon izin pamit ! ''

Akasia melangkah keluar dan saat ia keluar , Cloud sedang berdiri tidak jauh dari nya . Akasia menatap Cloud dengan senyum iblis nya , Cloud tersentak dan memaling kan muka nya ke arah lain . Akasia terkekeh ternyata Ksatria itu takut pada nya betapa memalukan nya .

'' Gadis Mengerikan itu lagi , mengapa harus bertemu lagi ''

Cloud dengan cepat berlari entah karena takut atau pun ada sesuatu yang ia kerjakan .

Black-bellied Demon PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang