Destiny

1K 91 18
                                    

Halo!
Saya kembali menulis cerita baru dengan Qian Kun lagi sebagai main cast male dalam cerita mengingat fanfiction Mas Kun masih sangat sedikit, hikd.

Sebelum lanjut saya mau mengingatkan ya, semua yang ada dicerita ini hanya fiktif belaka ; diharapkan kebijakan pembaca untuk tidak menyangkut-pautkan cerita ini dengan kehidupan asli para idol didunia nyata.

Baiklah, tidak perlu banyak cingcong, mari nikmati buku manis-manis asam satu ini, enjoy!

Sartikaayuwwx
Proudly present,
Litani staring with Qian Kun.

Jika kamu mau tahu, di dunia ini ada dua tipe cewek : yang pertama, cewek yang suka gonta-ganti pacar dengan harapan salah satunya adalah takdirnya, sedangkan yang kedua adalah cewek yang setia menunggu takdirnya sampai bulukan.

Sialnya, aku adalah tipe yang pertama.
Hampir sepanjang masa sekolah menangah atasku, —kira-kira dua tahun, aku sudah memacari lebih dari sepuluh orang cowok.

Tak jarang, aku dicap sebagai cewek playgirl yang suka memberi harapan palsu ; atau singkatan tenarnya dikalangan remaja adalah PHP oleh teman-temanku.

Parahnya, seperti saat ini, aku memacari dua cowok sekaligus.
Satunya kakak kelasku disekolah, sedangkan satunya adalah cowok yang sedang kuliah diluar negeri.

"Gue tuh bosen pacaran jarak jauh. LDR itu singkatan dari Lelah Didera Rindu, ya jelas gue kurang perhatian dari cowok gue yang pertama. Gue mana tahan dong."
Aku berujar dengan pongah.

Bola mata besar Lucas —sahabatku sejak sekolah dasar bergulir, "Ya terus kenapa lu mau-mau aja pacaran sama dia?"

"Kan gue pikir apa salahnya dicoba. Lu gak lupa kan cowok gue yang diluar negeri itu cakep banget."

"Nah, kalo gitu, lu ngapain coba pacaran lagi sama Kak Jaehyun?"
Lucas mengernyit heran.

"Untuk memenuhi kebutuhan emosional supaya kehidupan gue berjalan dengan lancar. Emangnya cewek mana sih yang bisa nolak cowok semanis Jung Jaehyun?"
Aku menyergapkan mataku dengan riang.

Lucas mengangkat kedua bahu lebarnya acuh, "gue gak ikut-ikut ya. Nanti kalo lu dapet karma jangan bagi-bagi ke gue."

Yap.
Kira-kira begitulah kehidupan asmaraku dibangku sekolah menengah atas.

Setelah jam pelajaran sekolah usai, aku berniat menemui pacar keduaku, Jaehyun, dikelasnya di year 12 yang gedungnya terletak dibagian terdepan gedung sekolahku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah jam pelajaran sekolah usai, aku berniat menemui pacar keduaku, Jaehyun, dikelasnya di year 12 yang gedungnya terletak dibagian terdepan gedung sekolahku.

Jadi, sekolahku ini bangunannya tidak bertingkat seperti gedung sekolah menengah atas pada umumnya.
Gedung yang letaknya paling depan dihuni oleh anak-anak kelas 12, begitu seterusnya.

GUBRAK!

Detik sebelumnya aku masih bisa berjalan dengan anggun, namun detik ini kakiku dengan nahasnya terperosok kedalam selokan.
Apalagi sebabnya kalau bukan karena aku berjalan sambil sibuk membalas chat-chat dari para cowok incaranku?

Aku meringis meratapi nasib, sepertinya tulang keringku yang telah terbentur malah tergores juga oleh kasarnya semen tepian selokan.
Dan dengan segenap kengerian, aku menyaksikan ponsel mahal keluaran terbaru milikku terlindas oleh sebuah motor matic berwarna hitam.

KRAAAK!

"Hape gueeeeee!" lolongku nyaring.

Sial, motor itu masih melaju seolah tidak berdosa tanpa mempedulikan nasibku dan ponselku.
Baiklah, lupakan dulu rasa sakitmu, Byun Ryuna, Kamu harus mendapatkan keadilan!

Bertumpu pada kakiku yang masih sehat walafiat, aku kemudian berusaha bangkit.
Dengan emosi yang sudah membumbung tinggi tanganku meraih sebuah batu yang cukup besar kemudian melemparnya pada pengendara motor sialan itu.

Sisi baiknya, lemparanku tepat pada bidikanku beberapa saat sebelumnya.
Batu itu mendarat dengan mulusnya dikepala pria pengendara motor itu.

"Auw!" dia mengaduh.

Bodo amat.
Masih untung yang kena batu itu masih helmnya bukan langsung mengenai kepalanya.

"Kamu tuh jadi cewek kok kasar banget? Ngapain coba lempar kepalaku pakai batu?"
Cowok itu berteriak marah.

Aku mendelik tidak terima, "Heh! Lu ngelindes hape gue ya! Ini hape keluaran baru harganya masih mahal banget tau!"

"Siapa suruh kamu taruh hape ditengah jalan? Bosen ya ngetik pake tangan?"
Si cowok menurunkan pandangannya kearah kedua bola mataku,
"Bukan salahku dong."

Aku tertawa hambar, memaksa kakiku yang terasa ngilu untuk tetap melangkah demi memangkas jarak dengannya, "So, lu mau lepas tanggung jawab? Gak bisa gitu dong. Kan yang ngelindes hape gue jelas lu."

"Kan salah kamu ngapain coba naruh hape ditengah jalan?"
Cowok itu masih bersikeras.

Aku makin melangkah maju.
Jari telunjukku menunjuk dada bidangnya,
"Gue gak mau tau, lu kudu tanggung jawab. Ganti hape gue atau..."

"A—atau apa?"

Sepasang netra kelamku melirik name tag yang menggantung manis disisi kiri dadanya,
"Lu jadi pacar gue selama sebulan. Pikir baik-baik ya, Qian Kun. Hape gue harganya 15 juta loh, seharga sama biaya sekolah selama dua semester disekolah ini."

"Hah?!"

Ini baru thriller

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini baru thriller.
Tunggu kelanjutannya dengan sabar ya, hihi.
Jangan lupa tinggalkan jejak karena saya paham kalian tahu bagaimana caranya menghargai penulis.

Litani ; Qian KunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang