Bentangan langit maha luas yang begitu biru berhiaskan awan-awan kecil yang nampak bergerak mengikuti arah angin bertiup menjadi indikator cuaca cerah dihari pertama musim semi tahun ini.
Aku tersenyum samar, ah, rupanya didunia ini masih ada hal yang lebih indah dari pada bermain-main dengan cinta.
"Nona, apakah Anda jadi berangkat ke toko gadget? Jika Anda mau berangkat sekarang, mari saya antar."
suara Pak Kim —asisten pribadi sekaligus sopir pribadiku, sukses membuyarkan lamunanku.Aku bangkit dari posisi rebahanku diatas bentangan rumput taman rumahku.
Meneguk jus jeruk dingin yang tersaji disisi kanan tubuhku hingga tetes terakhir.Kupandang Pak Kim sekilas, "Baiklah, tolong siapkan mobil, Pak. Aku mau ambil dompet dan cardigan dulu."
Pak Kim membungkuk hormat lantas melakukan pekerjaannya sesuai dengan perintahku beberapa detik lalu.
Byun Ryuna namaku, jika kalian belum tahu, puteri tunggal dari seorang KPop star yang namanya sudah mendunia sejak masih muda, Byun Baekhyun.
Kurasa kalian tidak asing dengan nama itu, bukan?Byun Baekhyun, Ayahku, sekarang statusnya adalah duda anak satu yang kaya raya dengan nama terpandang serta terkenal diseantero dunia.
Dia punya 20% saham di agensi tempatnya meniti karir sejak masih muda, dan kini beliau juga sudah mendirikan agensi artis sendiri.Ayah memberikan kehidupan yang jauh dari kata kurang untukku sejak dulu.
Meski kekurangan kasih sayang Ibu, tetapi aku tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang menyedihkan.
Kepergian Ibu dari sisiku dan Ayah sudah menjadi suratan takdir Tuhan yang tidak akan mungkin bisa diganti dengan materi."Ayo berangkat."
Sambil berjalan, aku mengenakan cardigan hitam menuju mobil.
Ditanganku sudah bertengger dengan manis sebuah dompet hitam keluaran rumah mode terbaik dunia —isinya ponselku yang terlindas motor beberapa hari lalu dan beberapa kartu yang bisa menggantikan uang."Baik, Nona."
"Saya mau ponsel serie yang ini dengan warna rosegold. Stoknya masih ada?"
Tiba ditoko gadget terbesar di Korea, aku langsung menyasar toko langgananku dan Ayah didampingi oleh Pak Kim.
Kami memang memiliki selera yang cukup mirip, tak heran kami suka berlangganan ditempat yang sama.Karyawan toko itu mengangguk lalu tersenyum,
"Masih, Nona Byun, tunggu sebentar biar saya ambilkan."Omong-omong soal ponsel, aku jadi teringat pada ekspresi lucu seorang cowok cupu bernama Qian Kun yang telah melindas ponsel lamaku dengan motornya.
Ekpresinya benar-benar lucu saat terkejut membuat wajahnya jadi terngiang-ngiang dibenakku beberapa hari belakangan.
Sebenarnya dia itu dari kelas berapa sih?
Kenapa aku tidak pernah sadar ada mangsa semenarik itu disekolahku sendiri selain Kak Jaehyun dan mantanku, Kak Taeyong?
KAMU SEDANG MEMBACA
Litani ; Qian Kun
FanfictionKarena sebuah kesialan yang tidak dimaui, aku dan dia jadi terikat dalam sebuah hubungan rumit. cr. Sartika Ayu Wulandari / 2021.