06.

681 33 0
                                    

-06-
--- ---


Tak terasa,
Sudah tepat 7 hari Meninggalnya almarhumah Rizka

Semenjak kejadian di kamar waktu itu, Sosok Rizka tidak pernah kembali muncul, mungkin karena Agam sudah benar benar rela mengikhlaskannya

Agam dan Amira nyekar ke makam dari Rizka. Tampak Amira menaburkan bunga di atas makam Sang kakak

"Kakak"
"Amira sudah ikhlas kakak pergi" ucap Amira dengan senyumnya

Tak lama Agam pun mengusap usap lembut lengan Amira
"Kakak kamu, pasti senang lihat kamu sudah mengikhlaskan kepergiannya, memang itu yang saat ini dibutuhkan kakak kamu" ucap Agam kepada Amira

Amira tersenyum ke arah Agam,

Agam dan Amira masih Canggung ketika sedang mengobrol bersama. Namun Agam mencoba untuk bisa lebih dalam lagi memahami sang istri

Agam dan Amira pun memasuki mobil untuk segera pulang, Kembali ke rumah

Di perjalanan pulang, Amira melihat warung makan yang cukup ramai, ia tampak meneguk salivanya

Agam yang mendapati hal itu pun langsung menanyakannya kepada Amira

"Em, Amira laper?" tanya Agam ada Sang istri

Amira mengangguk,
"Em, iya mas"

Agam langsung memarkirkan mobilnya didekat warung makan tadi

Amira mengerutkan keningnya, pasalnya, ini adalah pertama kalinya Amira keluar rumah berdua saja dengan Agam

"Eh, Mas-- juga laper?" Tanya Amira balik

Sebenarnya Agam masih merasa kenyang, karena sebelum berangkat nyekar tadi Agam sudah makan masakan dari Amira

Agam mengangguk,
"Iya, Mas laper banget" balas Agam dengan senyumnya

Mereka berdua langsung turun dari mobil dan menuju ke warung makan tersebut, ia kembali menanyakan kepada Amira

"Amira suka makan disini ya?" Tanya Agam pada Amira

Amira mengangguk,

"Pasti sama kakak kamu" ucap Agam menebak

Amira kembali mengangguk
Tebakan Agam pun benar

Agam meminta Amira untuk duduk terlebih dahulu, sementara itu Agam sedang memesankan makanan

Tak lama Agam kembali ke meja Amira, Ia duduk didepan Amira

"Amira suka bakso?" Tanya Agam lagi

Amira mengangguk
"Iya"

"Tadi udah mas pesenin, Amira suka mie ayam juga nggak?" Tanya Agam lagi untuk kesekian kalinya

Amira Seperti berpikir
"Ngga terlalu sih mas, tapi kalo kepepet bakso nya abis, ya terpaksa pesan mie ayam nya"

Agam mengangguk mengerti
"Gitu ya"

Setelah pesanan datang, mereka berdua pun langsung menikmatinya

Ditengah menikmati makanan

"Amira"

"Em, iya mas?"

"Habis ini langsung pulang, atau mampir dulu?" Tanya Agam pada Amira

Amira mengerutkan keningnya
"Memangnya, mas mau mampir kemana?" Tanya Amira balik

"Kemana aja, yang Amira suka" balas Agam

"Ngga kok mas, Amira mau langsung pulang aja" pinta Amira kepada Agam

Agam mengangguk mengerti
"Gitu ya"
"Yasudah, kita langsung pulang saja"

°°

-Sesampainya dirumah

Ayah dan ibu tengah menunggu kepulangan mereka berdua,
"Udah selesai ya nyekar nya?" Tanya ibu kepada mereka berdua

"Iya, udah Bu" balas Amira

Ibu dan ayah Tersenyum,
"Maaf ya, ibu ngga bisa ikut, ibu lagi dapet" ucap ibu lembut kepada Anaknya

"Iya, ngga apa apa Bu, Amira juga ditemani sama mas Agam kok" ucap Amira

"Oh iya Agam" sela ayah kepada Agam
"Bisa bantu ayah sebentar, kran di kamar mandi air nya nggak mau keluar" pinta ayah pada Agam

Agam mengangguk mengerti,
"Iya yah, Agam cek dulu ya, nanti coba Agam benerin" balas Agam, yang beranjak langsung ke kamar mandi

Nampaknya ibu masih ingin berbincang lama dengan Amira

°°

Setelah perbincangan Amira dan ibu di depan, Amira pun masuk kedalam kamar

Ia melihat Agam yang tengah mengganti bajunya membelakangi Amira

"Mas"

Agam sekilas menoleh ke arah Amira,
"Iya, Amira? Ada apa?" Tanya Agam pada Amira

"I'ibu-- tadi nanya, soal cucu" ucap Amira Tiba2

Setelah Agak mengganti baju nya, ia membalikkan badannya ke arah Amira

"Amira, dengerin mas baik baik"
"Kalau memang udah rezekinya, nanti juga Allah bakal ngasih ke kita" ucap Agam kepada Amira

Amira belum pernah sama sekali digauli oleh Agam sendiri, Agam masih trauma dengan apa yang ia lakukan saat setelah mencium kening Almh Rizka

Amira berencana untuk meminta hubungan suami istri dengan Agam, namun Agam sekali lagi masih menolaknya,
"Mas"
"Amira Mau--, em, mau--

"Amira"
"Jangan dipaksakan"
"kalo Amira memang belum siap, jangan dipaksakan" ucap Agam lagi kepada Amira

Amira pun menundukkan wajahnya, ia nampak lesu,
"Em, i'iya mas, Amira minta maaf" ucap Amira pada Agam

Agam mengangguk senyum,
Ia menarik lembut lengan Amira untuk duduk di atas ranjang

Agam menatap Amira,
"Istriku"
"Yang sabar ya, mas bakal nunggu, kalau kamu memang benar benar siap"
"Sekali lagi, jangan paksakan diri Amira, ikuti kata hati Amira" pinta Agam menenangkan Amira

Setelah mendengar ucapan dari Agam, Amira pun memeluk Agam

Agam meneguk salivanya, ia terkejut ketika Amira memeluknya,
"A'Amira?" Pekik Agam

Agam tampak membalas Dengan mendekap tubuh mungil Amira

"Begini saja, jangan dilepas" pinta Amira

Agam mengangguk,

Tak lama,
Amira mendongakkan wajahnya ke arah Agam,
"Mas"

"Hm?"

"Apa nanti aku bakal punya anak?" Tanya Amira pada Agam

Agam Meneguk salivanya
"Kalau Allah mengizinkan, pasti bakal terjadi" balas Agam

°°

Next ✓✓✓✓✓

Ada komentar?

Ada komentar?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[TAMAT] SUAMIKU ADALAH KAKAK IPARKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang