Tujuh: Sambat Sambutan

2.2K 263 10
                                    

Firas Akbar.

Seperti sudah menjadi kebiasaan saat Naya akan kerja di suatu tempat, Naya akan cari nama calon rekan atau atasan kerjanya di internet. Dan di era seperti ini, mudah banget menemukan data diri mereka di mana-mana. Salah satunya LinkedOn. Namun betapa ajaibnya sosok ini. Ketika Naya ketik namanya di kolom pencarian beberapa minggu lalu, tak ada satupun media sosial. Cuman beberapa artikel saja. Itupun tanpa foto.

Am I taking the wrong decision?

Kalimat yang bahkan sampai tadi di depan pintu masih bercokol di kepalanya, seketika menguap begitu melihat sosok di depannya. Dengan ketiadaannya di media sosial, cara bicaranya yang baku, dan nomor ponselnya yang super jadul, nggak aneh kalau Naya membayangkan Firas dengan tampilan otentik dan kurang kekinian.

Betapa terkejutnya ia begitu seorang cowok mengenakan setelan kaos hitam distro, celana khaki selutut, dan sepatu sneakers, lengkap dengan tato di betis kirinya, berdiri di depannya.

"Mas Firas?" tanya Naya dengan suara ragu. Memang cuman Firas yang memanggilnya Autumn seperti barusan.

"Akhirnya ketemu juga," sosok ini mengulurkan jabatan tangannya, "Salam kenal. Firas," katanya memperkenalkan diri sambil tersenyum.

Sebentar, dari suaranya yang tegas dan lugas, Naya nggak menyangka kalau ketika berhadapan langsung, rupanya sorot mata Firas lebih teduh dan sopan dari bayangannya.

"Naya," jawabnya menjabat tangan Firas dan ikut tersenyum.

"Oh, kamu lebih sering dipanggil Naya, ya?" tanyanya. Apa-apaan, nih? Kenapa seketika mood sekelilingnya berubah? Naya kira, orang yang namanya Firas itu tipikal atasan nyinyir dan tegas nggak jelas.

"Iya, Mas," Naya mengangguk, masih tersenyum.

"Tapi, nggak apa-apa kan, kalau saya lebih pilih panggil kamu Autumn? Kedengarannya lebih bagus," katanya santai. Ya yang meski santai tapi tetap saja bahasanya baku dan tertata.

"No worri—" buru-buru Naya menahan kalimatnya. Sebelum kena semprot lagi. Kan nggak lucu. Kerja belum mulai, semprot sudah duluan. "Nggak apa-apa, Mas."

"Oh ya, Firas aja. Nggak usah Mas begitu. Umur kita juga bedanya cuman empat tahun," jelasnya.

Cuman. Empat tahun itu lumayan. Kalau di jenjang kuliah mungkin sudah lulus. Obrolan mereka terhenti ketika tiba-tiba terdengar suara perut Naya yang bergemuruh.

"Baru sampai tadi, ya? Belum sempat makan?" tebaknya dengan wajah serius.

"I—ya, Mas. Eh, Ras. Rencananya baru mau cari makan setelah ngecek kantor," ungkap Naya. Pipinya terasa hangat karena malu. Belum apa-apa sudah mempermalukan diri. Perut juga kayak nggak disekolahin. Bunyi nggak tahu tempat. Sejak Naya kena GERD, begini nih.

"Ya, sekalian saja, deh. Awalnya makan sambutannya mau besok. Tapi karena sudah ketemu lebih cepat, hari ini aja," ujar Firas.

"He? Ngg—nggak usah, Mas. Eh, Ras. Lagian, saya niat makan di Soto Pak Sipit, kok. Bukan di kafe ini," sergah Naya buru-buru.

"Memangnya, kamu kira saya mau ajak kamu makan di kafe ini? Sebegitu iritnya saya?" balasnya. Lah, mood berubah lagi tiba-tiba. Nggak tertebak banget, sih.

"Ngg—nggak gitu, Ras," sanggah Naya cepat.

"Ya sudah. Mau di Sipit aja? Padahal awalnya saya mau ajak kamu ke Oen. Nggak mau Oen saja?" tawar Firas lagi.

Naya menggeleng, "Sipit, please," bujuknya sambil nyengir.

"Ya sudah. Dikasih lebih, tapi nggak mau. Salah kamu, ya," ucapnya. "Ayo," ajaknya sambil berjalan ke mobilnya.

"Mas—eh, Ras, naik motor saya aja, gimana? Is it fine? Atau harus naik mobil—"

"Zodiak kamu apa, sih? Suka banget ngatur orang?" ucapnya.

Lagi. Dengan wajah serius. Sampai Naya harus menebak. Ini bercanda atau bagaimana sih?

"Ya sudah. Kamu ya yang minta. Jangan sampai kamu nanti olok-olok saya, bilang pelit," tandasnya lagi, "Sini kuncinya. Untuk satu ini saya nggak akan kompromi. Saya nggak percaya dibonceng sama cewek."

Naya menghela napas. Kalau Firas mengatakan itu di Jakarta, sudah habis dia diserang feminist. Omong-omong, Naya baru ngeh, rupanya di salah satu bagian tato kaki kirinya Firas ada komponen titik koma.

Is he a survivor?

🛵

Years of Autumn (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang