Sebulan telah berlalu, tanpa terasa waktu bergulir begitu cepat, selama sebulan tinggal di komplek ini Adillah dengan cepatnya beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Hampir seluruh penghuni kompleks mengenalinya, dan sampai hari ini Adillah masih berleha-leha tinggal di rumah tanpa kegiatan, Dia juga bingung mau buat usaha apa, dia akan memikirkannya lagi setelah pulang dari merilekskan pikirannya.
Dan disinilah dia berada sekarang menjelajah menelusuri tempat-tempat wisata di Bali sendirian, mengingat lagi kenangannya beberapa tahun yang lalu bersama Sasha di Raja Ampat.
Berdiri di tempat dengan pemandangan alam yang begitu mempesona, Perbukitan yang hijau dipenuhi dengan pepohonan tropis yang lengkap dengan area persawahan dan lembah. Karena tempatnya yang begitu romantis dan eksotis, Bukit ini juga dijuluki sebagai Bukit Cinta Campuhan. Sayangnya karena lokasinya yang memang agak tersembunyi, menyebabkan belum banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat ini. Namun karena itulah kawasan ini masih sangat alami dan terjaga keasriannya.
Seketika perasaanya menjadi damai sejenak melupakan masalah yang membuatnya penat.
Ketika Adillah bersiap untuk kembali ke penginapan dirinya dikejutkan oleh kehadiran seseorang yang sudah berdiri di belakangnya, saat membalikkan badannya dia terkejut melihat sosok yang dikenalinya berdiri tidak jauh darinya yang juga terlihat terkejut melihatnya.
"Kak Azzal?" gumamnya.
"Kamu Dillah kan?" tanya Azzal yang juga terkejut.
"Iy.. iya.. Kak."
"Ngapain disini?"
"Kakak sendiri ngapain disini?" tanya balik Adillah.
"Lagi survei lokasi sekalian jalan-jalan," jawab Azzal santai.
"Gak takut jalan sendirian?" tanya Azzal lagi.
"Ngapain takut, disini rame kok."
"Kalau kamu ngapain di Bali?" tanya ulang Azzal.
"Cuman buang penat aja Kak."
"Kebetulan nih, aku juga sumpek dengan kerjaan makanya nyempetin ke tempat ini, disini tenang banget soalnya pemandangannya bagus. Bagaimana kalau kita jalan-jalan aja, gak ada yang marahkan kalau aku ajak?" ajak Azzal.
Sejenak Adillah berpikir, dia merasa tidak enak juga kalau menolak ajakan Azzal dikiranya sombong lagi.
"Emang Kakak gak punya teman diajak jalan?" tanyanya ragu.
"Apa kamu melihat orang lain selain kita disini?" tanya balik Azzal.
"Nggak Sih, nggak enak aja Kak, entar pacarnya Kakak ngelabrak aku." seloroh Dillah.
Azzal hanya tersenyum mendengar ucapan Dillah, tanpa menunggu lagi Dia lalu menarik tangan Adillah mengajaknya melangkah ke suatu tempat, mau tidak mau Adillah pun menurut karena tangannya sudah terlanjur di tarik oleh Azzal. Sepanjang perjalanan Adillah tak henti-hentinya merasa khawatir karena takut jika tiba-tiba kekasih Azzal muncul dan melabraknya.
"Kak, lepasin dong gak enak diliatin orang," tegur Dillah yang melangkah di belakang Azzal.
"Biarin aja, paling mereka mengira kita ini pasangan," jawab Azzal santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMILIK HATI (END)
RomanceCerita ini spin off dari LOVE IN SILENCE Jika hati telah memilih, disitulah dia akan singgah untuk bertahta, namun jika hati yang terpilih itu memiliki hati yang lain, maka perlahan hati yang memilih itu akan mundur perlahan tanpa menoleh. Tetapi ak...